42. first time

5.6K 742 69
                                    

42. Pertama kali.

"Ck!"

Lucas mendecakkan lidahnya dengan bibir yang terlihat basah.

Mata birunya melirik Gilbert dengan tatapan kesal.

"Apa kau tidak tahu caranya mengetuk pintu?"

Wajah Gilbert terlihat merah padam dengan pupil mata yang bergetar, melihat tubuh Selina yang masih berada diatas dada bidang Lucas.

"Ah, i... Itu. Saya telah mengetuknya."

Bukan hanya sekali, tetapi sudah diketuk berkali-kali.

Hanya saja...

'Kalianlah yang tidak mendengarnya. Karena sibuk melakukan sesuatu.'

Mata gilbert berpindah kearah dada bidang Lucas yang terlihat dari balik bajunya.

Kemana perginya kancing-kancing itu?

Kenapa kancing atasnya terbuka semua?

Tunggu dulu! Sekarang apa yang sedang mereka lakukan?

Gilbert menelan ludahnya sendiri sambil menenangkan hatinya.

Sekarang dia harus menerima kenyataan yang ada di hadapannya.

Pangeran Lucas yang dilayaninya sudah tidak murni seperti dulu lagi.

Jika saja dirinya telat masuk beberapa menit saja. Pemandangan didepannya tidak hanya seperti ini. Mungkin saja akan terjadi...

Ehm...

Adegan yang sama sekali tidak pantas untuk dibayangkan.

Pangeran Lucas sekarang telah dewasa seutuhnya.

"Yang mulia."

Suara lembut Selina mencairkan suasana yang tidak mengenakkan disekitar mereka.

Selina berdiri sambil merapikan kancing baju yang dipakai oleh pangeran Lucas, dengan tangan yang tidak terlihat ragu seakan ini adalah hal yang biasa dia lakukan.

"Tampaknya anda masih memiliki banyak pekerjaan, kalau begitu saya akan kembali ke kediaman Moroel sekarang."

Selina tersenyum kecil sambil menyipitkan kedua matanya.

Tentu saja Lucas tahu, tidak mungkin wanita itu mencemaskan kesibukannya. Tampaknya Selina hanya bosan. Atau mungkin... Dirinya sudah tidak memiliki keinginan untuk melanjutkan pembelajarannya.

Sambil mengangkat kedua ujung gaunnya, Selina melangkah keluar dari kamar tidur Lucas. Meninggalkan Gilbert yang masih berkeringat dingin diruangan itu.

Tuk!

Mata biru Lucas yang biasanya terlihat lembut entah kenapa terlihat tajam hari ini.

Gilbert memberanikan dirinya untuk mengamati wajah Lucas yang ada didepannya.

Walaupun tindakannya tidak disengaja, tetap saja. Gilbert merasa dirinya telah melakukan hal yang salah.

"Katanya ada yang ingin dilaporkan kepadaku. Kenapa kau masih diam saja?"

Oh, nada bicara seperti apa ini?

Kenapa yang mulia berbicara dengan nada yang terdengar kesal?

Keringat yang keluar dari dahinya perlahan mengalir turun membasahi seluruh wajahnya.

"Ah, maafkan saya yang mulia." Gilbert melangkah mendekat Lucas sambil menyerahkan dokumen yang baru saja dikumpulkannya kembali dari lantai.

"Ini beberapa surat perjanjian dari bangsawan."

The villainess partner in crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang