15. the plan

8.7K 1.2K 23
                                    

15. Rencananya.

[Update lagi nih.... Sekali lagi, kalau mau cepat di update budayakan vote terus yah di tiap chapternya☺ jangan jadi silent reader yang meresahkan author 😢]

"Haruskah kita bertunangan? "

Kata ini membuat selina terdiam beberapa saat. Melihat tidak ada jawaban yang keluar dari mulut selina, Lucas membuka perlahan kelopak matanya yang tertutup.

Mata birunya disambut oleh tatapan mata merah yang seperti darah. Pupil mata itu sedikit bergetar, Lucas tidak memalingkan pandangannya dari mata selina, karena mata itu tidak terlihat seperti mata seseorang yang mendengar berita yang menyenangkan.

'Pupil matanya bergetar, apa aku salah lihat? '

Tidak, memang pupil mata selina sedang Bergetar. Lucas dapat memastikan hal itu dengan jelas sekarang.

Bagi selina ajakan pertunangan dari Lucas bukanlah sesuatu yang membahagiakan.

Bagaimana dia bisa lupa bahwa tunangan yang nantinya akan menjadi istri dan ratu negri ini akan mati ditangan rajanya sendiri.

'Dia memberikanku undangan kematian?'

"Tidak!" Selina menolak ajakan itu dengan tegas. Dirinya tidak boleh melangkah kedepan pintu kematiannya dulu, tidak mudah telah diberikan kesempatan untuk melaksanakan skenario kematian yang disusun olehnya. Oleh karena itu sebelum rencananya gagal, dirinya tidak boleh mati dulu sekarang.

"Huh?" Lucas terlihat bingung, apakah menjadi tunangannya itu adalah hal yang buruk? Tentu saja pertanyaan itu keluar begitu saja, karena dirinya merasa menjadi pasangan selina sangatlah menyenangkan. Karena itu dia ingin terus bermain bersama selina.

"...... Jangan katakan hal itu lagi, saya masih belum ingin mati cepat yang mulia." Selina masih mengingat isi berita yang dibaca olehnya mengenai ratu yang menjadi istri Lucas dulu. Kematian yang sangat mengenaskan, Lucas tidak langsung membunuhnya dengan cepat, melainkan memotong-motong bagian tubuhnya dulu, sehingga semua bagian tubuhnya terpisah satu sama lain.

Kematian seperti itu tidaklah menyenangkan. Lagi pula jika dirinya bisa memilih, Mati dengan cara dipenggal atau meminum racun adalah cara yang paling nyaman. Kematian itu datang dengan cepat, sehinga sakit yang dirasakannya juga tidak bertahan lama.

'Posisi ratu'

Jika bisa, dirinya ingin menghindari posisi itu. Mata Lucas yang masih bertautan dengan matanya tidak memancarkan rasa cinta sama sekali. Pasti tawaran itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk diterima.

"Mati? Apa yang kau katakan selina? Kau tidak salah mendengarnya bukan? Aku mengajakmu bertunangan, bukan mengajakmu bunuh diri." Bagaimana cara kerja isi kepala kecil yang ada didepannya ini? Bagaimanapun juga, kedua kata itu sangat berbeda. Dilihat dari raut wajah Selina, Lucas tahu bahwa wanita ini tidak bercanda dengan jawabannya. Selina memang merasa ajakan itu seperti ajakan kematian.

" Iya, saya mengerti perkataan yang mulia. Saya tidak salah mendengarnya, jawaban saya akan tetap sama. Saat ini saya tidak mau bertunangan maupun menikah dengan anda." Tampaknya ekspresi selina yang tadinya terlihat dingin, sekarang telah sedikit melunak.

"Baiklah jika itu mau mu. " Lucas menyipitkan kedua matanya sehingga membentuk setengah bulan sabit. Kedua sudut bibirnya ditarik keatas sehingga wajah tersenyumnya yang biasanya terlihat seperti malaikat itu, sekarang lebih terlihat seperti wajah anak kucing yang manja. Penolakan dari selina tidak membuatnya merasa kecewa maupun sedih, dia hanya menjawab selina dengan santai.

Suara nafas Lucas yang teratur membuat suasana diruangan itu terasa hangat. Aneh sekali, sudah lama selina tidak merasa setenang ini. Berada didalam satu ruangan bersama dengan lelaki yang paling berbahaya di Kerajaan ini, justru membuatnya tenang. Selina menertawakan dirinya sendiri, jelas sekali dirinya tidak waras. Walaupun kadang kala dia melupakan hal itu, hal seperti ini membuat selina mengingatnya kembali.

The villainess partner in crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang