34. my bestfriend

5.9K 968 30
                                    

34. Teman baikku

[Jangan lupa vote, comment dan sharenya buat terus dukung karya ini ya🥰]

"Marquess" Selina mendekatkan wajahnya kearah dada pasangan dansanya, sambil mengangkat wajahnya agar mata mereka saling berpandangan. "Apa anda merasa panas?"

"Huh? Eh!"

Tidak mengerti dengan pertanyaan selina yang tiba-tiba membahas tentang rasa panas, membuat Marquess millord tidak dapat menjawabnya dengan cepat.

Selina tersenyum sekecil sambil berkata lagi dengan nada suara yang terdengar menggoda. "Lihatlah wajah dan telinga anda sangat merah. Apa anda sangat panas?"

"Ah... Be.. Benar, panas sekali. Hu.. Ha.." Marquess millord akhirnya mengerti tentang hal yang dibicarakan oleh selina. Dia mencoba untuk terlihat gerah, agar selina tidak sadar bahwa wajahnya memerah bukanlah karena panas, melainkan karena gugup dan tersipu dihadapan selina.

Tentu saja selina tahu jelas, mengapa wajahnya seperti itu. Tetapi selina sengaja berpura-pura bodoh, sambil bertanya tentang hal itu, karena ingin mengamati ekspresi millord yang tampak bodoh.

"Sayang sekali tangan kita sedang terhubung sekarang. Jika tidak, aku pasti akan menghapus keringat anda dengan tanganku ini." Selina terlihat sedikit kecewa, sambil menurunkan pandangan matanya kearah jarinya yang terhubung dengan millord.

Wajah millord yang merah itu terlihat semakin memerah. Selina dapat merasakan tubuh millord yang sedikit bergetar, karena mendengar perkataanya.

"Anda tidak perlu melakukan hal seperti itu kepadaku, lady." Millord berusaha bersikap tenang. Sambil memberikan senyum kecil kepada selina.

Namun, selina tidak menginginkan ketenangan millord sama sekali.

"Kenapa? Jika anda menolak saya seperti ini, saya akan merasa sedih." Seketika itu juga, ketenangan yang dikumpulkan sekuat tenaga oleh millord menjadi hancur berkeping-keping.

Langkah kakinya juga terhenti. Musik dansa yang masih terus dimainkan tidak membuatnya bergerak sedikitpun, seakan tubuhnya terbuat dari patung tanah liat.

"Marquess?" Selina kembali memanggilnya dengan wajah terkejut.

Tetapi Marquess millord hanya memandangi selina dengan mulut setengah terbuka.

'Lelaki bodoh! Apa kau pikir, aku tertarik kepadamu?'

Saatnya membangunkannya dari mimpi.

"Apa anda begitu terkejut mendengar perkataan saya barusan?" Tampaknya Marquess kembali sadar dari pikirannya sendiri.

Kakinya yang terdiam kaku, sekarang mulai bergerak mengikuti alunan musik, sambil memimpin langkah kaki selina dengan Anggun.

"Jujur saya sedikit terkejut, lady." Senyum yang hilang dan muncul dari wajahnya, sama sekali tidak dapat dia tutupi.

"Bukankah sesama teman harus saling membantu, jika temannya kesulitan?" Kata teman, sengaja diucapkan oleh selina, untuk memancing millord. Benar saja, wajah millord yang tersenyum seperti orang bodoh itu, mendadak menjadi kaku.

"Ah! Maaf, saya telah lancang jika berpikir kita adalah teman. Maafkan saya Marquess." Selina menundukkan sedikit kepalanya untuk meminta maaf. Nada suaranya pun terdengar sedih.

Dengan begini, Marquess millord tidak akan mempermasalahkan perkataanya barusan.

"Bukan begitu lady.... Saya hanya sedikit terkejut. Tentu saja sebuah kehormatan untuk saya, jika dapat dekat dan berteman dengan lady." Selina tersenyum kecil, sambil menutupi niat hatinya yang sebenarnya.

The villainess partner in crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang