46. Please don't do this.

5K 803 77
                                    

46. Tolong jangan lakukan ini.

[Yuk vote dulu sebelum baca.]

"Selina"

Suara Arden terdengar sedikit dingin, dengan wajah kaku yang terlihat seperti sedang menahan amarahnya.

Setelah mengucapkan salam kepada pangeran Lucas, Arden membawa Selina untuk menuju balkoni pribadinya.

Sekarang hanya mereka berdua yang berada di balkon ballroom tanpa ada seorangpun yang mengganggunya.

Tangan Arden bergerak kearah leher Selina, sehingga jari panjangnya menyentuh kalung yang tergantung di lehernya.

"Kalung ini... "

Arden mengerutkan kedua alisnya dengan tidak nyaman.

"Ada apa dengan kalung ini Duke?"

Kalung pemberian lelaki lain.

Jelas itu bukanlah hal yang menyenangkan, bahkan hal ini tidak perlu ditanyakan lagi. Tetapi Selina sengaja menanyakan hal itu.

Karena ekspresi Arden saat ini sangat menyenangkan untuk dilihat.

"... Bukankah itu pemberian pangeran ketiga?"

Selina tersenyum lebar sambil memegang kalung mermaid tears yang masih menghiasi lehernya.

"Benar, bukankah ini sebuah kehormatan untuk mengenakannya?"

Pemberian keluarga kerajaan kepada bangsawan dapat berarti sebuah kehormatan.

Itu jika tidak ada maksud lain dari keluarga kerajaan.

Namun kalung ini diberikan oleh Pangeran Lucas karena dia memiliki hati kepada wanita yang ada didepannya.

Arden ingin sekali menarik kalung itu hingga terputus.

Tetapi jika dia melakukan hal itu, dirinya akan dihukum karena melecehkan pemberian keluarga kerajaan.

"Tetap saja itu pemberian lelaki lain."

Ha!

Selina ingin tertawa terbahak-bahak didalam hatinya ketika mendengar perkataan itu.

Kau terdengar seperti sedang cemburu.

Kau? Seorang Arden dapat cemburu karena kalung ini?

"Hanya ini kalung terbaik yang pernah kumiliki. Jika anda tidak menyukainya, seharusnya anda memberikan kalung yang sesuai untuk menandingi nilai kalung ini."

Selina tetap menjawabnya dengan enteng, seolah tidak merasa ada masalah diantara mereka.

"Haaa... "

Arden menghela nafasnya dengan berat.

Jari tangan panjangnya berpindah dengan perlahan.

Jari-jari itu menyentuh leher putih Selina.

Kemudian kelima jari itu membungkus lehernya dengan sedikit tenaga.

"Ukh"

Cengkraman itu membuat Selina kesulitan untuk bernafas, tetapi Selina sama sekali tidak menggerakkan tangannya untuk melepaskan cengkraman itu.

Pupil mata merah Selina hanya menatap lurus pupil mata hitam Arden.

Haa...

Haa...

Selina membuka sedikit bibirnya untuk bernafas melalui mulutnya, semudian tawa kecil keluar dari bibirnya.

"Kenapa kau tertawa?"

The villainess partner in crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang