37. marquess millord

5.9K 1K 105
                                    

37. Marquess Millord

[Jangan lupa vote, comment dan share sebelum baca y.]

Arden menempelkan gelas wine ke bibirnya. Dengan perlahan, Arden menyeruput sedikit wine merah yang ada didalamnya.

Rasa manis pahit alkohol perlahan masuk kedalam lidah dan tenggorokannya. Semua itu perlahan membuat pikirannya yang kacau menjadi tenang.

"Duke, nona molly telah menunggu didalam kamar tidur anda." Mendengar perkataan dari asistennya, membuat Arden menarik nafas panjang. Wajah tampannya terlihat bosan, sambil menyandarkan tubuh kekarnya di sandaran sofa. Arden meletakkan kembali gelas winenya keatas meja.

Akhir-akhir ini suasana hatinya kurang baik. Kehidupannya yang sebelumnya baik-baik saja, sekarang menjadi sangat membosankan.

Semua ini dikarenakan oleh seorang wanita yang bernama Selina Elisabeth moroel. Wanita cantik yang sedikit angkuh itu, akhir-akhir ini selalu memenuhi isi kepalanya.

Bahkan saat Arden memejamkan matanya, sosok indah wanita itu yang terlalu mempesona selalu tergambar dengan jelas didalam pikirannya.

Walaupun Arden telah merendahkan sedikit harga dirinya untuk mengirimkan surat kepada wanita itu, tetap saja tidak ada satupun balasan yang didapatkan olehnya.

"Saya tidak berniat masuk kedalam kereta pribadi bersama calon suami wanita lain."

Haa....

Sekali lagi Arden menghela nafas panjang sambil menyentuh pelipisnya dengan jari lentiknya.

Penampilannya yang terlihat tidak seperti biasanya itu, membuat asistennya memandanginya dengan bingung.

'Calon suami orang lain...'

Arden tertawa kecil sambil terus memikirkan perkataan itu.

"Kau memang pintar dalam mempermainkan perasaanku" Tindakan selina membuat Arden merasa frustasi. Apa dirinya harus menghentikan pernikahannya, agar wanita itu dapat mendekat kepadanya?

"Du.. Duke." Asisten Arden memanggilnya dengan ragu. Wajahnya terlihat sedikit kesulitan. Jika itu Arden yang biasanya, pasti dia akan segera menuju kamar tidurnya tanpa ragu. Tetapi Arden yang sekarang bukan saja tidak beranjak dari tempat duduknya, dia juga terus-menerus menghela nafas panjang dan terlihat sangat frustasi karena memikirkan sesuatu.

"Hm? Ada apa lagi?" Arden mengerutkan kedua alisnya karena merasa kesal melihat asistennya yang terus mengganggu waktu pribadinya.

"Nona molly telah menunggu anda." Asistennya meneruskan perkataanya dengan nada suara yang terdengar bergetar karena tidak tahu harus berbuat apa.

"Ah, molly.... Bawa saja dia kembali ke kediamannya." Mata asistennya membulat ketika mendengar pernyataan itu.

Tuannya yang biasanya terlihat seperti jelmaan incubus, sekarang ingin mengirim kembali wanita yang sudah berada didalam kamarnya?

(*Incubus:iblis sex)

Asistennya hanya dapat mengangguk pelan, untuk melakukan perintah tuannya. Sambil menghapus keringat dingin yang terus membasahi dahinya.

Arden yang tinggal sendiri didalam ruang kerjanya, terus mengumankan nama wanita yang berada didalam pikirannya.

"Selina..."

"Selina Elisabeth Morel.."

"Apa yang harus kulakukan agar dapat memilikimu?"

Seluruh wanita yang ditemuinya sekarang, bahkan tidak dapat membuat 'miliknya' berdiri.

The villainess partner in crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang