Srakkk
"Kamchagi!"
Taehyung yang terbangun dengan langsung menyibak selimut langsung menoleh mendapati Seokjin,Namjoon dan Hoseok berada dikamarnya. "Kenapa kalian disini?" Tanyanya. "Sepagi ini?"
"Kami dari tadi menyuruhmu bangun karna ingin mengajakmu berolah raga di taman belakang." Ujar Hoseok. "Tapi kau- ck! Susah sekali dibangunkan sedari tadi sampai aku meminta bantuan Namjoon dan Jin hyung."
Taehyung menyengir tanpa dosa. Ia lantas teringat sesuatu. "Ah iya,dimana Jimin?"
Seokjin mengernyit. "Jimin?"
Taehyung mengangguk antusias. Senyuman lebar tak luntur dari bibirnya. "Iya,dimana dia? Kemarin dia sudah kembali bersama kita kan?"
Seokjin,Hoseok dan Namjoon kompak mengernyit. "Jimin?" Kompak mereka bertiga dan diangguki Taehyung dengan wajah sedikit bingung.
"Iya Jimin. Kalian juga sudah bertemu dengannya kan?"
Mereka bertiga kompak menggeleng membuat hati Taehyung mencelos. Ia lantas kembali murung dan menundukkan kepalanya. Apa semuanya hanya mimpi?
Tapi- kemarin terjadi seperti nyata? Apa ia terlalu merindukan sahabatnya itu?
Tidak! Semua tidak hanya mimpi! Semua sangat nyata.
Hoseok hendak menyentuh bahu Taehyung. "Taehyung-ah,kau-"
Taehyung langsung menyentak kasar tangan Hoseok. Tanpa meminta maaf,Taehyung langsung meringsut masuk kedalam selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.
"Maaf hyung,bisakah kalian meninggalkan ku sendiri?"
Seokjin hendak membuka selimut Taehyung namun ditahan oleh Namjoon dan menggelengkan kepalanya,memberikan isyarat agar Seokjin tak membuka selimut Taehyung.
"Bisa kalian pergi sekarang?" Ujar Taehyung dengan nada yang sedikit mengusir.
"Baiklah,jika kau butuh sesuatu,ketaman belakang sa-"
Ucapan Seokjin terhenti saat Taehyung langsung mendudukkan dirinya dan membuka selimut yang menutupi badannya. Ia menatap datar ketiga hyung nya. "Bisa kalian pergi sekarang?" Ujarnya penuh penekanan.
Mau tak mau mereka lantas keluar dari kamar Taehyung dengan perasaan khawatir,takut kalau Taehyung berbuat yang bisa mengancam nyawanya. Karna dulu Taehyung juga pernah hampir mengakhiri nyawanya hanya karna merindukan Jimin.
Mereka menutup pintu dengan perlahan. Seokjin langsung menghela nafasnya. "Apa dia baik-baik saja? Apa aku kelewatan tadi?"
🌞🌚🌞🌚
Dihalaman belakang istana,terdapat 2 namja yang sedang berlatih memanah,dan satu namja lagi tidur dipinggir halaman.
Namun jika semua orang menganggapnya benar-benar tidur,itu tidak sepenuhnya benar. Nyatanya ia mencuri pandang pada kedua dongsaengnya yang sedang berlatih. Sesekali ia akan tersenyum tipis.
Senang rasanya ia bisa melihat adiknya kembali,tertawa lepas tanpa beban seolah hari kemarin seakan tak ada.
Namun saat mata sipitnya melihat pergerakan kedua namja itu akan menoleh kearahnya,ia buru-buru memejamkan kembali matanya sambil menutupi dengan lengannya.
Derap langkah terdengar ditelinganya,menandakan mereka berdua berjalan kearahnya.
"Yoongi hyung,ireonayo." Yoongi tetap diam tanpa merespon. "Apa sehari tak tidur membuatmu mati hyung?"
Yoongi langsung membuka matanya dan menjitak kepala namja berigi kelinci yang berujar tanpa difikir terlebih dahulu. "Kau mendoakan ku tiada?"
Jungkook menggelengkan kepalanya. "Aniya,aku kan hanya-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow of the Light
Fantasy[COMPLETED] [S2 OF 7 ELEMENTAL : THE CHOSEN] Orang yang sudah tiada tidak bisa hidup kembali,kecuali ia mendapat keberuntungan untuk hidup sekali lagi. Tak banyak yang mendapatkan keberuntungan itu. Namun pasti ada salah satunya,contoh nya Park Jimi...