🌞SOLT : 10🌚

525 88 15
                                    

VOMENT YANG BANYAK YA BIAR AKU JUGA MAKIN SEMANGAT KASIH DOUBLE UP BUAT KALIAN^^

UDAH DOUBLE HARUS RAME LAH YA~









🌞𝕾𝖍𝖆𝖉𝖔𝖜 𝖔𝖋 𝖙𝖍𝖊 𝕷𝖎𝖌𝖍𝖙🌚











Hari sudah berganti malam,keadaan desa sudah sedikit sunyi hampir tak ada yang berlalu lalang,padahal ini belum larut. Tapi meski begitu,Jimin masih saja terus berjalan mengelilingi desa. Ini adalah desa ke 3 yang Jimin kunjungi,namun tak menemukan titik terang apa yang ia cari.

Jimin menghela nafas nya lelah,ia terpaksa beristirahat dikursi kayu tak jauh darinya. Sedikit memijat-mijat betisnya yang terasa pegal.

Harusnya sejak tadi ia sudah bisa kembali dengan cepat,namun karena keadaannya harus memaksa ia berjalan kaki,karna Ddosun tak kunjung menjawab dan muncul dihadapannya.

Jimin mengambil botol air ditas nya. Lagi-lagi ia menghela nafasnya karna air yang ia miliki tinggal sedikit,jadi ia harus menghemat dan meminumnya sedikit.

"Ini adalah desa ke 3 yang ku kunjungi. Tapi aku tak kunjung menemukannya." Gumamnya sambil menutup botol minumnya dan memasukkannya kembali kedalam tas.

'Dia ada disekitar sini.'

"Apa kau yakin?" Jawab Jimin pelan pada suara yang sudah biasa ia dengar sekarang.

'Ya. Ayo lanjutkan perjalanan.'

Jimin mengangguk kecil,ia langsung bangkit dan kembali berjalan menyusuri desa. Saat ada belokan kekanan dan kiri,ia bingung harus kemana sekarang.

'Kanan,aku merasakannya dari sana.'

Jimin mengangguk dan berbelok kekanan. Sudah hampir jauh Jimin berjalan namun ia tak menemukannya sama sekali,ditambah kondisi yang sepi membuatnya kesusahan.

Netra Jimin sedikit menyipit saat melihat ada salah satu warga yang sedang mengunci pintu,ia berjalan mendekat berniat untuk bertanya.

'Ketemu.'

"Ahjussi,boleh aku bertanya?" Tanya Jimin ramah saat sudah berada didekat paruh baya itu.

Paruh baya yang hendak mengunci pintu rumahnya itupun menoleh. "Tentu saja,apa yang ingin kau tanyakan?" Balasnya ramah.

"Apa kau masih mengingat raja Jeon Hyeonjun?" Tanya Jimin yang membuat wajah tabib itu kini pucat pasi.

Paruh baya itu lantas segera masuk namun dicekal oleh Jimin. "Aku tau kau tabib itu kan?"

Paruh baya itu terkejut,ia lantas menyentak tangan Jimin dan segera masuk,ia hendak menutup pintu namun Jimin lebih dulu menahannya.

"Pergi kau! Aku tidak mengenalmu dan aku tidak tau siapa yang kau maksud." Balasnya sedikit gugup.

"Kau mengenalku." Tekan Jimin.

"Tidak- aku tidak-"

"Jimin. Park Jimin putra dari Park Jaehyeon dan Park Ryunji." Jimin lantas menatap dingin mata paruh baya itu hingga membuat tubuhnya sedikit bergetar karna takut.

Wajah yang tadinya sangat menyeramkan,dalam sepersekian detik,ekspresi wajahnya berganti dengan ekspresi ceria,seolah ia baru saja mendapatkan sesuatu.

"Kau ingat sekarang?"

Paruh baya itu sedikit terkejut,ia lalu menghela nafas dan membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

"Silahkan masuk pangeran Jimin."

Shadow of the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang