Epilog

864 98 102
                                    

Buat voting nya tenang,masih aku tunggu kok. Hitungannya klo ada yg coment double,misal milih nya no 1 dan kalian di nomer itu comen 2x jadi di nomer satu itu kalian aku hitung cuma 1 ya^^

Voting sementara yang unggul no.2 waktu aku hitung ulang,dan diposisi ke dua ada no.1 jadi kayak no. 1 sama 2 kek kejar-kejaran dari kemarin🤣

Yang mau book nya dipublish dulu voting ya,yang udah voting di nomer 2 gak boleh voting lagi dinomer yang sama ya biar gk double^^ tp yg udh terlanjur gpp aq sneng krn dg itu aku bisa liat kalian antusias banget. Tenang,Voting nya masih belum ku tutup kok,masih panjang waktunya😆









◦•●◉✿Happy Reading✿◉●•◦













Seoul,06.10 AM.

Sinar mentari perlahan memasuki celah-celah jendela. Mengganggu tidur seorang pemuda yang sedari tadi tidur nya juga nampak tak tenang dengan air mata tak henti mengalir sampai membasahi bantal yang ia gunakan.

Isakan-isakan kecil keluar dari bikah bibir plumnya. Mata itu masih setia tertutup sambil terisak kecil.

"Mianhae."

Kriettt

Seorang pemuda yang baru saja masuk,hendak membangunkan seorang pemuda yang masih terlelap,namun urung saat melihat pemuda itu menangis sambil memejamkan mata.

Dengan khawatir ia berjalan kearahnya sambil menepuk-nepuk pelan pipi berisi itu namun si pemuda masih belum mau membuka matanya.

"Hyung,bangun! Ayo bangun lah! Kita bisa telat kesekolah!"

Pemuda yang tadi memejamkan mata,tiba-tiba membuka matanya yang sembab. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.

"Hyung,gwenchana?"

Pemuda yang dipanggil 'hyung' itupun lantas menoleh. Ia langsung terbangun dan memeluk sang adik.

Karena sedikit terkejut hyungnya tiba-tiba memeluknya,ia akhirnya membalas pelukannya sambil menepuk-nepuk punggungnya.

"Kau bermimpi buruk?" Tanyanya.

Pemuda itu mengangguk. Ia mengurai pelukannya dan menatap sang adik sendu.

"Aku bermimpi aku berbuat jahat pada mu,lalu kau dan yang lain menyelamatkan ku,tapi kita semua malah tewas karena kehabisan energi."

Pemuda yang lebih muda itu tersenyum tipis dan mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi berisi hyungnya itu.

"Hanya mimpi,hyung."

Pemuda itu menggeleng kuat. "Aku merasa semua terasa nyata,seolah kita memiliki kehidupan sebelumnya tapi di tempat berbeda dan diri kita yang berbeda."

"Mungkin kau kelelahan hyung akibat membantu memindahkan barang-barang."

"Tapi-"

"Ayo cepat kita bisa terlambat kesekolah,hyung."

Pemuda yang lebih tua itu menghela nafas lalu mengangguk.

"Cepat turun kebawah karena yang lain sudah menunggu mu."








🌞🌚🌞🌚









Suara deritan kursi membuat atensi semua orang yang ada dimeja makan menatap sipelaku yang menampilkan wajah lesu.

Shadow of the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang