Setelah perjalanan malam yang cukup memakan banyak waktu,kini Jimin sudah berada didepan istana. Ia berhenti sejenak saat pintu istana telah dibuka.
"Kenapa kau masih diam saja? Ini sudah malam,ayo masuklah." Ujar Ddosun.
Jimin menoleh kearah Ddosun dengan sorot mata yang sulit diartikan. Ia lantas kembali menatap kedepan dan dengan sedikit ragu kakinya melangkah masuk menyusuri lebih dalam istana.
Beberapa prajurit yang berjaga,membungkuk sebagai rasa hormat pada orang yang memiliki jabatan tinggi.
Tujuannya kini hanya satu. Kamar. Ia harus segera kekamarnya.
Namun karna kamarnya harus melewati ruang makan,ia lantas berhenti saat pintu ruang makan terbuka. Jimin membukanya lebih lebar dan melihat jika bangtan tertidur disana dengan makanan yang masih utuh.
Apa mereka menunggunya?
Mata Jimin berkaca-kaca,namun ia segera mendongak agar tak kembali menangis.
Jimin berjalan kearah Taehyung dan mengusap kepalanya hingga sang empu melenguh pelan karna merasa terusik.
Ia mengucek matanya dan menoleh. "Kau sudah pulang rupanya." Ujar Taehyung dengan suara seraknya.
Sepertinya Taehyung masih belum sadar sepenuhnya. Ia kembali mengucek matanya dan hendak melanjutkan tidur,namun matanya kembali terbuka da langsung menoleh kebelakang.
"Jimin." Pekiknya heboh sambil menghambur kepelukan Jimin.
Pekikkan Taehyung membuat bangtan merasa terganggu dan terbangun.
Taehyung melepas pelukannya dan memutar-mutar tubuh saudaranya itu. "Kau baik-baik saja kan?"
Jimin mengangguk dan tersenyum tipis.
Taehyung lantas memincingkan matanya kearah Jimin. Dilihatnya mata yang membengkak,hidung memerah dan jejak air mata yang masih terlihat dipipi chubby itu.
"Tunggu- kau habis menangis?"
Jimin menggeleng. "Ini karna tadi aku mengantuk,Ddosun mengajakku terbang agar lebih cepat dan malah membuatku terus menguap." Alibinya.
"Jimin,ayo duduk dan makanlah." Jimin menoleh pada Seokjin yang tengah menatapnya khawatir.
Jimin hendak menjawab ucapan Seokjin namun suara deritan kursi membuat Jimin mengurungkan niat untuk berbicara.
"Hyung,aku sudah mengantuk,aku tidur dulu dikamarku."
Atensi Jimin kini mengarah pada Jungkook yang tengah meminum air putih digelas dengan rakus. Saat Jungkook hendak pergi,Jimin langsung menghentikannya.
"Tunggu."
Jungkook terdiam tanpa menoleh.
"Aku tau kau belum makan,jadi tetaplah disini dan makan." Ujar Jimin. Wajah imut dan lembut itu kini berubah menjadi dingin. "Tidak usah repot-repot mencari alasan untuk pergi,karna aku yang akan pergi kekamarku."
Semua yang ada disana terkejut saat mendengar nada suara Jimin yang terdengar sedikit sarkas. Suara yang biasa mengayun lembut kini terasa sangat dingin.
Jimin lantas pergi dari sana,namun ia menghentikan langkahnya didepan pintu dan melirik kebelakang.
"Selamat makan dan selamat malam."
🌞🌚🌞🌚
Disaat matahari belum memunculkan dirinya,langit masih sedikit gelap dengan bertabur beberapa bintang yang menghias,Jimin telah bangun lebih awal dan malah berjalan ke balkon sambil menatap ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow of the Light
Fantasy[COMPLETED] [S2 OF 7 ELEMENTAL : THE CHOSEN] Orang yang sudah tiada tidak bisa hidup kembali,kecuali ia mendapat keberuntungan untuk hidup sekali lagi. Tak banyak yang mendapatkan keberuntungan itu. Namun pasti ada salah satunya,contoh nya Park Jimi...