“Lo mau apa?” tanya Alasya berdiri di depan meja barista.
Tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel Kaze menjawab, “Amer.”
Di tengah ramainya pengunjung kafe di dalam mall tersebut Alasya melongo mendengar jawab singkat nan cepat Kaze. Walaupun memang tampang Kaze tidak diragukan meminum minuman seperti itu ia agak syok. Masa iya di kafe dia pesan yang seperti itu.
“Haa? Yang bener aja!”
Kaze menghela nafas lalu menatap raut Alasya, “Maksud gue americano.”
“Ahh, mana saya mengerti, tuan” ucap Alasya dibuat-buat.
“Americanonya satu, matcha latte pakai es batu yang banyak satu.”
Pelayan wanita tersebut mengangguk ramah seraya menjumlah pesanan mereka berdua di layar komputer. “Baik, mbak.”
Walaupun Kaze sibuk urus ponselnya, laki-laki menyempatkan diri mengeluarkan dompet yang kemudian diberikan pada Alasya. “Ralat, mbak semua esnya dikit aja.”
“Kita split bill apa nggak?” tanya Alasya memastikan dan hendak mengeluarkan uangnya sendiri.
“Di kamus gue yang ngajak jalan berarti dia yang bayarin,” kata Kaze membuat benak Alasya terlintas akan kemarin lusa.
Berarti kalo kemarin gue gak pulang duluan gue yang bayar semuanya? Tanpa sadar telapak tangannya yang terbebas mengusap wajah tanda syukur.
Melihat hal itu Kaze mengernyit sinis namun sedetik kemudian sudut bibirnya berkedut samar.
Menoleh pada luar kafe Kaze, menyorot pada salah satu objek yang menjadi alasan dia dan Alasya berada di sana.
Jangan dikira Alasya tidak tahu siapa yang kini dipandangi oleh Kaze. Diserahkannya cup americano beserta dompet kepada laki-laki itu Alasya mengambil peran. “Eh, itu Naomi gak sih?”
Alasya bisa menyadari respon terkesiap Kaze. “Kayaknya.”
“Jalan sama cowok? Ihh, penasaran nggak sih?” Alasya mendongakkan wajahnya menemukan si pemilik hidung runcing itu sedang menilik tajam.
"Ikutin yuk?” usul Alaysa dengan wajah menantang.
Lalu tangannya menarik pergelangan Kaze untuk segera mengikutinya.
Lewati kios-kios bernuansa mewah nan menarik perhatian pengunjung mall, Naomi memasuki toko aksesoris. Entah tengah memilih apa di dalam sana, Alaysa dan Kaze hanya memantau dari luar.
Dengan berpura-pura memilih bando karakter mereka seakan asik sendiri. Padahal diam-diam mata elang menelusup pada Naomi dan pasangannya.
Alasya balas senyum ketika pelayan toko yang berjaga di luar melemparkan senyum ramah. Tidak mau dicurigai yang tidak-tidak oleh sang pelayan Alasya langsung bereaksi semurni mungkin.
“Kamu suka yang lucu apa yang imut?”
Tentu ditanya seperti itu secara tiba-tiba membuat Kaze bingung. “Ha?” Membuat Alasya melototinya seolah memberi kode keras.
Menyadari situasi yang terjadi Kaze kontan menatap bola mata Alasya. “Imut,” jawabnya.
Alasya mengambil salah satu bando yang menurutnya berkesan imut lalu memakaikannya pada Kaze—agak berjinjit, lalu Kaze sengaja menurunkan tubuhnya agar mudah dijangkau Alasya.
Kini bukannya fokus pada Naomi Kaze juga ikut memasangkan bando berbentuk karakter pinguin.
Kaze terpaku. Bando pinguin ini memang cocok untuk Alasya. Selain sama-sama lucu, kalo diingat-ingat cara berjalan mereka mirip. Sebelas dua belas. Apalagi kalo sedang berjalan cepat. Hal yang membuat salah satu sudut bibir Kaze berkedut tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE KASYA [TAMAT]
Teen FictionTentang bagaimana PDKT seorang Kaze dengan Alasya agar mau jadi pasangan prom night-nya. Alasya dan Kaze awalnya tidak saling ada rasa. Namun, suatu keadaan dengan tanpa sama-sama mengetahui mereka kisah romansa. Alasya mau Kaze supaya tugas-tugas d...