"Seandainya kamu gak jadi pengecut dengan kamu kejar aku secara alami tanpa adanya perantara siapapun itu, mungkin gak akan sejauh ini, Ze. Karena aku juga suka sama kamu."
Sayang sekali Kaze tidak suka sentuhan itu lantas menepis.
"Iya, gue pengecut, Nom. Gue juga egois dengan jadiin Alasya sebagai perantara perasaan gue waktu itu. Dan, sekarang gue nyesel-
"Kenapa orang yang gue sayang gue lukain."
"Terus gimana? Apa kamu mau aku bantu cariin Alasya pacar biar semuanya akan baik-baik aja?"
"Lo apaan sih? Yakin temennya Alasya? Kok seolah lo ngajakin selingkuh dari pacar yang paling gue sayang," emosi Kaze meluap.
"Iya, gue emang pernah suka sama lo. Tapi, bukan berarti masih."
Mulai terasa panas kelopak mata Naomi. Sudah ia singkirkan semua rasa yang gengsi setinggi gunung untuk pertama kalinya mengungkapkan perasaan kepada pihak laki-laki.
Namun, apa yang kini didapat? Kalau bukan kekecewaan dan rasa malu bertubi-tubi. Mau ditaruh di mana mukanya nanti? Ini semua tidak sesuai ekspetasinya. Kaze menghancurkan perasaannya.
Lalu sebelum air mata itu berjatuhan yang perlu dilakukan adalah bersembunyi di tempat di mana tidak banyak orang yang melihat.
Toilet dekat perpustakaan tujuannya, sayang di sana ia malah bertemu Alasya.
Naomi tidak banyak berekspresi. Sejujurnya ia bingung harus bagaimana dirinya bersikap setelah pengakuan yang sia-sia.
Pikirnya juga Alasya belum mengetahui. Maka seharusnya akan baik-baik saja bukan?
Naomi tidak akan mengungkap kebenaran yang telah ia ketahui demi menjaga perasaan Alasya agar tak terluka.
Lagi pula tampaknya Kaze benar-benar tulus menjadikan Alasya sebagai kekasihnya. Ya... Semoga saja begitu, batin Naomi seraya tersenyum nyeri.
◇•🥕•◇
Dua puluh menit saat kedatangannya, Naomi tidak langsung memasuki gedung sekolah.
"Duluan aja, Daf."
"Lah lo ngapain?" tanya Daftan.
"Nunggu teman gue, udah sana masuk."
"Yaudah gue masuk duluan, ya."
Perbincangan hangat ketiga orang di area parkir membuat Naomi menarik diri untuk mendekat tanpa diketahui kehadirannya.
"Malam ini banget, ya?" tanya Faisal.
"Iya, kenapa sih lo?" balas Zaffar heran dengan raut Faisal yang kusut seperti orang belum makan satu bulan.
"Kenapa gue ikut ngerasa bersalah ya sama Alasya," renung Faisal.
Kemudian Ali yang tengah menenteng box berisi PS4 edisi terbaru ikut menyahut, "Yaelah, Sal lo kan gak jadi ikutan juga keduluan Kaze. Tenang aja tenang. Yang perlu merasa bersalah itu Kaze, eh tapi gapapa sih kalo tuh anak galau-galau gak jelas tinggal mabar PS, gampang..."
"Galau apaan si Kaze? Kan dia yang ngomong sendiri sukanya sama Naomi, deketin Alasya aja demi Naomi."
"Ini maksud kalian apa, ya?" tanya Naomi yang keluar dari balik mobil terdekat. Lalu melangkah mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE KASYA [TAMAT]
Teen FictionTentang bagaimana PDKT seorang Kaze dengan Alasya agar mau jadi pasangan prom night-nya. Alasya dan Kaze awalnya tidak saling ada rasa. Namun, suatu keadaan dengan tanpa sama-sama mengetahui mereka kisah romansa. Alasya mau Kaze supaya tugas-tugas d...