Sudah lebih setengah waktu jam istirahat berlangsung, kini menyisakan beberapa menit saja. Namun, hiruk-pikuk murid sebagai besar masih memenuhi ruang kantin, termasuk gerombolan Kaze dan antek-anteknya.
“Anak Sebelas ngajakin sparing nih woy,” tukas lelaki berparas Cindo yang datang jauh-jauh dari gedung IPS demi memberitahu kabar itu. Padahal kalo mau lebih praktis tinggal sebar saja lewat grup chat. Namun, kata Ervan jus alpukat di kantin IPA paling the best, kentalnya pas tidak seperti di kantin IPS yang encer banget.
“Kapan?” tanya Zaffar menanggapi.
“Nanti malem, pada bisa kan?”
“Sabi, gas aja gue mah.”
“Ze, lo ikut kan? Jemput gue lah.”
Merasa tidak ditanggapi Ali mencoba membaca temannya itu—ya meskipun dia bukan seorang cenayang coba-coba saja siapa tahu dia merupakan orang yang peka.
“IPS 4 lagi gak ada tugas kali jadi gak nyemperin lo.”
Dipancing begitu Kaze menolehkan kepala pada sumber suara. “Maksud lo?”
“Nungguin cewek lo kan?” Kaze bisa melihat sorot mata Ali saat melemparkan pertanyaan seolah meledek.
“Jadi sebenarnya lo suka siapa sih, Ze? Naomi atau udah kecantol Alasya?”
“Naomi lah!” Kemudian Kaze diam membisu, mukanya kayak orang yang tidak ada angin tidak ada hujan kesambet. Namun, sebenernya ia sedang merenungi ucapanya sendiri barusan.
“Tuh kan.” Ali menyeringai, paham.
“Coba ya buat perbandingan. Ini misalkan Naomi.” Botol cuka dijadikan perandaian Naomi. "Dan, ini Alasya." Botol saus yang jadi perandaian Alasya.
“Eh, eh gak bener nih. Mana ada Alasya langsing banget.”
Kaze menukarnya dengan botol kecap berukuran buntek.
“Ribet lo, serah dah," tanggap Zaffar yang sedaritadi hanya ikut menyimak.
“Kalo Naomi ketawa lo bakalan?”
“Terpesona.” Kaze menjawab mantap, lalu—
“Kalo Alasya yang ketawa?”
“Ikut ketawa lah njir lagian dia sampe merem terus ngusel.” Kaze mengingat momen di mana mereka tertawa akibat ulah Ollie, badut ikonik Oppo berantem dengan badut Vivo di mall waktu itu.
Lantas Ali memandangnya jijik, “Halah si anjing, gue rebut juga nih Alasya.”
◇•🥕•◇
“Kaze,” panggil Naomi saat tidak sengaja berpapasan di pinggir lapangan.
Si empunya nama pun memutar badannya hingga menemukan perempuan itu tersenyum ke arahnya. Selain cantik Naomi juga memiliki bumbu manis yang tidak membosankan untuk dipandang.
Tapi, anehnya kenapa sekarang Kaze merasa biasa saja berinteraksi dengan Naomi yang notabenenya bunga sekolah. “Jadi gue sebagai perwakilan OSIS mau ngedata tema apa yang dipake buat foto buku tahunan di kelas lo?”
Kaze menyungging bibir kikuk. “Tapi, gue bukan ketua kelas.”
“Tapi, pasti lo tau kan vote apa yang paling banyak di kelas?”
“MV Mic Drop kalo gak salah. Soal fixnya lo bisa tanya ketua kelas, Nom gue takut udah didata gini ada yang gak setuju.”
“Oke-oke sia—”
Tidak sempat Naomi menyelesaikan ucapannya ia dikejutkan oleh gerakan tiba-tiba Kaze yang setengah merengkuhnya namun tidak sampai mereka saling berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE KASYA [TAMAT]
Teen FictionTentang bagaimana PDKT seorang Kaze dengan Alasya agar mau jadi pasangan prom night-nya. Alasya dan Kaze awalnya tidak saling ada rasa. Namun, suatu keadaan dengan tanpa sama-sama mengetahui mereka kisah romansa. Alasya mau Kaze supaya tugas-tugas d...