Selamat malam Minggu dan selamat membaca semuanya! 🎬
•
•
•
•Di siang hari yang sedang terik-teriknya bisa-bisanya sekelompok koordinator buku tahunan sekolah mengumpul satu angkatan hingga memenuhi lapangan yang biasanya mereka gunakan untuk melakukan ucapan bendera setiap hari Senin pagi dan juga apel. Hal ini rela mereka semua lakukan demi photoshoot buku tahunan.
Dengan berpakaian seragam putih abu lengkap badge logo sekolah SMA 12 mereka berbaris sesuai arahan. Sudah biasa bila kaum adam sulit diatur sehingga memakan waktu cukup lama hanya digunakan untuk mengatur barisan.
“Eh, anjir lo lo pada diem dulu kenapa? Panas nih!” sewot Erlia kepada segerombolan siswa dari kelas sebelah. Mukanya sudah memerah terkena paparan sinar matahari semakin merah karena marah.
Seketika gerombolan tersebut terdiam, saling melempar tukar pandang dari Erlia lalu bersitatap kepada sang teman berlanjut meleburkan gelak tawa meledek.
Nafas kasar tak sampai terdengar karena suasana yang ramai keluar dari mulut Erlia. Ingin sekali ia memukul mereka kalo saja ada Alasya-sebagai sahabat yang sudah pasti membantunya.
Prak, suara renyah dari sebuah tangan yang bergerak memukul dada berlapis kemeja itu menyita afeksi Erlia. Suara tawa tiada lagi terdengar. Digantikan muka ciut kala tatapan membunuh itu disorotkan.
“Diem, woi.” Suaranya terdengar syahdu-syahdu dalam.
Beralih pada Erlia lalu menyodorkan topinya itu. Sontak siulan terdengar saat Erlia menerimanya, “Makasih.”
“Oh, cinta di ujung SMA toh-Agh!” Lagi-lagi antara perut dan dadanya mendapat pukulan dari temannya tersebut.
Selain ada panas yang berasal dari hawa, amarah ada juga panas sebab rasa cemburu. Siapa lagi kalo bukan dari pria di barisan depan, Zaffar yang tak ditemani sohibnya.
Kaze memang bukan anggota OSIS tapi, dia bagian dari MPK. Dan, dia juga bukan koordinator buku tahunan namun jasanya direkrut secara dadakan untuk mengatur sesi foto bersama ini.
Setelah semua berbaris rapi sesuai perintah, saatnya dibagikan selembar asturo yang sudah diberi kode per orangnya.
“NANTI KALO SEMISAL GUA BILANG KODE A YANG DAPET A ANGKAT ASTURONYA YA.” Suara bariton dari lantai dua membahana lewat speaker toa.
“Siap-siap ya, semua. KODE A!”
“Kode enam!” Dahinya mengkerut melihat ada celah dari pantauannya. Tulisan dari susunan karton tidak terlihat sempurna. “WOI, KOK LO GAK ANGKAT. Gak budek kan? Fokus-fokus woi lo semua jangan pada ngeluh lama doang.”
Bentakkan keras dilontarkan tanpa ragu membuat beberapa pasang mata melihat ke arah Alasya lalu bergumam mencibirnya.
“Ayo, sekali lagi percobaannya.”
Alasya tersentak, fokusnya semakin buyar. Suara teriakkan keras jelas bikin pening dan merasakan darah di tubuhnya mengalir lambat hingga terasa berkeringat dingin.
“Kenapa malah ngangkatnya kebalik, anjirrr. Bukan lagi main-main nih yang bener dong!” bentaknya.
Kaze yang habis mengatur barisan dan mengawasi dari pinggir lapangan memicing dengan wajah yang tidak bersahabat. Aura galaknya keluar kalo sedang begini. Kemudian, laki-laki maju menaiki tangga.
Di bawah sana ada juga yang membela Alasya, teman sekelasnya dan beberapa koordinator lain.
“Yan, santai dong di sini udah panas!”
“LO YANG GAK BILANG HARUS ANGKAT WARNA APA, TOLOL!” Dia sudah gemas sendiri menilai kelakuan partnernya itu bertindak tidak tahu tempat dan sikap.
“Kasih aba-aba yang jelas makanya. Dah, sini biar gue aja deh, lo turun!”
![](https://img.wattpad.com/cover/300422341-288-k504858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE KASYA [TAMAT]
Novela JuvenilTentang bagaimana PDKT seorang Kaze dengan Alasya agar mau jadi pasangan prom night-nya. Alasya dan Kaze awalnya tidak saling ada rasa. Namun, suatu keadaan dengan tanpa sama-sama mengetahui mereka kisah romansa. Alasya mau Kaze supaya tugas-tugas d...