Sia. Alasya berdecak dengan deru nafas kasar. Fokusnya jadi bercabang. Buka buku SBMPTN pun tidak seolah hanya ada kekosongan di sana, sama sekali tidak ada yang dibaca.
“Tolong lebih jatuh cinta sama gue. Dan, tenang gue juga akan ngelakuin hal yang sama.”
Menyebalkan, lagi-lagi kalimat tersebut kembali terngiang di benaknya. Alasya menutup buku tebal disertai satu pukulan di atas sampulnya.
Menggigit kuku jarinya galau merana. Tidak mungkin seorang Kaze yang tadinya naksir sekelas Naomi pindah haluan kepada dirinya. Khawatir laki-laki itu hanya menyiapkan sebuah permainan lantaran sikap Alasya yang terbaca hanya memanfaatkan Kaze dan selalu membawa-bawa nama Naomi dalam perbincangan. Padahal ia pikir itu yang dibutuhkan Kaze.
Mendadak kegelisahan terpending sesaat. Suara piano yang dijadikan sebagai nada dering muncul berkali-kali.
Alasya lantas mengeceknya lewat notifikasi, apalagi deretan pesan tersebut berasal dari grup kelas. Alasya yang terbilang mager nimbrung di obrolan itu memilih tidak segera membuka bubble chat di layar kunci ponsel.
IPS 4 SAKTI:
~cece: kls kita konsep apaa gengs jdnya~lia: MV Airplane pt.2 BTS yaaa teman-teman
~lia: kalo ga nyaman sama konsepnya dinyaman-nyamanin aja 😚
Hanya beberapa pesan yang dapat terbaca lewat bar notifikasi, tidak semua dari awalan chatnya.
Nyaman.
Satu kata itu berputar. Kalo situasi sudah serumit ini, tidak ada alasan untuk bertahan. Nanti jika meluas takut ada hati yang tersakiti.
Perkara guru privat mungkin dia akan segera berbicara kepada orang tua. Pasrah sudah jika harus meluangkan waktu ikut les di salah satu tempat rekomendasi bundanya.
Alasya memutar posisi duduk ke samping. Di gagang lemari menggantung rok baru tampak dari lipatannya.
“Rupanya dia gak nyaman sama pakaian seksi gue ya?” Ia bermonolog. Setelah dipikir-pikir begitulah lampu bohlam itu muncul di atas kepala.
◇•🥕•◇
Tak terasa hari sudah menunjukkan tanggal merah lagi. Sesuai apa yang menjadi rencana di awal. Alasya akan bertemu di salah satu tempat, mungkin kafe. Menggunakan pakaian semi formal seperti apa yang pernah diminta Alasya.
Akan tetapi, untuk kali ini ada yang berbeda dari penampilan Alasya di luar sekolah. blouse off shoulder terpampang cantik dengan paduan rok jeans di atas selutut. Menunjukkan kesan berpakaian penduduk di ibukota maupun di sekitarnya yang sudah tercampur budaya barat.
Namun, begitulah arus globalisasi, tidak dapat dibendung hanya bisa diterima dengan cara menyaring budaya luar yang masuk sedemikian rupa kemudian disesuaikan dengan adanya undang-undang dan nilai moral yang ada.
Beruntung orang rumah sedang pada pergi kondangan. Sambil menunggu di depan teras Alasya membuka tas totebag, ada sebuah amplop dari bunda—bayaran yang seharusnya diterima Kaze selalu guru privat Alasya. Guru privat gadungan.
Tidak lama kemudian wajah muram Alasya teratasi oleh datangnya suara deru knalpot yang sudah tak asing di telinga. Sementara Alasya bergerak mengunci pintu rumah sang pengendara tersebut turun melepas helmnya.
“Ayo,” ajak Alasya saat keluar pagar.
“Loh, gue mau pamitan dulu sama orang tua lo. Gak enak berapa kali kesini gak pernah pamit izin ajak lo keluar.”
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE KASYA [TAMAT]
Ficção AdolescenteTentang bagaimana PDKT seorang Kaze dengan Alasya agar mau jadi pasangan prom night-nya. Alasya dan Kaze awalnya tidak saling ada rasa. Namun, suatu keadaan dengan tanpa sama-sama mengetahui mereka kisah romansa. Alasya mau Kaze supaya tugas-tugas d...