“Alasya, besok malam bisa gue ajak jalan nggak?
Sebuah pertanyaan Kaze membuat Alasya berhenti memandangi gedung-gedung sekitar yang saling berkejaran saat motornya melaju cepat.
“Mau ngapain dan ke mana?” balasnya bertanya sambil menaikan satu alisnya.
“Ke mall siapa tau ada yang diperluin buat keperluan prom night.”
Alasya terdiam. Roda-roda di otaknya berpacu pada satu kegiatan yang paling diidam-idamkan khalayak muda. Karena sebagai hiburan senang-senang di acara tersebut juga biasanya akan terjadi yang namanya jalinan kasih yang telah lama dipendam baru diungkapkan.
Sayang sekali sepertinya itu tidak terjadi pada Alasya dan Kaze sebab keduanya sudah menjalin hubungan terlebih dulu sebelum acara berlangsung.
“Oh...” Alasya menyahut pelan, lebih ke ragu. “Iya, boleh.” Namun pada akhirnya ia mengiyakan.
Kaze tersenyum samar hampir mengembangkan saking tak sabar. Bukan, bukan niat jahat terselubung yang sesuai dengan egonya di awal hari dia mendekati Alasya.
Ini karena murni ia akan membuat Alasya sebagai satu-satunya perempuannya.
Hal ini terbukti begitu mengantar pulang Alasya selamat sentosa sampai di kediaman. Malamnya Kaze langsung meluncur melalang buana lagi.
Kaze mendatangi salah satu toko bercat merah muda berpadu putih yang didominasi pernak-pernik menarik hati kaum hawa.
“Mbak, gelang sebelah mana ya?”
Suara perempuan yang terdengar familiar itu membuat Kaze memutar kepala pada sumber suara. Ternyata oh ternyata itu Naomi.
Naomi yang juga tidak kalah kaget mendapati Kaze di tempat ini menyunggingkan senyum sapa yang ramah nan manis dimilikinya.
Ia berjalan ke tempat Kaze. Di mana terpajang macam-macam gelang yang cantik dan unik minta dimiliki.
“Eh, Kaze. Lagi apa?” tanya Naomi basa-basi.
Kaze ikut tersenyum meski bahagia yang sesungguhnya berasal dari satu gelang tosca dengan liontin berbentuk hati yang baru saja ditemukannya.
“Ini lagi liat-liat aja, Nom. Lo sendiri?”
“Iya, sama. Buat Alasya, ya?”
Mata Naomi melirik apa yang ada di genggaman Kaze.
Kaze terkekeh berat. “Ketahuan banget ya, Nom?” Ia pun tersipu malu-malu. Sumpah ini bukan Kaze banget!
“Bagus, Alasya pasti suka soalnya dia suka warna-warna pastel.”
“Makasih, Nom. Kalo gitu gue duluan ya.”
“Kalo gue sukanya warna merah,” ucap Naomi secara tiba-tiba sambil menahan ujung jaket Kaze yang hendak melenggang.
Kaze pun terdiam menunjukkan tatapan bertanya. Kedua alisnya sampai bertaut karena Naomi tak kunjung menjawabnya.
“Gapapa, cuma ngasih tau.” Seulas senyum hambar terbit. Tatapannya sungguh membingungkan.
Karena tidak ingin berdua berlama-lama Kaze hanya menyahut seadanya lanjut pergi.
Di depan pintu Kaze hampir bertabrakan dengan seseorang yang tidak lain adalah Daftan. Tapi, hal itu wajar sebab baru saja ia bertemu Alasya yang notabenenya sepupu lelaki tersebut.
Akan tetapi, tampang tak bersahabat Daftan kala itu membuat Kaze malas tuk sekadar menegurnya.
◇•🥕•◇
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE KASYA [TAMAT]
Teen FictionTentang bagaimana PDKT seorang Kaze dengan Alasya agar mau jadi pasangan prom night-nya. Alasya dan Kaze awalnya tidak saling ada rasa. Namun, suatu keadaan dengan tanpa sama-sama mengetahui mereka kisah romansa. Alasya mau Kaze supaya tugas-tugas d...