15. Modus

338 31 0
                                        

Seharusnya yang namanya pacar tidak sulit untuk sekedar menelpon atau komunikasi lewat digital lainnya. Tinggal beralasan kangen maka akan berlanjut hingga larut malam. Sayangnya, Kaze malah mempersulit diri sendiri.

Roda-roda di dalam kepalanya berputar seperti seorang yang sedang melaksanakan ujian. Harus alasan apa biar bisa ajak bicara Alasya?

Tangannya mengetuk-ngetuk kuda catur pada papan hitam putih sesuai ritme. Hingga sebuah ide cemerlang muncul bagai bohlam di atas kepala.

Beranjak dari halaman belakang rumahnya Kaze memasuki kamar, melepas kabel charger yang terpasang di ponselnya.

Sungguh ini bukan karena Kaze kangen beneran sama sang pacar melainkan dirinya yang tidak tenang, merasa tidak enak hati memikirkan hal yang sama sejak siang.

Kaze duduk bersila sambil menyandarkan punggung di tepi kasur. Digulirnya layar ponsel yang kemudian mulai membuka roomchat bersama Alasya.

Tidak ada basa-basi ia langsung melakukan panggilan suara kepada perempuannya. Tidak tahu saja bahwa di seberang sana, orang tengah dihubungi sedang sibuk maraton MV boygroup Korea Selatan. Dan, Alasya sangat benci me-timenya diganggu.

Dering pertama tidak ditanggapi Kaze memaklumi, dering kedua Kaze juga masih bisa toleran-barang kali Alasya lagi ada di toilet. Sampai dering keempat Kaze sudah tidak tahan. Pikiran negatif mulai menggerogoti batinnya seiring dia menunggu saluran telepon tak menyuarakan suara operator.

Ini beneran cuma mau manfaatin gue kayak yang gue lakuin ke dia? Kaze mengusap kasar wajah serta-merta menghembuskan nafas gusar.

Hingga akhirnya dia menjejakkan sebuah pesan singkat yang menggantung di layar ponsel Alasya.

Untungnya dia menonton MV di layar komputer sehingga emosi tidak terlalu meluap akibat gangguan panggilan tidak diinginkan-dia bisa membisukan suara dering yang berulang-ulang itu.

Alasya berdecak lalu mem-pause tayangan Youtube di layar komputer. Menarik ponsel-sejujurnya Alasya sudah mengetahui siapa pemilik nomor tersebut maka dia menghiraukannya. Lagi pula apa yang spesial dari telepon pacar gadungan yang terikat karena saling memanfaatkan?

"Ya, halo?"

Dari nada suaranya Kaze bisa mengetahui mood penerima telepon tidak bagus. Kalo Kaze tidak bisa menahan emosinya dan menyudutkan Alasya yang tidak mengangkat-angkat teleponnya maka sudah dipastikan akan runyam. Belum lagi kalo tiba-tiba diblokir-meskipun itu minim kemungkinan.

"Hai, Sya lo lagi sibuk gak?" Kaze bertanya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Lantas Alasya melirik layar yang menampilkan member NCT bernama Jaehyun. Pesona lelaki Korea tersebut tidak main-main, membuat dia terlena hingga mengobarkan uang jajannya berminggu-minggu demi memliki kertas ganteng alias photocard Jaehyun.

Tersadar dari rasa terpesonanya oleh suara Kaze, "Halo, Sya?" Suara rada deep voice tipe-tipe suara idaman Alasya dan dia baru menyadarinya.

"Eh, iya sibuk sih tapi gapapa. Ada apa?"

"Soal yang tadi bahasa Jepang gue belum sempat jelasin waktu di kantin, sekarang gue lagi ada waktu senggang. Mau dijelasin?"

Saat melontarkan kalimat barusan Kaze tampak memejamkan mata. Baru kali ini dia merasakan grogi yang berbeda dari situasi pernah dilaluinya sebelumnya. Bahkan ketika menyangkut Naomi. Yang jelas ini beda.

Harap-harap cemas timbul di diri Kaze saat Alasya belum memberi jawaban.

Sementara itu, tidak pernah terlintas di benak Alasya tentang mata pelajaran bahasa Jepang beserta tugas-tugasnya untuk diperjelaskan, toh bahasa Jepang tidak ada di dalam soal UTBK-semisal Alasya tidak lolos di babak SNMPTN.

COUPLE KASYA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang