14

870 30 0
                                    

Part 14
**********

Aku memandang kagum bentuk kontol milik ayahku. Ku kulum penuh nafsu, sesaat sebelumnya berkedut kedut. Aku memandang sedikit geli, merasa lucu.

Lalu tangan kananku terus mengocoknya. Lembut, sedikit kasar. Aku ingin mengeluarkannya. Cepat. Sebisanya aku mempercepat gerakanku.

"Ougggrrrrhhh,,, akkkkkk! ouuggggrrrr,,, akkkk!" lenguh ayahku jantan. Tubuhnya mulai berkeringat. Tapi matanya tetap terpejam, menikmati sensasi yang sedang menjalari dipersendian tubuhnya.

"Hm,,, mmm, mhhhh,, aaahhhhh!" sesekali ku lepaskan kulumanku. Entah berapa lama?. Aku pun juga tak tahu dengan keadaan diluar, cuacanya panas atau dingin, mendung atau mau hujan. Karena didalamnya kami, aku dan ayah sedang mandi peluh.

Aku terus mengoralnya, hingga beberapa saat ayahku seperti kejang, karena tak tahan dengan isi pelernya karena kontolnya, mengeras bagai besi, dan terkadang mengenai gigiku karena bentuknya yang sedikit melengkung.

"nghsmmm,,, mmhhhh,, ngggghhhh,,, hsss,, hhhkkkkk!" lenguh ayahku mulutnya ku sumpal, tak bisa berbuat banyak, karena tangan serta kakinya ku ikat kuat. Dadanya bergemuruh, nafasnya tersengal keluar dari hidungnya. Keringat membanjiri sekujur tubuhnya. Kelenger. Kepalanya tengadah dengan mata terpejam.

"Eeehhhhhhhhmmmm,,," pejuhnya masuk kedalam mulut cukup banyak. Rasanya nano nano legit.

Aku menikmati lelehan sisa sisa pejuh milik ayahku hingga tetes terakhir. Ku pijat. Dan saat itulah ayahku menggelinjang geli.

Duk! duk!
Ku tinju dadanya dua kali, dan kini menatapku tajam. Masih ada sisa lelehan pejuhnya didalam mulutku. Aku tersenyum puas. Nampak ayahku mengernyit. Kesakitan. Akibat pukulanku didadanya. Aku tak peduli. Lalu ku dekatkan wajah ayahku. Dan ku jilati hidungnya. Asin. Karena keringatnya mengering. Lalu bibir atasnya. Ayahku menggelinjang. Geli. Matanya melotot tajam.

Duk!
Hidungnya jadi sasaran tinjuku. Entah sudah berapa kali pukulanku mendarat ditubuh ayahku?. Aku tahu, ayahku tak mungkin akan memohon. Memohon maaf ataupun ampunan padaku. Ia hanya minta dilepaskan. Jangan harap. Terlebih lagi aku akan memenuhi permintaannya.

Aku akan puaskan dulu untuk menikmati tubuh ayahku, setelah itu, barulah aku akan...
Punya rencana lain, yang tak bisa dibayangkan oleh ayahku sebelumnya. Lihat saja nanti!???. Senyumku mengembang, mataku menatap tajam kearah ayahku, melawan tatapannya yang bak iblis kearahku.

CUIUHHHH!
Ku ludahi muka ayahku. Sadis. Aku tak peduli. Aku tersenyum puass! ha ha haa....

Dengan paksa ku berdirikan ayahku, aku tak mau jika nanti ku biarkan, keduanya mendekat dan bisa terlepas talinya, aku tak mau cerobah. Aku tak mau mereka terlepas. Ku tatap tubuh perkasa ayahku yang tak berdaya.

DUK! DUK! DUK!

Perutnya ku pukul tiga kali.

Hhhnggghhhhh,,,! ia menatapku sendu. Tak garang. Mata merah. Mungkinkah akan menangis?. Ayahku tipe keras hati dan kepala. Ku raih kontolnya yang gondal gandil lucu. Hi hi hiii...
Ku lirik kebawah. Tapi aku sudah tak berhasrat lagi.

Toh wanita pelacur itu belum ku apa apain, ku kerjain. Tak mungkin dia akan bisa lepas. Ku pastikan ikatannya. Masih kuat. Aman...!

Ku tinggalkan mereka berdua didalam gubukku. Ku biarkan mereka telanjang bulat, tanpa sehelai busana ditubuh mereka.

Ha ha haa ,,,,,

>>>=====>>> Lanjuutt...

CINCIN KEHIDUPAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang