09

1.2K 34 0
                                    

Part 9
**********

Ku rasa sudah pass, dan senjataku telah berkedut-kedut sedari tadi dan nampak makin mengkilat. Maksimal ngacengnya serta ditambah ludahku yang ku balurkan tadi, aku makin tak tahan.

Ujungnya telah menyentuh lubang pantat milik Lesmana, membuat tubuhku makin bergetar hebat. Ouhhh,, aku tak tahan!

"Hekkkk,,,,!" perlahan ku hujamkan senjataku tanpa ampun. Perlahan tapi pasti.

"AKKKK,,,!" jerit Lesmana, sepertinya mulai merasakan kesakitan.

Ujungnya telah masuk!. Ohhh,, rasanya nikmat. Makin menjalar disetiap sendi pori-pori ditubuhku.

"Ampun! ampun Yul, jangan lakukan itu, SAKIT! aku mohon padamu Yul!" rintihnya memohon. Penuh kesakitan. Aku suka suara penderitaannya...

Kepalang tanggung. Ku benamkan lebih dalam lagi batangku. Ohhh,,, shit, ueeennaaakkkk tenannnn!

"Akkkkk! akkkk! hesss,,,,! ougghh, ampun. Yul, sakit,,, Lep, lepaskan Yul, akkkk,,,,! aku,,, mohon,,, Yul,,,! Sakit,,, hiks, hiks,,, hiks,,,,!" mungkin karena rasa sakit yang begitu hebatnya mendera pantatnya membuat Lemana, lekaki macho, gagah, straight tulen, menjerit kesakitan. Itu malah membuatku makin bernafsu. Dan rasanya batang milikku serasa dicengkram, diremas-remas, nikmat. Membuatku hampir saja tak kuat menahan muntahan pejuhku.

Aku sedikit membungkam mulutnya agar supaya tak keras, sekalipun berteriak minta tolong sekeras apapun maka tak akan ada orang yang peduli, terlebih mendengarnya.

Lesmana kini terdiam. Mungkin lubangnya telah bisa menerima batang senjataku yang telah menghujam dalam.

Tangan kiriku masih memegang pinggang kokohnya, tangan kananku membekap mulutnya, telah ku longgarkan. Nampaknya Lesmana telah rileks. Maka kini kutarik perlahan.

"Hesss,,,hhh!" terdengar desisan keluar dari mulutnya. Aku suka, kayaknya mulai terbiasa.

Setelah sampai diujung, kebenamkan lagi, perlahan. Ku tarik lagi, perlahan. Dan...

Aku mulai memacu birahiku yang sempat tertahan. Dan sepertinya Lesmana sudah terdiam, sesekali mendesis, sesekali diselingi desahan. "Ah, ah,,, ouh,,,!"

"Akkkggggrrhh,,, uooggghhh,  gilak, enak, ougg,,,! heyaa,,, yeahhh,,," ku percepat gerakanku, tubuhku kian menegang. Sesekali ku kocok kontol milik Lesmana yang kini mulai semi tegang, sebisanya aku membuatnya rileks, walaupun, tadinya aku ingin menghajarnya, mencabiknya, menyiksanya setengah mati.

Kini ku lancarkan aksiku. Ku kocok juga kontol milik Lesmana, yang perlahan tegang maksimal. Cukup lumayan, besarnya. Wow...
Aku semakin mempercepat gerakanku, cepat, cepat,,, 

"Ahhhkkkkkkk,,,!" tubuhku mengejan. Aku semakin brutal menghentakan senjataku pada lubang miliknya. Lagi pula aku juga mengocok kontolnya, kuhentakan dan terus ku sentakan kuat kuat, seiring dengan sodokanku pada lubangnya.

"oh, oh, oh,,, ahhhh,,, hah, akhhhhhhhh,hah,,,,  " sepertinya Lesmama telah ngecrot duluan.
Terbukti beberapa kali bantang kontolnya berkedut kedut.

Aku semakin gencar. Kuat. Kusentakkan. "Yeahhh,,, hahhhhh,,,! Ouuggghhhhhhhh,,,, Haaaahhh,,,,!" ku hujamkan dalam dalam senjataku pada lubangnya, dan rasanya batangku dipijit kuat oleh lubangnya karena Lesmana sedang klimaks.

Tubuhku rasanya luluh lantak. Persendianku rasanya bertanggalan. Aku memeluk erat tubuh Lesmana dari belakang yang sama sama bersimbah keringat. Ku gigit kuat kuat bahu kanannya. Entah kenapa aku suka sekali melakukannya?. Ku gigit tanpa ampun, hingga rasa asin dan anyir ku rasakan. Darah...
Aku suka!

"Aaaaakkkkkkkkk!" Lesmana memekik kuat.

(Continued,,,)

CINCIN KEHIDUPAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang