34

340 14 0
                                    

Part 34
*********

Rasanya aku tak percaya mendengar pernyataan?

"Apa Pram?. Tidak, aku tidak mau?" tolakku. Bagaimana aku tidak menolaknya, karena Pram hubunganku dengan Laras renggang bahkan jauh dan kini ia memintaku untuk agar supaya Pram jadian dengan Laras dan aku disuruh jadi mak comblangnya. Gila, benar benar,,,. Ah....

"Baiklah jikapun kau tolak permintaanku. Tak apa apa, kau lihat saja nanti dengan sahabatmu Joko." senyumnya sinis penuh kelicikan. "Aku tau kau sayang pada sahabatmu itu,,, kan" tekannya padaku, nadanya penuh ancaman. Aku menjadi berdebar, aku tak ingin terjadi sesuatu pada Joko terlebih Pram tidak pernah main main dengan ancamannya.

"Apa yang akan kau lakukan padanya?"

"Kalau kau tidak nurut permintaanku. Lihat aja besok,,,. Kau tidak bakal bertemu sahabatmu lagi disekolah. Kau paham itu,,," jelasnya sambil alisnya dinaikkan dan senyum kelicikan masih terpasang.

Dasar anj*ng. Sialan...
Aku hanya berani mengumpatnya dalam angan, toh aku hanya berani menunduk dengan tatapannya.

"Bagaimana?" desaknya.

Tanpa sadar aku menggeleng lemah...

"Oh jadi kau tidak mau. Baiklah..."

"Kenapa tak kau lakukan sendiri?. Kenapa musti aku?"

"Soalnya kau bisa dipercaya, kau bisa diandelin" senyumnya kini berganti kemenangan.

'Tidak, aku tak mau mencelakai Joko. Tapi aku tak mungkin membuat Laras terluka! ya Alloh, tolonglah hambamu!' hatiku dalam dilema.

"Cepat, putuskan. Aku tak butuh pertimbanganmu. Aku butuh iya atau tidak"

Aku semakin didesaknya, sumgguh bagai buah simala kama.

"Tidak!" tegasku. Sudah ku ambil keputusan, karena aku tak mau mengorbankan perasaan Laras, disatu sisi Jokolah yang ku korbankan. Sahabatku...
--------------------------

Akhirnya, aku pun harus menelan kekecewaan. Aku dtinggal oleh Pram diladang karet dulu aku disiksanya, dan kini kejadian keduapun terjadi karena marah padaku menolak permintaannya.

Entah apa yang akan terjadi pada Joko besok?. Ya Alloh, lindungilah sahabatku! doaku dalam hati, berharap Joko dalam keadaan sehat walafiat. Amin....

Dan lagi lagi  aku telat pulang sampai dirumah, dan sholatku pun hampir kehabisan waktu. Dan selesai sholat,,,,

"Sini, dari mana saja kamu?" tatapan ayahku tajam.

"M, maaf ayah,,, tadi aku diajak Pram,,,"

"Pram,,,,! oh,,,. Kamu selamat hari ini, jangan ulangi lagi ya" ucapnya dan berlalu dari hadapanku sewaktu aku sibuk didapur. Tumben banyak perabotan yang kotor.

Eh tunggu, kenapa ayahku seperti ragu buat menghukumku? ada apa gerangan, seperti ada sesuatu?. Pekerjaan dapurku beres, dan aku bermaksud kembali kekamarku dan tentunya aku mendengar bisik bisik yang sangat jelas. karena aku memakai kaos dan celana pendek dibawah lutut.

"Mas kenapa? cerita..."

"Tadi si Yul pergi sama Pram"

"Ada apa Pram berurusan dengan Yul?"

"Tadi tak ku tanyakan. Males"

"Tapi mas, sepertinya ada sesuatu yang penting hingga Pram anakku sampai pergi dengan anakmu Yul. Besok aku tanyakan sama Pram ada apa?. Mau lagi mas,,,"

"Nanti dulu, tunggu sebentar ya manis, he he,,,. Kamu gak sabaran banget. Nih, bangun dedeknya..."

"Aku akan tanggung jawab nyiapin sarangnya mas, ahhhh,,,"

Aku pun berlalu dari kamar ayahku dengan dada berdebar. Hampir saja jantungku rasanya mau copot.

"Jad, jadi Pram itu anaknya wanita gendaan ayahku" gumamku. Satu rahasia yang tak ku ketahui secara tidak langsung aku mendengarnya, dengan sangat jelas. Tapi aku belum mengetahui siapa nama wanita lonte itu. Api dendam menyala didalam dadaku tapi aku tak punya daya buat melawannya, terlebih ayahku.

Aku merasa masih ada misteri lain lagi yang masih belum ku ketahui dan masih disimpan oleh mereka. Dan sayup sayup ku dengar rintihan MESUM dari kedua insan yang sedang GILA itu.

"AWAS KALIAN! SUATU SAAT NANTI AKU AKAN MEMBUAT KALIAN BENAR BENAR G- I- L- A!" geramku, penuh ancaman sambil menutup pintu kamarku. Ku tatap tajam langit langit kamarku, saat ku rebahkan tubuhku. Terpejam...

(Continued,,,)

CINCIN KEHIDUPAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang