12

1K 34 0
                                    

Part 12
**********

Perlahan kontol milik ayahku mulai mengembung. Dadanya nampak bergemuruh, dadanya naik turun, nafasnya nampak tersengal. "Nngggghhhh,,,hhhhmmm,,,!" lenguh ayahku. Matanya masih terpejam.

Kini, sudah ku kulum kepalanya yang mirip topi. Atau jamur yang akan mulai berkembang. Jujur, selama ini, aku tak pernah bermimpi akan berbuat seperti ini, terlebih ayahku sendiri. Keadaanlah yang telah membuatku jadi begini. Sambil tanganku memegang batangnya yang berurat, sedikit melengkung. SEDIKIT. Kini, mulai turun kebawah secara perlahan lahan.

"Hhmmm,,, hhhh,,,!" lenguhnya kembali dibalik sumpalan mulutnya yang ku sumpal rapat rapat. "Nghhhh,,,,!" nafasnya kian menderu dari hidungnya.

Sedikit ku kelitik ujungnya nampak ayahku menggeliat tubuhnya.

"Hhhh,, " terdengar siwanita jalang mulai sadar, tapi tangan dan kakinya, juga matanya ku tutup lagi. Upss,, aku lupa menyumpal mulutnya!. Biarlah, pelancur rendahan ini berteriak kesetanan. Gara gara wanita jalang ini, aksiku terhenti. KEPARAT! sungutku.

"Mas, mas,, kamu masih disini. Mas, tolong aku, kepalaku sakit sekali, tubuhku remuk redam." keluhnya, tubuhnya tak mungkin dapat bergerak, mulutnya saja yang bisa cuap cuap, serta tubuhnya menggeliat pelan. "Mas!" serunya sekali lagi, karena tak ada sahutan dari ayahku.

"Nghhg,,, ngggggh,,,!" seru ayahku. Kurang ajar sekali. Sepertinya ayahku sengaja memberi kode tentang keberadaannya.

"Mas  ada apa? apa yang terjadi denganmu mas?. Aku tidak bisa melihatmu, mataku tertutup,,,! dan, dan tangan serta kakiku terikat. Mas tolong aku, lepaskan aku." teriaknya minta tolong. Sangat shock dengan keadaannya.

Sekali lagi ayahku akan berseru, tapi sebelum itu dilakukannya...

Dek!

Jotosanku melayang kearah ulu hatinya.

Hek! Agrhh...

Seketika ayahku hanya mendelik sambil meringis.

"Mas! mas! ada apa denganmu mas? apa yang terjadi?" wanita jalang itu nampak mempertajam pendengarannya karena tak bisa melihat kejadian yang baru saja ayahku alami. Kena pukul tepat diulu hatinya.

"Berisik. Pelacur rendahan!" bentakku. Dan ku layangkan pentungan tepat dibagian kepalanya.

"Drakkk!"

"Akkkkkkkk!" jeritnya. Langsung pingsan.

Mata ayahku melotot melihat apa yang baru saja ku lakukan. Nampak matanya berkaca kaca. What? jadi, ayahku menangisi wanita terkutuk ini!' batinku tak percaya. Aku kembali mendekatinya. Ku elus pipinya lembut, sebelumnya telah ku buang kayu sebesar lengan ayahku yang ku buat untuk memukul pelacur hina itu.

PLAK!

Tamparan keras mendarat dipelipisnya. Nampak mengeras, dan matanya berkilat aneh.

"Kau kira aku takut padamu Yah. Tidak, aku tidak akan melepaskanmu, bahkan aku akan menyiksamu secara perlahan, seperti apa yang telah ayah lakukan padaku selama ini. Hah,,," seruku. Penuh ancaman. Hampir saja aku menangis. Ku tahan. Dadaku bergemuruh. "Hanya demi pelacur rendahan itu, ayah rela mengorbankan ibu dan menghancurkan perasaanku. Ha ha ha,,, sekarang, sekarang sudah terlambat ayah, karena akuu,,  aku akan membunuh ayah secara per-la-han - la-han,,," mukaku kudekatkan kemuka ayahku sambil tersenyum serta ku jilati wajahnya, bersamaan dengan luruhnya air mataku. Kemudian ku usap kasar. Keadaan telah aman, karena sipelacur itu telah ku buat pingsan. Itu lebih baik dari pada cerewet gak ketulungan.

Leher ayahku jadi sasaranku. Ku buat sepongan dileher ayahku. "Ayah sukakan. Tentunya pelacur itu tidak pernah menservice ayah kan, seperti halnya yang ku lakukan saat ini. Hanya memeknya saja yang selalu dikasih gratis keayah, bukan." aku tersenyum, hambar.

Nippelnya kembali ku jadikan sasaran berikutnya. Nampaknya ayahku sudah menerimanya, perlakuanku.

Lidahku menyusuri tengah perutnya yang bergaris. Kembali ku temukan semak belukarnya. Aroma keringat ayahku sangatlah manly, hemm,,  sangat sensasional. Tapi, aku sudah terbiasa mencium aromanya, walaupun terkadang aku tak suka, terlalu menyengat ditambah aroma lainnya. Beuh,   membuatku jadi rada gimana?. Bau memek pelacur hina itu.

Kini, kontol ayahku sudah ku kulum. Masih lembek. Belum juga bangkit. Bagaimana caranya membangkitkannya, karena tadi cuma semi tegang kemudian lunglai lagi.

Aku punya akal. Ku raih hpku yang ku simpan disaku celanaku. Ku buka file video yang ku sembunyikan. Bukan film porn gay, melainkan blue film yang straight alias normal yang menampil tubuh wanita yang bugil dengan dada montoknya, memek yang merah membasah. Yang kini sedang berpose. Ku besarkan volumenya. Keras. Menggoda.

"Come on baby, ohh,, yes, yes come on!" dilayar hpku nampak wanita yang sedang memegang memeknya nampak mendesah desah, serta menggeliat, meminta.

Yap, berhasil. Kini, perlahan kontol milik ayahku menegang  karena ku dekatkan diwajahnya. Dan tentunya ayahku ikut horny berat.

Aku pun duduk dipangkuannya. Tak lupa sedikit ku kocok kontolnya yang telah ngaceng maksimal.

Tak ada ucapan,  tak  ada perlawanan....

>========>>> Lanjut...

CINCIN KEHIDUPAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang