21

612 26 0
                                    

Part 21
***********

Sengaja alrm hpku ku hidupkan jam 4 pagi. Biar pagi pagi aku bangun, untuk mengerjakan semua tugasku. Mengurus pekerjaan rumah, kini aku sudah selesai membuat sarapan. Mata telur sapi, ada sambal serta daun ubi rebus. Dan kopi panas semua ku siapkan.  Pass waktu subuh tadi aku sholat subuh dulu, aku menyisihkan makananku dan  buat bekalku  nanti disekolah karena ayahku tak pernah memberiku uang jajan, aku juga harus ngirit tentang kompor gas, jika pun habis maka ayahku ogah ogahan membelikannya.
Aku mirip ibu rumah tangga. Apa apa yang mengerjakannya aku, mana ayahku peduli. Terlebih dengan keadaanku...

Aku berangkat pagi. Aku jarang memakai motorku, irit bensin. Lebih baik aku jalan kaki pagi, lebih sehat. Karena  ayahku memberi uang bensin cuma dua puluh ribu satu bulan dan sebagian ku tabung. Tabunganku sudah cukup lumayan. Tidak ku simpan dirumah melainkan dikopda (koperasi daerah). Pengelolanya pak Suroso. Aku juga berpesan padanya jangan diberitahu tentang tabunganku pada ayahku. Pak  Suroso menjaga rahasiaku.

Jam 7 kurang seperempat aku telah sampai disekolah. Aku tersenyum pada teman temanku. Ku sembunyikan semuanya dari mereka perihal kesedihanku juga deritaku pada mereka. Aku tak mau mereka terbawa bawa dalam masalahku. Aku tak mau mereka mengetahuinya.

"Ahay,,, sobat gantengku,,,!" sapa Joko dengan senyum coolnya. "Mata kamu kenapa kok sembab gitu Yul, dan tanganmu kok bisa gitu. Coba lihat,,," ucapnya penuh selidik.

"Awwwhhsss Jok, sakit tahu. Pelan pelan kenapa?" sergahku, karena rasanya sakit karena kemaren dicengkram ayahku kuat sekali. Dadaku juga perut.

"Ihs kamu kayak perawan, ngaduh kesakitan. Beneran ini Yul, agak bengkak, udah dibawa ke puskesmas belum."

"Ih apaan sih Jok. Aku gak apa apa, ini cuma bengkak. Sok perhatian kamu" ku sembunyikan ekspresi sakit padanya, aku tak mau dia kawatir.

"Eh eh, kenapa kalian ribut?" datang Laras wati si gadis manis lagi imut, cantik lagi, aroma wangi tubuhnya sampai menebar kemana mana, wangi sekali. Tercium.,

Joko sampai mengendusnya cukup lama...
Barulah tersadar.

"Hay Laras, baru datang?"

"Iya Yul, tadi agak sibuk" balasnya dengan tersenyum simpul, mukanya nampak memerah. Kenapa gadis ini mendadak bersemu merah?.

"Eh kamu kok malah gitu La, lihat Yul lagi sakit. Kayaknya habis di aniaya" kata Joko Lebay. Tapi bener juga pernyataan Joko.

"Beneran Yul. Kenapa gak ke puskes aja?"

"Gak apa apa kok La. lagian gak parah kok, cuma bengkak dikit, nanti juga bakalan sembuh sendiri"

"Tadi kamu kayak meringis kesakitan. Ku lihat dari jauh" terangnya. Gadis ini mengkhawatirkanku.

"Bener tuh. Eh,,, kamu kok perhatian banget La, atau,,,"

"Ih apaan sih Jok kamu!, Yaudah dibawa ke UKS aja, kan aku juga pengurusnya." elaknya, untuk kesekian detik mukanya memerah lagi.

"Eh kamu mau jadi perawat ya La?"

"Iya, terutama untuk yang lagi terluka hatinya!" tatapan Laras begitu sendu menatapku, masih memegang tanganku. Tanpa sadar.

"Aduh, aduh,,, hatiku mendadak sakit La"

"Yey, lebay ah. Ayo Yul ke UKS" Laras pun menyeretku keruang UKS.

Joko langsung ngibrit menyusulku...

"Woiii,, tunggu! sialan kalian. Kenapa aku ditinggal sendirian?" Joko pun menyusulku bersama Laras wati gadis pinter yang selalu perhatian padaku. Terima kasih ya Alloh, dalam kesedihanku masih ada orang orang yang sayang serta pengertian padaku! Amin....

Aku merasakan ada sepasang mata sedang mengawasiku, tajam. Ku toleh kebelakang, sepi. Dadaku mendadak berdebar,,,,

"Ada apa Yul?" tanya Laras.

"Ahh,,, Perasaanku saja!?" gumamku. "gak ada apa apa La..." jawabku berbohong karena seperti ada yang mengawasi ku.

(Continued,,,)

CINCIN KEHIDUPAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang