coming soon

461 24 5
                                    

Ini cuplikan kelanjutan cincin kehidupan.

Happy reading...

Part 42
*******

Semua terasa gelap! gelap segelap gelapnya. Tak ada sinar setitik pun yang ada. Gulita. Cukup lama rasanya...

Yah,,   terasa sangat! lama sekali...

Jiwa ini terasa melayang layang dalam ruang yang gelap gulita, tanpa tujuan. Mau kemanakah?.

Melayang!

Itulah yang ku rasakan, tubuhku terasa ringan tanpa beban. Aku tak tahu pasti saat ini aku berada dimana sekarang?. Karena aku tak menemukan secuilpun cahaya.

Tubuhku yang ringan terus bergerak tanpa beban. Ringan. Terus bergerak...

Diujung sana ku lihat sebuah titik cahaya, kecil. Aku bersemangat. Cahaya itu makin terang, bahkan saat aku dekat begitu menyilaukan sekali. Aku sampai menutup mataku saking silaunya. Berhenti. Aku rasakan...

Ku buka mataku perlahan.

Saat pertama ku lihat, hamparan langit yang membiru, terus awan awan yang menyelimuti, dimana saat ini aku sedang berdiri.

Aroma wangi yang tak pernah aku cium sangat santar masuk kepernafasanku, menenangkan. Aku sampai terlena dibuainya.

Mataku setengah terpejam, cukup lama. Aku sendiri merasa betah ditempat ini. Tempat yang baru. Tempat yang terasa sangat asing bagiku. Tapi membuatku nyaman dan betah. Pun aku hanya berdiri diempatku, bahkan tak beranjak  sama sekali. Tak ku rasakan apapun selain kedamaian. Itulah saat ini yang sedang ku rasakan.

Ku rasakan sentuhan sebuah tangan. Lembut. Aku tiba tiba teringat seseorang yang sentuhannya sama seperti apa yang kurasakan...

"Ibu,,," ku buka mataku lebar. Saat ku sadari ada sosok yang memakai pakaian serba putih bersih bahkan sedikit kinclong, baru terpancar dari pakaian yang dikenakannya.

Beliau hanya tersenyum kearahku. Dan aku sangat yakin kalau sosok yang berdiri dihadapanku adalah ibuku dengan senyum serta wajah yang teduh dan damai.

Tanpa  ragu aku pun memeluknya karena rindu juga kangen yang teramat dalam padanya. Aku bahkan tak bisa berpikir, tak bisa mencerna apa yang saat ini terjadi?.

"Ibu, ibu,,," pelukku penuh keharuan. Aroma tubuhnya yang harum, entah harum apa? sangat menentramkan jiwaku.

"Kenapa ibu diam?. Ibu tak kangen padaku. Ibu tak merindukanku. Ibu kenapa masih saja diam?. Apa salahku bu?. Apa aku telah membuat ibu kecewa sehingga ibu tak mau bicara sedikitpun padaku. Aku hanya ingin bersama ibu disini selamanya!" tangisku seakan hanya berada dirongga dadaku. Yang ada kelegaan serta rasa kebahagiaan yang tak terlukiskan dengan kata kata.

Masih saja ibuku diam aku mengharapkan supaya ibuku bicara walau hanya sepatah kata.

"Ibu,,,,!" aku tak bisa lagi membuat ibuku bicara.

"Anakku! tempatmu bukan disini sayang. Masih lama kamu akan tinggal disini. Jalan hidupmu masih panjang anakku. Kamu harus kembali. Tempatmu bukan disini,,," titahnya, suaranya menurutku agak aneh, lembut penuh wibawa, dan sedikit menggema. Setelah itu ibuku mendekapku erat membuatku kembali terpejam.

Dan saat ku rasakan, aku tak lagi memeluk ibuku, aku kaget. Refleks aku berteriak...

"Ibuuuu,,,,!" teriakanku  menggema sedangkan sosok ibuku sudah tak ada lagi. Kemana?

Apa Yulian akan hidup kembali atau akan mati untuk selamanya?

Nanti keseruannya,,,,

CINCIN KEHIDUPAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang