Bagian 14

1.7K 137 3
                                    

Fanfiction SasuSaku




○○○○Happy Reading○○○○



Chapter 14

Pagi yang cerah, terbukti dengan angin yang sejuk dan lanjit beserta awan awannya. Tidak seperti pagi pagi yang lalu, yang selalu Sakura awali dengan kesedihan. Sekarang pagi Sakura rasanya penuh semangat, karena dia akan mengetahui tentang Kaa-sannya. Sakura sekarang telah memutuskan. Tidak ada lagi Sakura yang Bucin, Sakura akan memikirkan sesuatu dengan logika.

Sakura juga sudah lelah jika harus terus terus menangis, biarlah kisahnya ia serahkan pada Kami-sama. Dan tentang Sasuke? Sakura hanya bisa pasrah, siapapun nanti yang akan menjadi pilihan hati Sasuke. Sakura harus siap, siap dari sekarang. Agar hati tidak sakit sekali.

Mengenai Yuya-nee, Sakura akan meminta bantuan Shikamaru. Untuk mencari tahu keberadaannya. Mengingat Shikamaru adalah Detektif kepolisian diKonoha. Shikamaru pasti bisa mendapat informasi.

Buru buru Sakura mandi lalu berganti pakaian, setelah usai. Sakura menepuk jidatnya. Astaga dia lupa untuk membuatkan sarapan untuk Sasuke, Apa Sasuke-kun akan marah? Karena sekecewa apapun  Sakura, Sakura tetap harus menjalankan tanggung jawabnya sebagai istri. Tak ingin frustrasi lama, Sakura segera menggeleng. Semoga Sasuke-kun tidak marah, harapnya.

Kali ini Sakura mengenakan Dress dibawah lutut, yang seputih salju. Dress ini memang polos, tapi bermodel. Sakura memang suka mengenakan sesuatu berwarna putih. Ia lalu menghadap kaca, memolesi mukanya dengan bedak baby. Sakura sudah besar si, tapi Sakura dari dulu memang nyaman menggunakan bedak bayi. Setelah itu, ia melembapkan bibirnya, agar terlihat lebih berkesan.

Merasa semua telah selesai, Sakura pun keluar kamar. Dan menuruni tangga. Sakura mengedarkan pandangan nya diseluruh ruangan bawah, tapi tidak menemukan Sasuke. Dia pasti sudah berangkat. Sakura menghela napas lega dan kembali menghela napas begitu tatapannya tertuju ke arah Nee-san nya. Karin, kenapa belum berangkat bekerja? Mengingat dia adalah seorang model.

Karin yang nampak menikmati kopinya berhenti begitu menyadari keberadaan Sakura. Dia menatap Sakura dengan tatapan yang sulit diarti. Tatapan itu aneh bagi Sakura, seakan akan mengisyaratkan kepedulian namun ditutupi kekesalan. Karin memang suka bersikap aneh.

"Ahh Sakura, aku tidak menyangka kau membawah pengaruh besar juga dalam hidup Sasuke", walau terdengar santai dalam ucapannya. Percayalah Karin sedang menahan rasa kesalnya. Mendengar hal itu Sakura mendadak bingung.

Apa? Dirinya membawah pengaruh besar bagi Sasuke? Itu tidak mungkin. Selamanya dia selalu dianggap Istri pengganti.

"Aku tidak mengerti maksud mu", katanya jujur. Karena memang ia tidak mengerti. Karin tertawa hambar mendengarnya.

"Hahaha! Suatu hari kau pasti akan mengerti. Ohia aku ada penawaran untukmu", ucap Karin sambil meminum kembali kopinya.

Sakura diam, penawaran apa lagi yang akan ditawarkan kakaknya. Apa soal meninggalkan Sasuke lagi?

"Hei berhenti berprasangka buruk!", lanjut Karin seolah olah membaca pikiran Sakura. Sakura melangkah untuk ikut duduk. "Penawaran apa?", tanya nya berhati hati.

"Wah ternyata kau semakin berpikiran dewasa ya, aku senang mengetahuinya."

Karin merasa kalo akhir akhir ini Sakura memang tampak lebih dewasa. Karin bahkan hampir tak bisa mengenalinya.

Sakura merilekskan tubuhnya lalu menatap Karin santai. "Itu karena aku belajar dari pengalaman buruk. Aku tidak menjadikan itu sebagai keterpurukan tetapi menjadikan itu sebagai motivasi untuk bangkit."

Karin tertekun, dia rasa Sakura memang telah menjadi wanita yang kuat. Ada rasa senang juga dihatinya, karena biar bagaimana pun Sakura sempat mengisi posisi penting dalam hatinya. Yaitu adik kesayangannya.

My Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang