Bagian 10

1.9K 142 1
                                    

Fanfiction SasuSaku






○○○○○○Happy Reading○○○○○○




Sesuai kebiasaannya Sakura saat ini sedang menggigit kuku nya, dengan posisi nya  ia sedang duduk dibangku tunggu Perusahaan Haruno Dai dengan perasaan campur aduk. Setelah pergi meninggalkan Karin, Sakura segera menuju Haruno Dai dengan tujuan bertanya secara langsung pada Tou-sannya.

Saat ini Sakura merasa heran dengan dirinya yang tiba tiba menjadi berani dengan mau berhadapan dengan Tou-sannya. Padahal selama ini dirinya selalu takut, mungkin karena perasaan keingintahuannya tentang jati dirinya sendiri yang lebih besar daripada ketakutannya pada Tou-san nya itu.

"Maaf Nona, Tuan Haruno saat ini sedang tidak berada didalam ruangannya" Ucap Asisten Kizashi yang menghampiri Sakura, memang tadi ia membantu Sakura agar mengecek apa Kizashi ada atau tidak. Tapi Kizashi sedang tidak ada, mungkin sedang ada urusan diluar Perusahaan.

"Baiklah, arigatou atas bantuannya" Selepas itu dengan helaan napas kasar Sakura berjalan keluar Haruno Dai dengan perasaan kecewa, karena keingintahuannya belum bisa terjawab.

Sakura harus mencoba mencari tahu karena tidak bisa dipungkiri dari kecil Sakura selalu mendambakan kasih sayang seorang Ibu maupun Ayah, yang tidak pernah didapatkannya dalam keluarga Haruno. Ibu tirinya maupun Ayah tirinya yang ternyata adalah Ayah kandungnya sendiri.

Sakura berhenti tepat disamping tiang listrik yang berada tak jauh dari Perusahaan Haruno, karena dirinya baru mendapat Pesan dari Kepala Departemen Senju Tsunade yang sudah ia anggap sebagai gurunya itu. Karena selama diKonoha Hospital Tsunade selalu membimbing nya sehingga Sakura semakin lincah dalam mengobati.

'Sakura, esok kau akan membimbing Dokter Bedah baru lulusan dari London. Kuharap kau tidak terlambat'

Sakura membaca isi pesan itu dalam hati, setelah itu ia berjalan kedepan sambil  memasukkan kembali HP Nya kedalam Tas. Sakura terlalu sibuk dengan acara memasukkan HP Nya sampai ia tidak sadar jika ada mobil yang akan melintas didepannya.

TIT!
TIT!
TIT!

Sakura membulatkan mata nya karena saking terkejut dirinya. Untung saja tubuh mungil Sakura ringan sehingga dengan cepat dan mudah Sakura berputar sehingga dirinya tidak jadi tertabrak. Sakura memengang dada nya yang saat ini kembang kempis, helaan napas panjang ia lakukan.

Mobil yang hampir menabrak Sakura itu menepi, Sakura yang melihatnya sedikit senang. Karena pengemudi mobil itu bertanggung jawab, karena walau tidak sepenuhnya kesalahan sih pengemudi tapi juga kesalahan Sakura. Maka pengemudi lain biasanya akan memaki atau langsung pergi begitu saja. Tapi yang Sakura lihat pengemudi Mobil merah yang hampir menabraknya mala menepi.

"Kau baik baik saja?"

Tanya seorang Pemuda. Yang adalah pengemudi Mobil itu. Pemuda itu mengulurkan tangannya kepada Sakura yang terduduk diatas Trotoar dengan ekspresi yang memucat, yang ia yakini karena syok akan kejadian tadi. Sakura yanh setengah sadar, membalas uluran tangan Pemuda itu. Dengan satu tarikan Sakura berhasil berdiri.

"Aku baik baik saja"

Jawab Sakura yang sejujurnya dia masih syok. Karena siapa juga yang tidak akan syok saat maut tiba tiba datang, Sakura tidak ingin mati mudah. Masih perawan pula.

"Maafkan aku Nona, aku tidak sempat melihatmu" Ujar Pemuda itu sambil menepuk nepuk tangan Sakura yang ada bekas debu yang menempel. Apa yang dilakukan Pemuda itu membuat Sakura salah tingkah. Sakura menatap Pemuda itu dengan wajah memerah. 'Hah dia sangat baik dan bertanggung jawab'

"Nona?" Panggil Pemuda itu sambil melambai lambai kan tangannya didepan Sakura yang sejak tadi diam melamun, dan tak membalas satupun perkataannya.

"Eh?" Kaget Sakura, Sakura semakin memerah karena pandangan matanya bertemu dengan mata Hazel Pemuda itu. "I-ini juga salahku yang tidak memperhatikan keadaan sekitar, maaf dan terima kasih" Sakura tersenyum.

My Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang