25th of the Moon

33 7 0
                                    

Perintah evakuasi darurat segera dicabut, dipastikan false alarm sebagai biang gara-garanya, hingga seisi hall sampai dikosongkan serentak. Tidak ada kebakaran, rupanya. Buzzer yang terputus-putus menyuarakan bahaya mengalami malfungsi sistem, sampai-sampai terciptalah kehebohan yang tak perlu. Peringatan palsu yang mengganggu kelangsungan perlombaan, hasilnya seluruh peserta diberi dispensasi kelonggaran waktu, oleh karena prosedur pengamanan dan evakuasi gedung sempat menelan durasi cukup lama. Total jenderal nyaris 30 menit terbuang sia-sia.

Untunglah proving roti tidak terusik insiden itu. Aliran listrik sempat diputus sebagai antisipasi korsleting. Tak bisa dibayangkan bila Monas sedang memanggang saat chaos terjadi. Pastilah hasil karyanya yang revolusioner bakal tamat riwayatnya sekejap mata. Dengan penuh syukur, roti yang di-proving sudah memuai dan siap dipanggang, total jumlahnya sembilan roti yang kecil-kecil size-nya.

Sembilan itu bilangan ganjil. Odd number yang dulunya rahasia kemujuran Wulandari. Ini babak sembilan besar dan ada sembilan roti bulat mungil dan sembilan tar pastry agak bantat nampaknya, dan pertaruhan nasib Monas ada di ujung lidah para juri.

Sembari menunggu panggangan roti jadi, Monas menggarap pasta kacang merah, yang disaring lembut dan dimasak di panci anti lengket, berbarengan parutan cokelat pahit, gula, minyak olive, garam, dan tepung ketan yang dilarutkan dalam tiga sendok makan air. Semuanya dimasak hingga kalis, diaduk-aduk tiga puluh menit di atas api sedang. Semuanya digarap Monas sesuai bisikan dari neneknya.

Nenek seakan berbicara padanya melalui "firasat halus". Istilah Monas untuk wilayah indera keenam di benaknya, firasat halus, sering kali menolong Monas di saat-saat genting dalam hidupnya. Pasta tausa ala Wulandari tidak ada duanya, dan Monas tidak mencontek satu resep pun di internet karena lebih meyakini nalurinya.

Cokelat hitam itu pahit, tetapi begitu membaur dengan pasta tausa, kenikmatannya melebihi rasa manis dari yang termanis, begitu kata nenek pada Monas dan Gar cilik. Tak perlu ditanyakan, Gar cukup acuh tak acuh saja, hasratnya besar melirik kue bulan yang setengah jadi, sementara Monas mencatat perkataan nenek dalam hati. Besok perayaan kue bulan, dan Gar sudah mengincar rasa isi tausa pilihannya, kesukaannya sama dengan Monas yang tergila pasta kacang merah.

Pasta yang sudah jadi disisihkannya sedikit, dicicipi apakah takarannya tepat dan ideal. Hm, astaga! Seakan keemasan toko Wulandari kembali hidup, mulai dari rasa, aroma, dan tekstur pasta yang sama persis. Isi moon cake buatan neneknya pekat, antara manis, legit, dan umami. Rahasianya ada pada garam dan cokelat murni yang menyempurnakan manis kacang merah dan gula yang menyatu. Paduan yang sempurna hingga tak ada yang tak jatuh hati pada moon cake isi tausa dari toko mereka.

Akhirnya, roti bundar kecil cokelat dan merekah, didinginkan sejenak setelah diangkat dari pemanggang. Monas dan waktunya saling berlomba, adu cepat, hingga buzzer mengumumkan time is up, tepat berdengung ketika roti terakhir selesai digarap. Sementara waktu, Monas merasakan kelegaan yang tak asing, seperti perasaan haru saat sebuah lagu dibawakannya hingga akhir. Entah bagaimana hasilnya. Yang pentingnya tugasnya selesai untuk hari ini. Buruk atau baiknya, biarlah ditentukan kerja kerasnya sendiri.

Urat tegang yang tiba-tiba mengendur membuat Monas pusing. Ini pusing yang artinya pening dan berkunang-kunang, bukan sakit kepala macam tension headache yang berdenyut dan bisa ditahan olesan minyak angin atau balsam pedas. Dunia seakan berotasi cepat dan penerangan meredup seketika. Monas memejam kuat-kuat, berharap kondisinya membaik saat matanya membuka kembali. Namun, suara-suara yang ditangkapnya surut, mungkin ia mendengar teriakan Gar, mungkin juga itu sesama peserta yang simpatik. Boleh jadi Moses yang mengguncang-guncang lengannya? Heran, ia mendengar pula suara genta angin di pintu toko Wulandari. Ninining lirih, biru muda warnanya, dulu di zaman kejayaan toko mereka, lonceng itu kerap menyanyi dengan riangnya.

Good Night Mama MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang