20th of the Moon

24 7 0
                                    

Aarrghhh. Gar berharap bisa meremas jantungnya sendiri. Seakan menjelma lempengan timah, otot jantungnya mengeras dan tak memompa secara normal. Apa boleh buat bila denyut jantung berpacu liar, maka dalam perasaanmu jantung seolah tersendat-sendat. Mungkin seperti hang atau error pada mesin pengiris roti, karena overload ketegangan yang bertubi-tubi.

Hanya selisih sekian meter dari tempat duduknya, tampil paras sang mantan kakak yang mencoba tersenyum, meredakan gelisah dan cemas tak tertahankan, selagi namanya disebut si pembawa acara. Bahkan dari layar kaca pun, perempuan berseragam koki putih-putih dan bertopi kertas lucu itu terlihat gemetar, memilin tangannya sendiri, disaksikan berjuta pasang mata pemirsa tanah air. Ia tersenyum lalu menggigiti bibirnya dan menunduk.

Gar setengah memohon, agar ia bisa berada di lokasi acara, begitu pembawa acara mengumumkan kelegaan terbesarnya, "mohon maaf, Monalis Saura, menurut keputusan juri Anda mesti terus berjuang di kompetisi ini, karena posisi Anda dinyatakan ... aman!"

Seolah lemas tak bertulang, Gar menggeletak di sofa dan membiarkan tubuhnya merosot sedikit sedikit, sebelum melonjak penuh kemenangan. "Yessss! Yessss! She did it, man! She did it, for God's sake!" Ia pun menandak-nandak seperti bocah memenangkan undian kupon gosok koin.

Apalagi, lebih-lebih lagi, kejadian menyenangkan lainnya terjadi satu setengah jam lalu. Sekonyong-konyong, pak cukong yang dikiranya kikir dan bakhil mengontaknya demi suatu urusan penting: kabarnya si sultan cukong jadi membeli unit rumah terakhir di Villabong Tiku yang banderolnya lima belas miliar rupiah, secara cash keras dan Gar yang ditunjuk sebagai perantaranya! Bisa dibayangkan komisi bejibun yang diraup Gar, cuma dalam semalam saja, penghasilannya mencapai ratusan juta rupiah! Ia memang sudah memenangkan undian besar! Oh, man!

Rupa-rupanya rumah sewaan yang tempo hari di-closing Gar dimaksud sebagai kediaman supir pak cukong dan sekaligus menguji profesionalitas Gar sebagai agen. Untunglah Gar menjaga sikapnya selalu santun terhadap klien sultan yang satu itu.

Seakan menjelma papan hitung kalkulator, Gar mengira-ngira berapa persisnya rupiah yang dikantunginya. Lima belas miliar, katakanlah biaya dokumen menelan lima puluh juta, artinya lima belas miliar dikurangi lima puluh juta, dibagi seratus dan dikalikan dua koma lima, sama dengan ... sama dengan ...

Alamak! Astaganaga dan segala macam astaga! 373.750.000. Bila terbilang akan berbunyi begini, tiga ratus tujuh puluh tiga juta dan tujuh ratus lima puluh ribu rupiah. Namun, tentu Gar harus membagi komisi ini dengan kantor tempatnya bekerja. No problem, pikir Gar. Dibagi dua pun nominalnya membuat mata sekejap membelalak, 186.875.000, terbilang seratus delapan puluh enam juta dan delapan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah! Bahkan melebihi perolehan komisi Gwen dari dua rumah sekaligus!

Akhirnya malam penuh tanda seru itu diakhiri Gar dengan terkapar tak pulas. Mana bisa ia tidur dengan kegirangan berlipat-lipat. Monas, mantan kakaknya maju ke babak sembilan besar, meski sempat ia dinyatakan dalam zona tidak aman. Lalu Gar pecah telur untuk impiannya menghasilkan uang banyak. Akhirnya, Om Oskar bisa tertolong sedikit, lalu Wulandari punya cadangan modal yang lumayan, pikir Gar mencoba bijak.

Sama sekali ia tak berpikir konsumtif, misalnya ingin membeli motor baru, atau membeli kemeja atau setelan jas mutakhir, mengganti jaket motornya yang kulit imitasi dan sompek di beberapa bagian, misalnya. Atau membeli unit televisi baru yang lebih besar layarnya. Bagi Gar, produk konsumtif, sekalipun harganya masih terjangkau, tetaplah tersier atau kebutuhan mewah-mewah yang tak dibutuhkan. Frugal living bukan berarti kita miskin, mau tak mau, ceramah pak cukong menempel juga di benak Gar dan merasuk sampai ke hatinya.

Urusan besok jadi titik balik dalam hidup seorang Gar. Untung saja ia sudah dikuliahi sebelumnya oleh si cukong sultan. Bila tidak, bukan tak mungkin ia lupa daratan dan membeli macam-macam benda yang menipiskan sakunya. Jangan-jangan ia bakal tukar tambah motor bututnya dengan yang body-nya greng dan gahar seperti incaran di sebuah showroom motor. Jangan-jangan ia langsung foya-foya meniru seorang selebgram, crazy rich medsos yang nyatanya meng-endorse situs perjudian online dan tengah diincar polisi. Ah, uang banyak bisa mengubah sifatmu dalam sekejap. Istilahnya membuat gelap mata yang menyesatkan iman.

Good Night Mama MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang