Good Night Mama Moon

23rd of the Moon

Puffy punya arti tidak sedap dikaitkan kecantikan perempuan. Puffy eyes contoh yang gampang. Pembengkakan di area mata, berupa inflamasi yang sifatnya sementara, diakibatkan alergi atau menangis berkepanjangan, misalnya. Monas sendiri tidak gampang menangis, tetapi alergi sejak dulu jadi masalah berat yang baginya gampang-gampang susah menanganinya.

Pagi berikutnya setelah menelepon sang ibu, Monas mendapati matanya sembab kemerahan. Astaga, alerginya tanpa permisi menyerobot pagi-pagi begini. Duh! Syukurlah antihistamin dan racikan herbal dari Moses ada, dan segera ia menenggaknya sesuai dosis yang tertera. Lucu, gejala yang dialaminya bernama puffy eyes, sementara ia memikirkan "puff" lain yang rasanya lezat. Puff pastry tepatnya, suatu teknik pembuatan kue yang mengembang selayaknya wujud roti.

Siapa bilang puff atau gembung berarti tidak sedap? Monas teringat teknik yang diajarkan nenek, kebetulan buku catatan nenek menerangkan terperinci, bila roti mengembang berkat bantuan dari ragi, maka puff pastry memuai karena bantuan lemak khusus yang dioles pada sela-sela adonan. Seingatnya gara-gara tugas klub memasak di SMP dulu, Monas sampai memohon bala bantuan nenek yang ulung seluk beluknya pastry.

"Trilema" bagi Monas bukan sekadar dilema biasa. Trilema adalah istilah ciptaan Monas, lantaran kebingungannya di antara tiga opsi, antara model napoleons, raisin puff, atau freeform tarts, sungguh sulit menentukan mana yang paling baik.

Sebetulnya bentuk orejas atau palmiers juga lumayan. Sayangnya sedikit gepeng, dan tahukah kamu, nama orejas arti sebenarnya daun telinga, membuat Monas bergidik tak nyaman. Teringatlah ia aksi seorang mantan juara dunia tinju kelas berat, yang "menyantap" kuping lawan tandingnya sampai sompek. Sungguh tak etis dan alangkah tak sportif perilakunya!

"Atau kubuat saja wujud antara raisin puff dan freeform tarts, bagaimana? Puff pastry ini lebih bebas dikreasikan. Out of the box, cake pun tak mesti resepnya begitu-begitu saja." Monas berjibaku dengan doodling di LCD drawing board yang penuh gambar sketsa kue dan coretan cakar bebek. Istilah cakar bebek ini kebetulan dipelajari dari Gar yang anti dikata-katai cakar ayam.

Roti juga sama. Bentuknya bisa macam-macam. Bisa kepala monyet, muka Teddy Bear, wajah panda, tubuh upik kepik, dan lain sebagainya. Sebuah artikel pemberian Moses menampilkan tips dan trik membentuk adonan roti jadi karakter yang lucu. Oke deh, roti bisa juga bentuknya serupa cake. Antara roti mungil yang manis dan cake bolu kecil bukannya kelihatan sama saja?

Lagi-lagi Gar benar pemikirannya, segan-segan Monas mengakui. Moon cake itu kue musiman atau kue tahunan, yang cuma laku satu kali satu tahun saja. Ada yang menilai, moon cake itu festive cake yang berat disantap. Nah, kalau saja moon cake dibuat enteng, bukankah jadi camilan sore yang menyenangkan?

"Kue manis gak ada bagusnya. Dimakan satu gak kenyang, dimakan dua bikin gemuk, dimakan tiga jadi penyakit." Celetukan Gar terngiang, candaan yang sedikit dirasakan Monas ada benarnya juga.

Puff pastry kadang tak cocok dengan lidah Nusantara, yang tak semuanya doyan mentega-mentegaan atau keju-kejuan semacamnya. Untunglah, Monas mengamati parasnya di cermin, puffy eyes yang dideritanya membaik. Namun kini Monas gundah soal kue untuk lomba berikutnya. Kabarnya, bila tak diberi lemak banyak, puff pastry takkan puffy sempurna.

Padahal jelas sekali, lemak jadi momok bagi konsumen tanah air, dan tugas Monas, akhirnya, mengkreasikan moon cake yang bisa dinikmati semuanya sebagai kudapan sehari-hari yang sehat. Moon cake yang bentuknya modifikasi dari puff pastry.

Madre atau biang adonan roti pernah jadi momok Monas di babak sebelumnya. Kebetulan, madre maknanya ibu dalam bahasa Spanyol. Kenapa ia tak menyadari, dulu pun mamah sang ibu momok besar dalam hidupnya? Momok, tidak salah dan Monas tidak merasa kualat.