🍁10
Hari itu, berakhir dengan kecanggungan yang berlangsung untuk beberapa saat. Nyonya Go ikut pulang ke apartemen Hyung Jun dan Ariana, menginginkan penjelasan atas apa yang beliau lihat di restaurant.
Ariana dan Hyung Jun duduk di satu kursi yang sama. Keduanya terlihat begitu tenang.
Nyonya Go memeperhatikan keduanya, ada rasa kecewa saat itu, ketika anak dan menantunya harus menutupi hubungan pernikahan mereka. Walaupun begitu, beliau menyadari bahwa memang keduanya terikat atas dasar perjodohan, bukan atas dasar cinta dari masing-masing. Tidak dibenarkan pula, kalau keduanya harus saling menyakiti, apalagi pelakunya adalah putranya sendiri, Hyung Jun.
Nyonya Go menghela napas beratnya secara perlahan. Sudah pasti orang tua itu sedang menahan emosi dalam diri.
"Baiklah, jika kalian tidak ingin menjelaskan apapun padaku." Nyonya Go kini bangkit dari duduknya, meraih tasnya dan mulai melangkah ke arah pintu.
"Ibu mertua." Ariana mendekat ke sampingnya.
Nyonya Go sontak berhenti, mengusap bahu Ariana secara perlahan, tampak mengertap bibir lalu melanjutkan langkahnya pergi dari apartemen itu.
Go Hyung Jun kini bangkit dari duduknya, melewati Ariana, lalu menoleh sampai Ariana melemparkan pandangan sengit, terlihat sangat lelah dan berpaling darinya.
"Aku, akan mengantar ibu." Ucap Jun, lalu pergi menyusul ibunya.
Ariana memperhatikan Hyung Jun pergi, sampai pundak lebarnya tidak lagi terlihat. Segera berpaling muka merasa sangat muak dan bergegas ke kamarnya.
Terduduk lesu, dengan menundukan wajah, meremas rambut secara kasar. Ariana tidak bisa membohongi diri bahwa hari itu ia begitu terluka ketika melihat Hyung Jun berada di restaurant yang sama sedang menggandeng kekasihnya yaitu Maya.
Air mata pun menetes tak dapat dibendung.
Ponselnya berbunyi, pengingat agendanya hari itu. Ariana mengusap air matanya, memandangi agenda berikutnya. Ia ingat bahwa sekertarisnya telah membuat jadwal untuknya bertemu dengan seseorang di waktu makan malam nanti.
Ariana lebih baik segera bergegas, kembali merapihkan diri. Tidak, sebaiknya ia akan mandi terlebih dulu, setelah itu ia akan segera pergi ke tempat yang sudah ditentukan.
Pakaian rapih, gaun hitam favoritnya dibalut oleh mantel tebal malam itu, Ariana pergi ke sebuah restaurant untuk menemui seseorang. Ia sendiri masih belum tahu siapa orang yang akan bertemu dengannya, hanya mengandalkan kepercayaan bahwa siapapun yang menghubunginya melalui sekertarisnya, tentu saja orang itu pasti ingin membicarakan sesuatu yang penting tentang pekerjaan. Dan anehnya, Jo Tae Yong belum mengatakan apapun padanya.
Sesampainya di sana, Ariana segera disambut oleh salah satu pelayan untuk mengantarkannya ke ruangan Vip. Ariana terpaku ketika mengetahu siapa yang ingin bertemu dengannya, seseorang dari masa lalu kini kembali datang di waktu yang tepat. Tidak seharusnya mereka bertemu lagi, walaupun hanya untuk mengisi kekosongan masing-masing, atau akan menghancurkan sesuatu yang memang sudah hancur.
***
Hyung Jun hampir ditampar oleh ibunya yang masih merasa sangat kesal, merasa malu atas perbuatannya pada Ariana. Masih mengangkat salah satu tangannya, kini bergetar menahan emosi.
"Mengapa kau menghianatinya? Apa kau tahu, tidak ada wanita lain yang bisa membuat hatiku tergerak, kecuali Ariana, menantuku!" tegas sang ibu dengan mengertap bibir di hadapan Hyung Jun.
"Ibu. Aku tidak pernah menghianatinya, wanita itu adalah kekasihku. Kami saling mencintai, bu!"
"Jun-aah." Sang ibu membentaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn√
Fanfiction⚠SUDAH TERBIT⚠ SELF PUBHLISHING. ENDING HANYA ADA DI NOVEL😁 Autumn🍁🍂 Go Hyung Jun dan Ariana menerima perjodohannya lalu menikah. Pernikahan itu membuat keduanya semakin merana, kesepian dan putus asa. Kehadiran orang ketiga membuat suasana semak...