🍁11

149 10 25
                                    


Biasakan Follow terlebih dulu sebelum membaca... terimakasih untuk apresiasinya berupa vote dan komen.


🍁11

Jo Min gi telah memarkirkan mobil Ariana di depan taman apartemennya. Ariana segera turun dari dalam mobilnya dan menutup pintunya dengan kasar.

Bruuggh

Min gi ikut turun, berdiri sesaat di hadapan pintu mobil, memperhatikan ke arah Ariana.

Ariana ingin segera masuk ke unit apartemennya, lalu berbalik memandangi Jo Min gi.

"Masuklah." Seru Min gi yang masih berdiri di tempatnya.

Ariana mulai melangkah ke arahnya, berdiri tepat di hadapannya, menatapnya dengan penuh.

"Apa kau akan menawariku— minum misalnya? Baiklah, aku tidak akan menolaknya!" ucap Min gi begitu percaya diri.

Ariana mengerinyit, mengambil kunci mobilnya yang berada di salah satu tangan Jo Min gi, namun pria itu sengaja menahannya sampai Ariana merasa kesulitan menarik kunci mobilnya.

Min gi tersenyum tak simetris.

Eugh—Ariana mendengus kesal, lebih menariknya sampai kunci itu berhasil ia dapatkan. Jo Min gi memegangi lengannya dan menatapnya lekat.

"Aku tidak akan berterimakasih." Ariana tersenyum tak simetris, lalu mendorong tubuh Min gi, dan berbalik melangkah menjauhinya.

Jo Min gi hanya tersenyum membiarkannya pergi, pun mulai melangkah pergi setelah ia puas memandangi Ariana yang sudah jauh dari pandangannya. Memasukan kedua tangannya ke dalam saku jas tebalnya, tersenyum sendiri seperti orang kasmaran. Sama sekali tidak mempedulikan sekitarnya, yang terasa begitu sepi, hanya angin malam yang menyentuh kulit wajahnya.

Ariana hendak membuka kenop pintunya. Saat itu juga, wajah Jo Min gi terlintas di pikirannya. Tidak lantas masuk ke dalam apartemennya, ia pun memilih kembali turun ke parkiran untuk melihat apakah Min gi masih berada di sana atau memang sudah pergi. Berlari kecil, menoleh ke sana ke mari berdiri di samping mobilnya, sedang mencari keberadaan Jo Min gi. Raut wajahnya terlihat cemas, seolah berharap agar Min gi masih di tempatnya.

Hah— helaan napas lolos dari mulutnya, Ariana masih terdiam di sana.

"Apa kau sedang mencariku?"

Sontak saja Ariana pun menoleh pada suara itu.

Jo Min gi berdiri di belakangnya, perasaannya juga sama ketika melangkah pergi namun terbayang jelas wajah Ariana di mindanya, lalu ia kembali berdiri di belakang mobil dan merasa terkejut karena Ariana kembali ke parkiran.

Ariana kini terpaku memperhatikannya.

Angin malam itu menyapu rambut tebalnya, wajah putihnya memerah menahan dinginnya suasana. Napas keduanya terlihat jelas, berasap membaur bersama udara.

"Mengapa kau kembali?" Min gi menoleh ke sana ke mari, itu sudah hampir jam 11 malam.

"Ku- kupikir, kau sudah pergi." Ariana menundukan pandangannya, menyelipkan surainya ke belakang telinga. Salah satu tangannya mengulurkan kunci mobil ke hadapan Min gi.

Jo Min gi memandangi uluran tangan itu.

"Kau boleh memakai mobilku." Tawar Ariana.

"Aku bisa naik bus, lagipula aku akan pergi ke suatu tempat untuk menemui teman-temanku." Pungkas Min gi.

"Tapi ini sudah malam, dari pada menunggu bus, lebih baik kau pakai saja mobilku." Ariana masih mengulurkan kunci mobilnya.

"Apa kau pikir aku ini anak gadis? Tidak masalah kalau hanya menunggu bus, 15 menit juga akan sampai." Min gi kembali menampakan smirknya. "Aku sudah lebih dulu menunggu saat seperti ini, menunggu untuk bertemu lagi denganmu, selama bertahun-tahun. Aku bisa menunggunya!" Min gi sengaja ingin mengungkapkan perasaannya selama ini. Ia bukanlah tife pria yang hanya akan diam saja, pria yang sangat blak-blakan di hadapan orang yang disukainya.

Autumn√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang