Autumn 21
Di waktu luangnya, tepat di sore hari, waktu musim panas, Ariana sedang memandangi jendela kamarnya yang menyuguhkan pemandangan langit di lantai tersebut, memandangi layar ponselnya, sedang menanti pesan dari Jo Min gi, biar bagaimana pun juga, ia merasa khawatir pada luka di ujung bibir kekasihnya itu.
Go Hyung Jun mendatanginya dan mendekapnya dari belakang, melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Ariana.
"Kau di sini rupanya?" Hyung Jun semakin mendekapnya, wajah tampannya bertumpu pada ceruk leher Ariana, dan menatap wajahnya dari samping.
"Kau sudah pulang?" gumam Ariana tanpa menoleh sedikit pun pada suaminya itu.
"Hm, aku sengaja pulang lebih cepat karena ingin menemuimu, karena aku sangat merindukanmu!" Hyung Jun mengeratkan lingkaran tangannya. "Semalam, Jam berapa kau tiba di rumah?"
Ariana menundukan wajahnya, ia tidak mungkin bicara yang sesungguhnya, bahwa semalam ia pulang sangat terlambat, dikarenakan harus menunggu Jo Min gi sampai terlelap di pangkuannya, juga merawat luka di ujung bibirnya.
"Aku pulang, ketika kau sudah tidur. Untuk itu, aku tidak ingin mengganggumu, aku tidur di kamar sebelah." Ungkapnya.
"Hm, begitukah, apa kau tahu? Aku sampai ketiduran karena menunggumu!" ungkap Hyung Jun.
Ariana hanya terpaku mendengarnya.
Hyung Jun meraih kedua bahu Ariana, membawanya hingga berhadapan. Ariana mulai menatapnya, memperhatikan wajah tampan suaminya itu. begitu lembut dan khas, begitu teduh, senantiasa memberinya ketenangan.
"Ariana." Hyung Jun menempelkan keningnya pda kening Ariana, mengusap surainya, menyelipkan rambut ke belakang telinganya.
"Hari ini, aku menemui ibuku. Apa kau tahu apa yang ibu katakana padaku?"
Ariana hanya terdiam menatapnya.
Hyung Jun mengukir senyuman tipis, kembali menatap manik coklat milik istrinya yang pekat.
"Ibu bilang, kapan kita akan memberinya keturunan? Seorang bayi yang lucu, yang akan menjadi sumber kebahagiaan untuk kita semua nantinya?" ungkap Hyung Jun.
Ariana pun membulatkan matanya, lalu mulai menjauh merasa bingung oleh pertanyaan itu. Pernikahannya dengan Hyung Jun dari awal memang bukanlah pilihannya, ia hanya berusaha menjalankan perintah dari kedua orang tuanya, demi kelancaran bisnisnya.
Tidak saling mengenal atau pun ada rasa cinta sebelumnya, Ariana masih buta untuk bisa mengakui bahwa dirinya benar-benar menginginkan seorang Hyung Jun agar menjadi suaminya seutuhnya. Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa kehadirannya dalam hidup Ariana, mampu sedikit mengobati lukanya di masa lalu. Luka akibat penghianatan yang Jo Min gi lakukan terhadapnya begitu membekas, sampai ia tidak lagi menjalin kasih dengan pria lainnya, adapun Jo Tae Yong yang selalu menemaninya, ia tidak pernah menganggapnya serius, hanya sekedar hiburannya ketika di kantor.
"Sayang, kau mau ke mana?" Hyung Jun kembali mendekapnya dari belakang.
Ariana kembali terpaku memikirkan pertanyaan tentang anak.
"Apakah, kita bisa mewujudkan keinginan ibuku?" bisik Hyung Jun tepat di telinga Ariana.
Ariana pun memejamkan mata secara kasar, menghela napas lalu mengertab bibir merasa gelisah karenanya.
"Tidak kah, kau ingin memeriksakan dirimu? Bukankah pernikahan kita sudah berjalan beberapa bulan? Dan selama itu juga, aku tidak pernah mengenakan pengaman?" ucap Hyung Jun.
Ariana semakin terpaku dibuatnya. Entah apa yang kurang dari keduanya, entah kurangnya rasa cinta ataukah sebuah perasaan yang belum menumkan titik yang sama, hingga membuatnya tidak juga mendapatkan buah dari pernikahannya selama beberapa bulan ini, benar kata Hyung Jun, seharusnya ia sudah bisa hamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn√
Fanfiction⚠SUDAH TERBIT⚠ SELF PUBHLISHING. ENDING HANYA ADA DI NOVEL😁 Autumn🍁🍂 Go Hyung Jun dan Ariana menerima perjodohannya lalu menikah. Pernikahan itu membuat keduanya semakin merana, kesepian dan putus asa. Kehadiran orang ketiga membuat suasana semak...