chapter 10

43.6K 3.3K 40
                                    

Dua orang pemuda berada di sebuah ruangan dengan cahaya remang-remang. Satu pemuda duduk di kursi dengan tangan diikat, sedangkan yang lainnya duduk memegang pisau tajam.

"Jadi ... apa maksud lo jalan sama istri gue?"

Ya, pemuda tersebut adalah Vian, dengan Rio. Vian yang merasa panas di hatinya langsung menculik Rio dan pasti akan membunuhnya, sebelum itu Vian ingin menyiksa Rio.

Warning!! beberapa adegan kekerasan ⚠️

"E-engga k-kok a-aku c-cuma jalan s-sama re-Reva ak-"

Srek

Vian menggores pipi Rio membuat pemuda culun itu meringis kesakitan. Ia menjambak, hingga rambut Rio rontok.

"Lo bener-bener berani, jalan sama punya gue, artinya lo siap menjemput ajal,"bisik Vian.

"Ssshh,"ringis Rio.

"Pertama lo udah berani jalan sama istri gue, kedua mata lo cantik. Boleh gue ambil?"

Rio menggeleng cepat."K-kamu bahkan ti-tidak mencintai i-istri mu, la-lalu untuk a-apa kamu mel-akukan i-ini?"

Saat ini Vian berada di batas kesabaran nya, bagaimana Rio mengatakan itu! ia sangat mencintai reva, eh?

Ia menggeleng cepat, kemudian Vian merobek mulut Rio. Kemudian ia menusuk-nusuk perut pemuda di depannya beberapa kali, darah mengalir dimana-mana. Sungguh Rio tidak kuat lagi.

Vian yang belum puas menggores kaki Rio, pemuda itu di ambang kematian. Karena merasa puas dengan karya nya, Vian tersenyum smirk.

Untuk terakhir kalinya ia menusuk jantung Rio, sehingga pemuda itu meninggal di tangan Vian. Tidak mau sia-sia Vian mengambil jantung, dan organ-organ yang dapat ia jual.

Terakhir, Vian mengambil mata indah Rio. Kemudian ia meninggalkan tubuh tak berbentuk itu, Vian pergi dari sana.

                                   •••••

Sore ini Reva bersantai di taman mansionnya ditemani cemilan dan Joko. Santai lah sebelum santai itu dilarang, katanya.

"Jok, lo tau ga? gue seneng, untung Vian belum pulang. Kalo pulang pasti gue di jadiin babu,"ungkap Reva.

"Sok berkuasa banget tuh orang, padahal kemarin cuman minta nasi goreng doang!"lanjutnya.

"Siapa yang sok berkuasa?"

"Arvian Natheo Vizeo, lah! siapa lagi,"terang Reva tanpa melihat siapa yang bertanya.

"Gue emang berkuasa!"cetus Vian lalu duduk di sebelah Reva.

Wanita yang melihat Vian duduk pun jadi gelagapan sendiri, sial mulutnya tidak bisa di rem!

"A-ah tadi gue cuma bercanda doang,"kata Reva.

Vian menaikkan bahunya acuh."Gue cuman mau bilang, bokap sama nyokap gue besok pulang."

"Terus?"tanya Reva sambil memakan cemilannya.

"Lo sebagai babu harus nurut ke gue, jadi ... selama mereka di rumah, lo harus di deket gue terus,"jawab Vian dengan nada datar.

Karena Reva saat ini sedang tidak ingin berdebat, maka ia hanya mengangguk mengiyakan. Vian yang gemas ingin sekali mencubit pipi gembul istrinya, namun Vian gengsi.

                               ❤️

Karena pagi ini orang tua Vian akan datang, jadi mereka memutuskan membolos. Tenang saja, sultan bebas. Pagi-pagi sekali Reva sudah menyiapkan berbagai macam masakan untuk menyambut mertua serta sarapan mereka.

New World [TRANSMIGRATION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang