Rewrite the Stars♪
Gapapa, cuma semoga lagi dengerin aja hehe.
“Nyatanya, kamu selalu mengingkari janjimu.”
- Reva -
•
•
Kesepian.
Itu yang Reva rasakan sekarang. Malam hari yang gelap menjadi teman akan kesepiannya itu. Mengikuti kebiasaannya sejak kejadian 7 tahun lalu, memandang bulan.
Ia tak tau mana yang mimpi dan yang nyata sekarang. Berkali-kali mencoba menyadarkan diri untuk terbangun, namun nihil. Usahanya sia-sia, itu bukan hanya mimpi, melainkan sebuah kenyataan.
Bukan seseorang yang kehilangan dirinya, tetapi dirinya yang kehilangan seseorang. Vian meninggalkannya dengan keempat anaknya. Ya, meninggalkan Reva untuk selamanya. Wanita itu terus berpikir, Vian mengikari janjinya.
5 tahun hidup tanpa sosok Vian, dan membesarkan keempat anaknya sendirian. Reva hanya bisa menatap kosong jendela kamarnya yang berhadapan dengan bulan. Ia kemudian berjalan kearah laci meja memegang sebuah memori kecil yang harusnya ia buka 5 tahun lalu.
Namun tidak, ia tidak ingin membuka semua tentang Vian agar tidak terus berpikir pada pria itu. Namun di malam yang sepi dan gelap ini, Reva sepertinya merindukan suara Vian. Wanita itu memasang memori itu pada sebuah laptop.
Terdapat wajah Vian, yang berusaha tetap bernafas dan alat-alat lainnya di badannya. Mencoba tersenyum pada kamera yang berada di depannya, walaupun keadaannya sekarat.
"Halo, istri."
Reva mengalihkan pandangannya kearah lain dengan panggilan itu. Panggilan istri dari Vian membuatnya terngiang-ngiang akan kenangan mereka bersama.
"Kamu belum bisa tidur ya? Pasti begitu, kan? Soalnya, kan kamu gak bisa tidur tanpa aku."
Wanita itu merasakan sesak di dadanya. Air matanya mulai menetes mendengar suara orang yang ia rindukan, walaupun hanya di sebuah video.
"Jangan nangis, cantik. Kalau kamu nangis, gimana aku bisa bahagia sama bulan disana?" tanya Vian memegang dadanya.
"Maaf, ya. Aku gak bisa temenin kamu melahirkan. Boleh aku minta sesuatu? Kalau anak ketiga kita cewek, kasih nama Selena, dan kalau cowok Arcelio."
Dalam video itu, Vian susah bernafas. Bahkan, ia berbicara terbata-bata. Reva semakin menangis kencang, sungguh ia menyesal memutuskan untuk membuka memori terakhir yang diberikan Vian.
"Selena artinya bulan. Kita sama-sama selalu pandang lewat bulan walaupun jauh. Dari Selena, kita selalu mengingat bulan, sayang. Kalau Arcelio, aku gak tau. Lucu aja," ujarnya terkekeh.
Bibir dan muka pucat nya sama sekali tidak menghalangi Vian untuk mengatakan kata-kata terakhirnya untuk sang istri.
"Kamu cepet tidur, ya? Tenang aja, aku jaga kamu di atas. Kalau kamu rindu aku, sapa bulan."
"Jangan sampai kamu sakit. Kamu gak kasian sama anak-anak jaga kamu? Aku khawatir."
Reva menahan dirinya mati-matian agar tidak membanting laptop di pangkuannya. Ia takut mendengar kata selanjutnya, sudah cukup kehilangan Vian selamanya. Ia tidak akan membuka luka lama.
"Good night, istri. Maaf ya? Ini menjadi ucapan selamat malam terakhir aku."
"Nathaniel Arvian Pratama akan selalu mencintai istrinya, Revana Atika. Selamanya dan selalu begitu."
Beberapa dokter di video itu mencoba menghentikan Vian dan melanjutkan pemeriksaan pada pria itu. Namun di hadang oleh tangan Vian yang mengkode mereka agar diam.
Vian mulai menunduk lalu mulai meneteskan air matanya. Tak lama, pria itu kembali melihat kearah kamera dan tersenyum walaupun ia tengah menangis.
"Kalau di kehidupan ini Tuhan kembali memisahkan kita ... aku harap di kehidupan selanjutnya, Tuhan mempersatukan kita sampai tua bersama."
"I love you, istri. Aku tidur ya?"
Pria itu pelan-pelan menutup matanya, alat pendeteksi jantung pun perlahan-lahan berhenti membuat dokter disana memeriksa Vian berkali-kali, kemudian mereka menggeleng dan menutupi Vian dengan kain putih.
"Enggak! Kamu jahat!" teriak Reva sambil menangis.
Ia menggigit bibir bawahnya agar tidak kembali berteriak, mengingat ini sudah malam. Maka anak-anaknya pasti sudah tertidur, takut mereka akan terbangun ketika mendengar teriakkan Reva.
"Mommy gak perlu sedih. Kami lihat kok, mommy teriak aja."
Ucapan seorang anak berumur 7 tahun membuat Reva menoleh lalu mengelap air matanya. Mencoba tersenyum walaupun masih terlalu kaku. Ia memandang keempat anak itu dengan sendu.
Leondra Pratama dan Deondra Pratama, adalah anak kembar Reva dan Vian yang berusia 7 tahun. Arcelio Pratama dan Selena Cellia Pratama adalah anak kembar Reva dan Vian berumur 5 tahun.
Keempat anak itu berlari dan memeluk ibu mereka. Mereka tau betul, ibu mereka kesepian setelah ayah mereka meninggal. Tanpa sepengetahuan Reva, bahkan mereka rela pura-pura tidur. Lalu setelah beberapa saat, gantian mereka lah yang melihat apakah Reva sudah tidur atau belum.
Ayah mereka, Vian. Meninggal dunia karena kecelakaan di hari Reva seharusnya melahirkan Arcelio dan Selena. Saat itu, Vian sedang menuju rumah sakit, namun Tuhan berkata lain. Justru Vian yang dilarikan ke rumah sakit dan koma beberapa jam.
Namun seribu sayang, rumah sakit mereka berbeda sehingga Vian tidak bisa menemani Reva dan hanya membuat sebuah video untuk Reva. Tentu saja, Reva yang baru saja melahirkan syok.
Ia diberitahu oleh dokter Vian, bahwa pria itu ingin anaknya dinamai Arcelio atau Selena. Namun justru Reva melahirkan anak kembar yang membuatnya bahagia. Di makam, dokter tersebut juga memberikan memori kecil pada Reva.
Reva yang masih trauma akan kehilangan Vian untuk selamanya, sama sekali tidak berani membukanya. Hingga hari ini ia baru berani melihat isi video suaminya itu.
Suami yang memanjakannya, meninggalkannya.
Suami yang selalu memprioritaskan nya, sudah pergi.
Suami yang manja padanya, pergi bersama bulan.
Suami yang melarangnya pergi, justru ia yang pergi.
Vian jahat.
Vian egois.
Reva kecewa padanya, 1% kecewa dan 99% Reva mencintai Vian.
"You have to promise. In the next life, you will wait for me. I love you too, Vian."
- The End -
•••••••
Eh hhe ...
Done ok, ini part terakhir. Gak akan ada tambahan. Tunggu ceritaku selanjutnya aja.
Minus belum ku publish😎👆
Mau rehat bentar, cmiw.
Janji gak buat Reva kehilangan lagi✌️ soalnya ini terakhir sih.
See you, maniez🌙🍋
❤️
04, Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
New World [TRANSMIGRATION]
Teen Fiction(END) Belum revisi. #Transmigrasi Series 1 "𝐀𝐤𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐦𝐮, 𝐚𝐤𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐬𝐭𝐮𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚." 𝙙𝙚𝙬𝙞𝙛𝙖𝙩𝙢_ ••• Revana Ati...