Happy reading✨
•
•
"Vian!"
Bentak Karin pada putranya itu. Kemudian wanita itu memeluk Gretta yang menangis. Mengelus lembut kepala cucunya tersebut. Karin menyuruh Gretta ke kamar lalu menatap Vian yang masih memandang mereka datar.
"Nak, Gretta itu anak kamu," lirih Karin memegang pundak anaknya.
"Aku gak peduli, Ma!"
"Jangan hanya kesalahan kalian, Gretta yang menanggung semuanya!" emosi sang ibu.
Ibunya sangat frustrasi semenjak kepergian Reva. Keadaan Vian sangat tidak terkontrol, ia sering emosi dan kembali membunuh orang untuk pelampiasan. Dan yang membuatnya sangat kecewa adalah Vian tidak pernah menganggap Gretta, putrinya dengan Mila.
Vian terkekeh mendengarnya. "Aku cuma punya anak sama Reva, Ma."
Lalu pemuda itu pergi ke mansion Ken. Mereka masih sering berkumpul jika ada waktu luang, selain Kevin tentunya dan Sam yang menjadi seorang pilot, yang lain hanya seorang CEO.
Lima belas menit kemudian. Pemuda itu sampai di mansion Ken. Ia membanting pintu mobil lalu berlari kecil dengan muka datarnya. Para maid dan bodyguard hanya bisa diam, karena sudah bebas Vian melakukan itu. Seperti rumahnya sendiri
Brakk
Vian lalu duduk di kursi dan memejamkan matanya. "Kenapa lo?" tanya Ken diangguki Sam dan Arfin.
"Palingan kangen dia," sahut Sam santai.
"Kenapa lo gak coba nyari dia aja sih? kita udah dewasa, harusnya kalian gak boleh egois," kesal Arfin karena muak melihat itu.
Vian menghembuskan nafasnya berat, ia sangat lelah. Lalu pemuda itu mengeluarkan beberapa kertas dan memberikan ponselnya pada Arfin.
"Baca!" perintahnya diangguki Arfin.
Mata Arfin melotot dan kebingungan membuat mereka penasaran dan merebut kertas itu. Mereka menggeleng tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Jadi sebenarnya, lo tau dimana dia?"
Vian mengangguk kemudian tersenyum tipis. "Ya, gue tau. Gue selalu pengen jemput dia dan anak kami, tapi ...."
"Tapi karena kertas ini?!" teriak Sam.
"Gue bisa apa Sam?! gue gak bisa apa-apa demi mereka! mungkin cuma ini cara satu-satunya gue jaga mereka dari jauh." Vian membalas dengan bentakan lalu merebut kertas itu.
•••••
Malam ini Reva menemani Deon di kamarnya, anak itu sudah tertidur pulas beberapa menit lalu. Reva membuka jendela dan melihat bulan bersinar. Biasanya, wanita itu akan melihat dari balkon kamarnya. Entah sejak kapan, namun sepertinya itu sudah menjadi kebiasaannya.
Reva melihat kearah Deon yang tidur dengan tenang. Wajahnya yang mirip dengan Leo membuatnya selalu mengingat betapa baiknya ayahnya itu dulu.
Flashback on.
Tiba-tiba setelah Reva sampai di jalan raya, ada seseorang memegang tangannya dan menutupi badannya yang basah dengan jaketnya.
"Leo?" tanya Reva.
Leo hanya mengangguk. Tanpa kata-kata, pemuda itu, membawanya ke sebuah apartemen. Wanita itu hanya bisa diam karena merasa pusing, mungkin ia demam. Disana ada seorang maid yang membantu Reva berganti pakaian, lalu saat selesai ia melihat Leo memasakkan nya sup.
KAMU SEDANG MEMBACA
New World [TRANSMIGRATION]
Teen Fiction(END) Belum revisi. #Transmigrasi Series 1 "𝐀𝐤𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐦𝐮, 𝐚𝐤𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐰𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐬𝐭𝐮𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚." 𝙙𝙚𝙬𝙞𝙛𝙖𝙩𝙢_ ••• Revana Ati...