chapter 31

18.4K 1.4K 34
                                    

Happy reading✨

"Jelasin, Ra!"

"Lo percaya kalo gue yang buat lo pergi?"

Kyara menghembuskan nafasnya lalu menatap Reva dengan pandangan bersalah.

"Dulu gue pikir ... gue yang paling tersiksa disini. Karena di dunia asli, gue di perlakukan seperti ratu. Tapi disini? gue dikekang biar selalu dapet nilai sempurna, disini gue anak tunggal. Lo tau? gue lihat lo seakan biasa-biasa aja, disana gue ngerasa benci sama lo, dan gue merencanakan semuanya. Bahkan gue maksa Ica ngelakuin apa yang gue mau."

"Apa yang lo lakuin?" tanya Reva tak percaya.

Gadis itu mendekatkan wajahnya lalu berbisik. "Gue ancam, bahkan gue tampar dia."

Plak

Dengan emosi, Reva menampar Kyara yang sedang memegang pipinya. Reva sungguh tidak menerima apa yang Kyara katakan. Apalagi ia harus mendengarkan lagi kebenaran itu lagi.

"G-gue ... juga yang buat Vian sama Mila tidur berdua –"

Sebelum Reva kembali menampar gadis itu, Kyara terlebih dahulu memegang tangan Reva.

"Lo iblis, Ra!"

"Dengerin dulu!" tekan Kyara.

"Gue yang buat mereka tidur, inget, cuma tidur! bahkan gue saat itu cuma ngasih Vian dan Mila obat tidur. Rencana gue cuman bikin lo kecewa, saat lihat mereka tidur berdua."

Reva menggelengkan kepalanya. "Lo bohong, Ra. Gimana caranya Mila bisa sampai hamil?"

"Bahkan saat tau mereka tanpa sehelai benang pun, dan gimana Mila bisa hamil. Gue juga kaget! gak mungkin, itu semua rencana gue. Kecuali ... ada seseorang lagi yang mau buat lo hancur," lirih Kyara di akhir kalimat.

"Tapi, Va. Gue yakin, Vian sama sekali gak sentuh Mila. Coba lo pikir, gimana bisa orang tidur bisa hamilin orang?" lanjutnya.

Reva terdiam mencerna kata-kata Kyara. Jadi selama ini, di antara dirinya dan Vian hanya kesalah pahaman? tetapi ia tidak bisa begitu saja percaya pada siapapun. Kepercayaannya telah dihancurkan oleh orang-orang terdekatnya 7 tahun lalu.

"Tapi ... coba waktu itu lo enggak buat mereka kayak gitu, Ra. Pasti sekarang, anak gue punya ayah yang tujuh tahun lalu janji bakal buat dia selalu bahagia."

"Gue tau, kata-kata maaf pun gak cukup buat lo maafin gue," ujar Kyara menundukkan kepalanya.

"Lo tau itu, dan tentang siapa yang paling menderita disini ... gue nggak tau. Yang gue tau adalah lo melihat seseorang dari satu sisi, dan merasa diri lo yang paling tersakiti! apa lo tau rasanya lihat pembunuhan? apa lo tau rasanya dibenci keluarga lo disini? apa lo tau rasanya kecewa? dan apa lo tau rasanya di teror? jawab, Ra!" teriak Reva membuat Kyara memejamkan matanya.

"Lo gak mau jelasin tentang teror 7 tahun lalu? teror lo ke Vian? atau lo bunuh Mila, dengan cara meracuni dia? lo pembunuh," lanjut Reva dengan nafas memburu.

Seketika mata Kyara melotot mendengarnya. "Maksud lo apa? teror apa? bunuh Mila? lo nuduh gue?" tanya Kyara beruntun.

"Siapa lagi kalau bukan lo?"

"Bahkan setelah gue tau Mila hamil, gue merasa bersalah sama lo. Saat itu juga gue mutusin buat gak sama sekali ikut campur urusan lo, dan bakal gue jelasin semua kesalahan gue ketika lo balik. Gue sama sekali gak ada waktu buat meneror Vian ataupun bunuh Mila! gue sibuk di kekang, Reva!" jelas panjang Kyara lalu memukul tembok disampingnya.

New World [TRANSMIGRATION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang