chapter 27

19.5K 1.6K 26
                                    

Happy reading🍒

"Joko apa kabar, ya?" gumam Reva mengetuk dagunya.

"Dulu ... di perut, Lia kok aneh-aneh banget sih. Sekarang untung gak bobrok, jadi pendiem, cool, datar, idaman banget anak gue."

"Mama yuhuu, Lia cantik kece badai pulang, sama dokter ganteng tidak ada tandingannya!"

Teriakan itu membuat Reva menoleh, betapa terkejutnya wanita itu melihat anaknya tersenyum lebar dengan pria yang menggendong. 'Tumben teriak,' batinnya.

"Mama ih!" kesal Lia karena Reva terdiam.

"Tau nggak! kemarin Lia jalan-jalan sama dokter ganteng. Seru banget loh, Lia dibeliin banyak barang, lalu –"

"Ssstt, oke. Mama mengerti, sekarang bilang. Kenapa kamu jadi banyak bicara?" tanya Reva serius, sedangkan Kevin terkekeh mendengarnya.

"Lia diajari sama kakek Marco dan kakak Veen."

Reva menepuk jidatnya pelan, ke-cool an Lia benar-benar hilang setelah bertemu keluarga Kevin. Ia sedikit heran, ayah dan adiknya begitu harmonis, tapi mengapa Kevin dingin? kemarin Lia bilang jika akan menginap di mansion Kevin, dan kemarin malam Deon bisa dibawa pulang.

"Kevin," panggil Reva saat Lia menjenguk adiknya.

"Hmm?"

"Gue kayaknya mau balik ke Indonesia," kata-kata singkat itu sukses membuat Kevin terkejut.

"Kenapa?"

"Gue gak bisa terus terusan menghindari masa lalu, kan? gue dapet undangan di sana. Mungkin ini waktunya gue gak menghindar."

Kevin terdiam lalu menggenggam tangan Reva lembut dan tersenyum. "Lo bener, apapun yang lo lakuin ... gue akan selalu dukung lo," ucapnya membuat Reva terdiam menatap manik mata Kevin.

Perlahan-lahan Reva melepaskan genggaman itu dan mengangguk. "Gue bawa Lia sama Deon."

"Gue ikut!"

Reva kembali menatap Kevin dengan tatapan serius.

"Tapi lo kerja di –"

Kevin menutup mulut Reva dengan jari telunjuknya, untuk beberapa saat mereka saling pandang. Pemuda itu tersenyum tipis lalu melepaskan tangannya.

"Ssstt, gue udah bilang akan selalu ada buat lo."

"Makasih, Kev. Lo emang sahabat terbaik gue."

Pemuda itu terdiam mendengar kata 'sahabat' dari mulut Reva. Memang ia berusaha belum lama mendekati Reva dan anak-anaknya. Dan ia juga mengerti, Reva adalah tipe orang yang tidak peka.

"Kapan berangkat?" tanya Kevin.

"Besok," singkat Reva.

Kevin mengangguk lalu berpamitan pulang untuk menyiapkan keberangkatannya besok, kembali ke tempat yang ia benci.

                                    •••••

"Lia, Deon."

Sapa Reva membuat kedua anak itu menatap Reva. "Ada apa, Ma?" tanya Lia.

"Kalian mau, kan? kalau besok kita pergi ke Indonesia?"

"Indonesia? mau apa?" tanya Deon bingung.

"Mama ada perkejaan disana, mau tidak? kalau tidak, kita tidak akan berangkat ke –"

"MAU!" jawab mereka bersamaan.

Walaupun mereka anak-anak tetapi mereka bersama Reva selama ini. Mereka tau benar apa yang diinginkan dan tidak diinginkan Mama-nya. Dari raut wajah Reva, bahkan mereka tau jika Mama nya ingin menyelesaikan sesuatu yang belum selesai.

Mereka juga mengetahui bahasa Indonesia, ada guru les yang mengajarkan seminggu tiga kali, walaupun formal. Reva terkekeh mendengar kekompakan kedua anaknya, wanita itu pergi ke kamar lalu menatap foto mereka dengan Leo.

"Leo ... gue boleh, kan? bawa anak lo ke Indonesia? gue janji akan selalu jaga dia," gumam Reva mengelus bingkai foto itu.

Deon, bukanlah anak kandung Reva tetapi anak kandung Leo. Lima tahun lalu, Leo melakukan kesalahan apa yang Vian lakukan. Karena tidak sadar, Leo meniduri gadis polos yang tidak sengaja ke club.

Sayangnya, gadis itu tidak mau dinikahi. Dan mereka membuat perjanjian jika anak yang dalam kandungan gadis itu akan bersama Leo. Walaupun pemuda itu pernah terobsesi pada Reva dan jahat, mungkin. Ia belajar banyak hal setelah bersama Reva, entah tentang cinta, kehidupan dan tanggung jawab yang sebenarnya.

Namun takdir benar-benar mempermainkan mereka, saat gadis itu melahirkan Deon, ia meninggal saat itu juga. Sama seperti Lia, Deon memanggil Reva dengan Mama. Dunia lagi-lagi dibuat percaya dengan hubungan Leo dengannya saat Deon dilahirkan.

Reva tidak masalah dengan itu, Leo sudah banyak membantunya. Ia akan membalas budi dengan merawat Deon seperti anak kandungnya sendiri. Tiga tahun setelahnya, Leo meninggal karena penyakit jantung. Wanita itu semakin merasa bersalah, tetapi ....

Flashback on.

"Jaga Deon seperti Lia. D-dan semua harta a-aku punya kamu se-sekarang. Reva ... maaf," lirih Leo terbata-bata karena merasa sakit di seluruh tubuhnya.

"Nggak! kamu jangan minta maaf," gumam Reva terisak.

"Kamu g-gak tau ... aku pernah ter obsesi s-sama kamu. T-tapi setelah L-lia lahir ... dari matanya seakan sihir. Obsesi ku h-hilang gitu aja ... satu la-gi yang jebak Vi-an sama Mila I-tu –"

Sebelum Leo menyelesaikan kata-katanya, takdir mengambilnya dari dunia ini. Reva tidak peduli saat itu karena yang terpenting, adalah hidup Leo.

Flashback off.

"Semoga lo bahagia disana, Leo."

"Bahagia, kalau kamu bahagia," desisan disebelah telinga Reva membuatnya berbalik. Namun nihil, karena tidak ada siapapun.

Wanita itu bergidik ngeri lalu cepat-cepat menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa.

                                  •••••

Malam hari setelah Reva menemani anak-anaknya tidur, ia berjalan-jalan di sekitar mansion. Menatap taman, mansion, hingga jalan disana. Reva mengelus rerumputan disana mencium bau nya yang tidak ada.

"Gue pasti bakal kangen disini."

Lalu ia tiduran di rumputan itu, padahal hari sudah sangat gelap dan hampir tengah malam. Namun wanita itu sepertinya tidak tau hari membuat para pelayan geleng-geleng kepala melihat Nyonya nya.

"Selain karena hadapi masa lalu ... gue juga mau cari tau, siapa dibalik semuanya," gumam Reva menutup mata sesaat.

Cukup lama dalam posisi seperti itu, Reva kembali ke kamar. Besok pagi-pagi sekali mereka akan pergi dari negara yang 7 tahun mereka tinggali. Dan kembali ke negara yang membuatnya trauma akan cinta dan sahabat.

                                   •••••

Di bandara Reva, Kevin, Lia dan Deon sedang berjalan menuju pesawat pribadi keluarga Darendra dengan Deon di gendongan Kevin. Reva dan Lia berjalan dengan anggun, jangan lupakan kacamata hitam di mata mereka menambahkan kesan keren.

Sekarang mereka nampak seperti keluarga, bodyguard di belakang mereka membawa koper dan lain-lain. Saat sampai Lia dan Deon lebih dahulu masuk ke pesawat, sedangkan Reva masih terdiam menatap bandara.

Kevin menepuk pundaknya membuat Reva tersadar. "Ayo," ajaknya di angguki Reva.

"Good bye, London."

Typo tandai 📍

Maaf ya baru up sibuk banget akhir" ini, tapi aku usahain double up:3

TBC.

New World [TRANSMIGRATION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang