(UPDATE TIAP HARI) Ketika Kim Yoojung si anak dari pemilik agensi terkenal di Korea Selatan terpaksa menikahi Min Yoongi, produser musik yang hatinya masih jelas terpahat pada mantan kekasihnya, Shin Nayoung.
Mencintai Yoongi sendirian melelahkan, p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abangnya yoojung ni jan main2 kamu
Chapter 24 : Brother VS Husband
Dengan perasaan yang agaknya campur aduk karena merasa bersalah setelah menampar Yoojung tadi siang, Yoongi sebenarnya merasa malu pulang ke rumah. Toh, dari kemarin pria itu juga tak pernah pulang, tapi mengapa sekarang langkahnya kembali menuju rumahnya dengan Yoojung? Bahkan hati kecil yang terdalamnya juga menginginkan bertemu dengan Yoojung malam ini untuk meminta maaf.
Yoongi sebenarnya sudah menyadari perbedaan tensi di rumahnya sejak Nayoung datang. Rumah yang mereka huni tak lagi sehangat satu bulan atau empat tahun belakangan. Seperti saat ini, Yoongi memasuki rumah dan Yoojung tidak ada di ruang tengah. Padahal ini masih pukul sembilan malam, biasanya Yoojung masih menonton drama dari televisi.
Usai membuka mantel dan menyampirkannya di dekat pintu masuk, pria itu berjalan memasuki kamarnya dengan Yoojung. Di sana ada Yoojung sedang mengerjakan sesuatu di meja kerja kamar. Yoongi jelas paham bahwa kedatangannya pasti bersuara, sehingga seharusnya Yoojung terusik dan setidaknya memalingkan wajah melihat Yoongi. Tapi hal itu sama sekali tidak Yoojung lakukan.
Entahlah, Yoongi tak tahu alasannya. Apa karena terlalu fokus dengan kertas-kertas di hadapannya atau memang ingin mengabaikannya. Takut-takut, Yoongi pada akhirnya memanggil sang istri. "Jung."
Satu kata dari Yoongi rupanya mampu membuat Yoojung tersentak kaget. Ia segera meletakkan pensilnya dan memalingkan wajah melihat Yoongi. "Oppa? Sejak kapan kau di situ?"
Yoongi menghela napas. Rupanya ketakutannya tidak nyata. Yoojung memang sedang sangat serius—bukan berniat mengabaikannya. "Kau sedang mengerjakan apa?"
"Ada klienku yang tiba-tiba minta ganti denah rumahnya. Harus kuserahkan besok." Yoojung menutup buku sketsanya kemudian beranjak berdiri. "Oppa belum makan, 'kan? Aku sudah masak tadi. Oppa tunggu sebentar akan kuhangatkan."
Yoojung seolah berbicara sendirian dan sama sekali tidak membiarkan Yoongi untuk masuk ke dalam pembicaraannya. Wanita itu yang memulai, dia juga yang menyudahi. Saat ini pun, Yoongi dibuat bingung karena Yoojung merampungkan kalimatnya dengan cepat dan keluar dari kamar untuk memanaskan makanannya.
Mau tak mau, Yoongi mengikuti Yoojung keluar kamar. Duduk di meja makan seraya menunggu istrinya menyiapkannya makan malam—persis seperti yang sering mereka lakukan sebelum hubungan keduanya merenggang seperti sekarang.
Tidak butuh waktu lama, makan malam Yoongi tersaji dengan sempurna di hadapan pria itu. Yoojung tidak makan karena memang akhir-akhir ini ia jadi sulit mempunyai napsu makan, tapi tetap mengambil tempat duduk di depan Yoongi untuk menemani suaminya menyantap makan malamnya. "Selamat makan, Yoongi Oppa."
