Chapter 36 : Maximum Protection

668 66 15
                                    

Chapter 36 : Maximum Protection

Hanya butuh tiga jam bagi Kim Yoojung untuk kembali siuman. Meski berada di kamar rawat inap, tapi sesungguhnya wanita itu tak benar-benar harus bermalam di rumah sakit ini. Yoojung hanya mendapatkan pengobatan pertama dan juga diberikan cairan melalui infuse untuk menggantikan imun yang hilang karena darah yang begitu banyak keluar, lalu menetralisir bakteri dari gunting yang digunakan Yoojung saat percobaan bunuh diri beberapa jam yang lalu.

Sayup-sayup membuka mata, Yoojung merasa tangan kirinya sakit dan berat. Ada perban yang menutupi lukanya. Lalu ia melihat Hyusik dan Namjoon yang menatapnya cemas—dan kecewa.

Hyusik melenguh panjang ketika mendapati sang anak terbangun. Tak lagi khawatir Yoojung akan meregang nyawa karena dokter yang menangani sudah menjelaskan bahwa kondisi Yoojung baik-baik saja, Hyusik malah melihat Yoojung dengan tatapan kecewa saat ini. "Yoojung, kenapa kau melakukan itu?"

"Memang hidup hanya tentang Min Yoongi saja? Kau punya orang lain, Yoojung! Ada Ayah! Ada Namjoon Oppa! Kau juga punya Jungkook sahabatmu!" Hyusik sama sekali tak ingin marah pada putri semata wayangnya, tapi tindakan Yoojung tadi pagi benar-benar di luar dugaan. Kalau berani mati, berarti tak takut apapun lagi pada dunia ini.

"Ayah." Namjoon yang begitu mengerti masa sensitif yang sedang dialami sang adik rupanya segera menahan sang ayah. Tangannya dengan lembut menepuk paha Hyusik dan kepalanya mengangguk pelan. "Biar Namjoon saja."

Sedangkan itu, Yoojung hanya bisa menunduk ke sembarang arah. Antara menyesal mengapa ia masih diberikan hidup atau menyesal karena melakukan hal gila yang ternyata membuat cemas ayah dan kakaknya luar biasa.

"Jung. Oppa di sini." Namjoon kembali memusatkan atensi badannya pada Yoojung yang masih bersandar di ranjang rumah sakit. "Jangan takut. Oppa selalu di sini."

Badan kekar pria itu memeluk erat tubuh Yoojung. Hangat. Pelukan yang diberikan oleh Namjoon selalu sehangat ini.

Dengan lembut, tangannya meraih kepala Yoojung. Membelainya penuh kasih sayang dari kepala hingga ujung rambutnya. Hal itu dilakukan berulang—sampai Yoojung setidaknya merasa tenang dan aman. "Kau punya Oppa. Kau punya Ayah. Kau bisa berbagi kesedihanmu pada kami, Jung. Jangan sendirian begini lagi, ya?"

Pelukan Namjoon rupanya membuat Yoojung merasa terbawa suasana luar biasa sampai-sampai ia melupakan pertahanan dirinya lagi. Yoojung menangis dalam dekapan sang kakak. Suaranya parau dan bergetar membalas perkataan Namjoon. "A-aku..."

"Ya? Hm? Kau kenapa Sayangku?" Namjoon membalas begitu lembut. Sama sekali tak ingin adiknya semakin merasa tersakiti.

Hyusik bersyukur dalam dirinya yang terdalam. Saat ia tak bisa mengontrol amarahnya, Namjoon selalu bisa. Karena keberadaan sosok dewasa selain dirinya, Yoojung selalu dilindungi ketika Hyusik tak bisa sepenuhnya meletakkan atensi penuh pada putrinya. Kim Namjoon, selalu bisa diandalkan.

"A-aku..." Yoojung sesenggukan. Dan Namjoon semakin mengeratkan pelukannya. Jangan sampai Yoojung bergetar. Namjoon tak suka itu. "Kauuu?"

"Hamil."

Namjoon memejamkan matanya. Menenggelamkan kepalanya di pundak Yoojung. Ia menghirup napas dalam-dalam kemudian menghelanya begitu gusar. Lantas tangannya menepuk-nepuk punggung wanita itu. "Ya, Jung. Oppa tahu. Oppa tahu."

Yoojung lantas menggeleng hebat dengan derai air mata yang terus berurai di wajah cantiknya. "Aku tidak mau! Aku tak mau jadi ibu dari anak Yoongi!"

I Can't Touch Your Heart (M) | MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang