Prolog

1.5K 90 1
                                    

Hai, ini adalah cerita Transmigrasi seri kedua, setelah cerita Transmigrasi seri pertama yang judulnya •Jesica Transmigrasi•

Cerita Jesica Transmigrasi sudah aku unpublish setelah mendapat viewer yang lumayan banyak (205k+) dengan alasan sudah terpublikasi selama 2 tahun.

Cerita Jesica Transmigrasi sudah aku unpublish setelah mendapat viewer yang lumayan banyak (205k+) dengan alasan sudah terpublikasi selama 2 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


---HAPPY READING---

Sekar mengerutkan kening saat melihat sebuah mobil terparkir indah di halaman rumahnya. Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya untuk melihat siapa yang datang. Sekar melihat ibunya tengah berbincang akrab dengan seorang pria yang tidak Sekar kenal, di sana dia juga melihat seorang anak laki-laki yang sepertinya seumuran dengannya.

"Mommy?" sapa Sekar kikuk.

Leyla - wanita yang sudah melahirkan Sekar menoleh kala mendengar suara anak semata wayangnya. Wanita itu tersenyum lebar lalu menepuk sofa disebelahnya, mengisyaratkan Sekar agar duduk di sampingnya.

"Sayang, kamu sudah pulang?" tanya Leyla lembut dan dijawab anggukan oleh Sekar.

"Sekar, kenalin, ini ada Om Abian, calon papa baru kamu, dan dia Geovaldo calon saudara tiri kamu" ucap Leyla lembut.

Sekar hanya tersenyum kikuk menyapa sepasang ayah dan anak yang ada di depannya. Dia tidak masalah ibunya menikah lagi, toh ibunya sudah lama menjanda, dan Sekar akan selalu mendukung apapun yang ibunya lakukan, selagi itu membuat ibunya senang, karena Sekar begitu menyayangi ibunya.

"Ini anak kamu Ley" tanya pria paruh baya yang Sekar ketahui namanya Abian, calon ayah barunya.

"Iya Bian, Sekar, kenalan dulu gih" suruh Leyla gemas.

"Hai om Abi, Hai Geovaldo, aku Sekar, senang bisa bertemu kalian" ucap Sekar ramah, padahal hatinya deg-deg an dan tidak nyaman.

"Hai Sekar, kita juga senang bisa bertemu kamu, sebentar lagi kita akan menjadi keluarga. Oh iya, panggil anak saya Aldo saja biar tidak kepanjangan" sahut Abian sambil menunjuk anaknya yang hanya diam saja.

Lagi-lagi Sekar mengangguk, kesan pertama yang ia dapat dari pertemuan mendadak dengan calon ayah barunya ini, Abian adalah sosok yang humoris dan tulus, Sekar bisa melihat ketulusan itu dari pancaran matanya. Berbeda dengan calon saudara tirinya, dia terlihat cuek dan tidak peduli apapun.

"Mom, Om, dan Aldo, Sekar pamit ke kamar dulu ya, Sekar capek pengen istirahat" celetuk Sekar diiringi cengiran kudanya.

Leyla hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Sekar. "Yaudah sana, mandi dulu lo ya"

Sekar hanya mengangguk kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar, badannya terasa lengket seharian ini.

🌻🌻🌻🌻

Ketukan pintu di kamarnya membuat Sekar yang sedang menulis langsung menghentikan aktivitasnya. Ia melangkah ke arah pintu dan membukanya.

"Mommy? Ada apa Mom" tanya Sekar.

"Sekar, ini susunya di minum ya biar kamu semangat belajarnya" ucap Leyla sambil tersenyum kemudian menaruh segelas susu itu di atas meja belajar Sekar.

Sekar mengernyit bingung, tumben sekali mamanya membuatkan dia susu di kala waktu masih sore? Biasanya Leyla akan membuatkan dia susu ketika hendak tidur. Tak ingin memusingkan hal sepele itu, Sekar hanya tersenyum ke arah ibunya yang sedang duduk di atas ranjang, kemudian dia mengambil gelas itu dan meneguknya hingga tandas.

Tiba-tiba kepala Sekar berdenyut nyeri dan jantungnya berdegup kencang, tubuhnya luruh ke lantai dengan tangan yang memegang dadanya kuat karena sesak. Bahkan, untuk bernafas saja Sekar kesulitan.

"Mom... Mommy" lirih Sekar.

"SEKARRR" Leyla turun dari ranjang kemudian membawa Sekar ke dalam pangkuannya.

"Sa...sakit... Mommy"

Leyla hanya menatapnya dengan raut wajah datar, membuat Sekar heran tetapi rasa sakit itu semakin membuatnya tidak kuat.

"Sekar, maafin Mommy, kamu harus mati nak" ucap Leyla dingin, lalu ia mengangkat kepala Sekar yang ada di pangkuannya hingga jatuh ke lantai.

Air mata Sekar semakin deras kala melihat Mommy nya yang tiba-tiba tidak peduli dengannya, Mommy nya meninggalkan Sekar sendirian, membiarkan Sekar merasakan sakit yang luar biasa. Tubuh Sekar semakin lemah dan seperti di tarik paksa, matanya terpejam pelan dan setelahnya kegelapan membawanya terbang.

---THANKS FOR READING---

NERD'S TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang