20. (Dunia Emang Sempit)

286 31 1
                                    

HAI, KEMBALI LAGI DI CERITA SEKAR!!
INI ADALAH CHAPTER TERPANJANG YANG AKU KETIK SEBANYAK 2133 KATA HUHUUUUUUU....
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA SUPAYA BABY BISA UPDATE SECEPATNYA!!

HAPPY READING BESTIE
----------------

Sekar menatap pantulan wajahnya di cermin, pipi kanannya lebam hingga menimbulkan warna merah keunguan. Pagi ini, setelah mandi Sekar langsung bersiap untuk meninggalkan rumah Bu Ajeng, pakaian yang dipakainya saat ini pun milik anak perempuan Bu Ajeng.

Sekar keluar dari kamar dan berjalan menghampiri Bu Ajeng yang sedang menata makanan di atas meja. Bibirnya menyunggingkan senyum tulus melihat betapa baiknya wanita yang umurnya sudah berkepala empat ini.

"Selamat pagi, Bu" sapa Sekar ramah.

Bu Ajeng yang tadinya meletakkan sepiring ikan mujaer bumbu bali berbalik menatap gadis cantik yang sudah menginap di rumahnya semalam. Bibirnya membentuk senyum manis yang membuat wajahnya sedikit terlihat muda.

"Sudah bangun nduk? Yuk sarapan dulu" ajak Bu Ajeng lalu menarik kursi di sebelahnya.

Sekar tersenyum dan mengangguk, matanya menatap ngiler menu sarapan pagi ini. Perutnya pun sudah keroncongan sejak tadi, karena semalam dia tidak mengisi perutnya dengan apapun.

Sekar mengambil nasi dan ikan mujaer bumbu bali. Setelah mengucap do'a, tangannya dengan gesit menyendokkan makanan itu ke mulut mungilnya.

"MasyaAllah, enak banget masakan ibu" puji Sekar dengan mata berbinar.

Bu Ajeng yang mendengarnya terkekeh pelan, dia gemas dengan gadis yang masih berumur belasan tahun itu.

"Makan yang banyak nduk, toh ini ibuk emang masakin nduk Bella" balas Bu Ajeng hangat.

"Terimakasih ya bu, ibu baik banget" ucap Sekar tulus yang dibalas senyuman hangat oleh Bu Ajeng.

Setelah menghabiskan sarapannya, Sekar membantu Bu Ajeng mencuci piring. Sebenarnya, Bu Ajeng menolak dan menyuruh Sekar untuk duduk saja, tapi Sekar bersikeras ingin membantu Bu Ajeng melakukan pekerjaan rumah dengan alasan dia harus cepat kembali ke hotel untuk mengikuti olimpiade jam 1 siang nanti. Akhirnya, Bu Ajeng mengalah dan membiarkan Sekar melakukan keinginannya.

Jam 9, Sekar menyelesaikan pekerjaannya. Dia kembali ke kamar lalu istirahat sebentar. Tubuhnya capek bahkan dia malas malasan untuk bangun.

Setelah jam menunjukkan pukul 11 siang, Sekar terbangun dan menghampiri Bu Ajeng yang sedang menata tanaman di depan rumah.

"Bu, Bella mau pamit ya bu, terimakasih untuk tumpangannya" ucap Sekar membuat Bu Ajeng menghentikan aktivitasnya.

"Udah mau siap siap lomba ya nduk?" Tanya Bu Ajeng.

"Iya bu, saya harus kembali ke hotel sebelum jam 12, oh iya, disini ada transportasi kan bu?" Tanya Sekar, berharap dia bisa segera sampai ke hotel atau Ria yang akan menggantikan posisinya.

"Ada nduk, tapi lebih baik kamu bareng keponakan saya saja, kebetulan dia juga ada di sini, nemenin neneknya yang lagi sakit" balas Bu Ajeng.

"Aduh bu, nggak deh saya gak mau ngerepotin keluarga Bu Ajeng lagi" sahut Sekar tidak enak hati.

"Lagipula, saya bisa naik Taxi atau bis kok" imbuhnya.

"Weladalah, ora usah wis nduk, mending bareng ponakane ibuk wae, biar cepet sampai" ucap Bu Ajeng lalu berlalu meninggalkan Sekar dan pergi ke rumah yang tak jauh dari rumahnya sendiri.

NERD'S TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang