Minggu adalah hari paling menyenangkan bagi semua orang. Dimana, mereka bisa mengistirahatkan otak mereka yang biasanya dipenuhi oleh aktivitas hari-hari biasa. Setelah berdebat dengan Satria pagi tadi, Sekar langsung melakukan ritual paginya. Disinilah dia berada, diteras rumah, sedang menunggu Chandra untuk menjemputnya. Karena mereka berdua, sepakat untuk pergi ke kafe lalu membahas latihan soal-soal Olimpiade yang akan mereka ikuti.
Sambil menunggu kedatangan Chandra, Sekar memainkan ponselnya, dia sedang berbalas pesan dengan Rista dan Sherly. Kalau Satria dan kedua orangtuanya, mereka sedang pergi ke acara ulangtahun anak teman kantor Handika. Sebenarnya, tadi Sekar dipaksa oleh mereka untuk ikut, namun gadis itu bersikeras menolak ajakan mereka dengan alasan ingin belajar bersama Chandra. Akhirnya mereka pasrah dan tidak memaksa nya lagi.
Pandangan Sekar teralih saat mendengar suara deru motor, gadis itu tersenyum lebar saat melihat Chandra membuka helm full face nya. Sedangkan Chandra, hanya tersenyum tipis membuat Sekar mencibir dalam hati.
Kulkas sekali.
"Mau mampir dulu kak?" tanya Sekar basa-basi.
"Nggak, ayo berangkat"
Sekar mengangguk lalu naik ke atas motor Chandra. Keduanya segera pergi dari halaman rumah Edward. Di perjalanan, mereka saling diam, tidak ada yang membuka suara. Sampai akhirnya, sampailah mereka di sebuah kafe yang mereka tuju.
Sekar berjalan terlebih dahulu, diikuti oleh Chandra dibelakangnya. Keduanya segera pergi ke tempat pemesanan dan memesan makanan terlebih dahulu. Chandra lebih dulu meninggalkan Sekar, sedangkan Sekar sedang membayar pesanan mereka.
Sekar celingukan mencari keberadaan Chandra, setelah matanya menemukan sosok yang dia cari, gadis itu segera pergi menghampiri.
"Buka laptop nya" titah Chandra cepat.
Astaga, baru saja sampai tapi langsung disuruh buka laptop. Emang cuma sama Chandra yang serius mulu, gak pernah bisa di ajak bercanda. Namun, Sekar dengan patuh melakukan nya. Gadis itu mengambil laptop berwarna silver dengan logo apel, lalu tangannya dengan lincah menari di atas keyboard.
"Materi ke empat udah gue kirim, coba lo cek, baca dan pahami, setelah itu lo kerjakan latihan soalnya di kertas" ucap Chandra tanpa menoleh kan pandangannya ke arah lawan bicara.
Sekar memutar bola mata malas, "Okey"
Sekar membuka file kiriman dari Chandra. Gadis itu menatap serius ke setiap deretan angka dan kalimat di sana. Otaknya berusaha merespon setiap penjelasan yang membuatnya sedikit merasa pusing. Well, ini agak sulit menurutnya, tapi dia yakin otaknya akan merespon baik. Sesulit apapun materinya, Sekar selalu bisa langsung memahami.
Tiga puluh menit membaca materi yang dikirim Chandra, gadis itu sampai tidak sadar kalau didepannya sudah ada makanan dan minuman. Tangannya terangkat mengucek sebelah matanya, lalu mengambil greentea dan meneguknya santai.
"Shit, lumayan sulit, tapi gue bisa paham" gumam Sekar membuat Chandra mendongakkan kepalanya.
Chandra memperhatikan Sekar yang sedang mencoba memecahkan soal-soal yang dia kirim tadi. Matanya menyorot tajam ke arah Sekar, seakan tidak mau berpaling. Ada banyak perubahan pada adik Satria ini, dulu gadis itu selalu diam, tapi gak bisa diam kalau sama teman-teman Satria. Chandra juga tau kalau Bella dulu sering di bully, namun dia tidak peduli sama sekali, untuk apa memangnya dia peduli? Sampai akhirnya, matanya melihat Bella yang berubah. Merubah penampilan salah satunya. Dengan rambut coklat bergelombang, Bella terlihat begitu cantik. Kulitnya putih, hidungnya bangir, tulang pipinya tinggi, alis dan bulu matanya terlihat sempurna, iris mata cokelat itu juga terlihat menenangkan, jangan lupa dengan bibirnya yang berisi namun terlihat sexy.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD'S TRANSMIGRASI
Teen FictionTransmigrasi yang terjadi dari tubuh seorang pemberani kemudian berpindah pada tubuh orang lemah sudah biasa terjadi di dunia orange dan dunia novel. Tapi ini beda, ini tentang Sekar, Sekar Ayu Nimas Kaliamat, yang terkenal dengan julukan nerd girl...