SeokSoo [2]

393 40 0
                                    

~o0o~



"Nuna"

Tak ada respon.

Sang anak hanya diam dan terus memperhatikan buku-buku yang ada di meja belajar nya.

Ketara sekali jika dia senang belajar.

Jisoo menghela nafas dan menghampiri Jiwon yang tengah berkutat dengan buku-buku nya.

"Nuna

Let's talk"

"No
i'm busy, mam

So, next time"

"Can't!
Mami mau bicara nya sekarang bukan lain waktu"

"But I'm busy!"

"Lee Jiwon"

"Okay!
Fine!
Mami win!

Puas?"

"Ne, puas

So, let's talk"

Jiwon berbalik dan menatap Jisoo yang juga menatapnya dengan tatapan datar seperti yang dia lakukan kepada Jisoo sekarang.

"Maafkan papi ya? Dia—"

"Jika mami datang kemari hanya ingin meminta nuna untuk memaafkan papi,

Sorry

I can't "

"Why?
why can't you? tell mami her reason

Now!"

"Mami knows the reason!
why ask again?"

"Mami ingin mendengar nya langsung,

Jadi beritahu mami alasan kenapa nuna marah dengan papi"

"He's lying!
He also reneged on his promise!

I hate that"

Jisoo menghela nafas.

Dia tau alasan kenapa Jiwon marah dengan Seokmin.

Apalagi jika bukan Seokmin yang melupakan janji nya pada Jiwon karena dia yang terlalu sibuk dengan urusan rumah sakit.

"Nuna, kamu tau kan papi sibuk? Pasien papi banyak dan mereka membutuhkan papi.

So, You shouldn't be selfish like this
Papi—"

"Tapi nuna juga membutuhkan papi!!
Nuna butuh papi!
Memangnya hanya pasien papi saja yang butuh papi?
Lalu bagaimana dengan nuna?
Apakah nuna tidak membutuhkan papi?

Nuna also needs papi on the side of the nuna"

"Nuna—"

"Papi jarang di rumah
Papi juga jarang menghabiskan waktu dengan nuna bahkan dengan Twins!

We need papi here we!

Bukan hanya pasien papi saja yang membutuhkan papi.
Me!
Mami!
We!

We all need papi"

"So let's just be selfish for this time
Because it needs papi on the side of the nuna.

Please, mam

Please—hiks"

Hancur pertahanan Jiwon, dia menangis tepat di depan Jisoo. Dia tidak bisa menahan nya lagi walau sebenarnya dia tidak ingin menangis di depan Jiwon but she was already unable to hold his.

Jiwon ingin menjadi egois untuk sekali saja apalagi jika itu bersangkutan dengan papi nya.

Jisoo hanya terdiam memandang Jiwon yang menangis karena jujur saja jika dia juga merasakan hal yang sama dengan putri nya tapi dia tidak boleh egois.

"Nuna hanya ingin papi selalu ada disisi kita—hiks

Hanya itu, tidak lebih—hiks"

"Mami tau tapi ini pekerjaan papi
Ini cita-cita papi

Jadi mami mohon

Maafkan papi"

"Papi melakukan semua ini demi nuna, demi oppa and twins
Papi melakukan nya untuk kita semua jadi mami mohon.

Tolong hargai pekerjaan papi
Tolong hargai papi"

"But—"

Ucapan Jiwon terhenti karena Seokmin yang tiba-tiba memotong dan masuk ke dalam kamar nya dengan tersenyum sendu membuat dirinya tersentak karena ini pertama kalinya dia melihat senyuman sang papi.

"Nuna boleh marah sama papi
Nuna juga boleh membenci papi
Tapi papi mohon

Tolong jangan benci pekerjaan papi ya?"

"Why?!
Why are mami and papi so fond of such troublesome work?!

I don't understand with all this!"

"Nuna, mungkin memang belum saat nya nuna tau.

Nanti,
Pasti

Nuna pasti akan tau kenapa mami dan papi begitu menyukai pekerjaan yang nuna anggap merepotkan ini"

"But when?"

"Pasti ada saat nya
Tapi nanti

Jadi berharap sabar ya?"

Jiwon hanya mengangguk dan membiarkan Seokmin menghapus air matanya.

"Maafkan papi ya karena tidak bisa menepati janji papi?
Maafkan papi juga karena tidak ada disini nuna, oppa, mami dan twins.

Papi tidak masalah jika nuna tidak mau memaafkan papi tapi nuna harus tau jika papi sangat menyayangi kalian semua

Papi loves you so much. Even so much."

"Really?"

"Mm
Of course

Because...
All of you are papi's life and property so precious"

"Huwaaaa

Mian—hiks
Nuna mianhae—hiks"

"It's okay

Papi understand"

"Hiks—hiks"

Jisoo tersenyum, dia sedikit menyeka air matanya yang ada di pelupuk. Sungguh dia benar-benar bahagia melihat putri nya dan Seokmin yang sudah berbaikan seperti ini.

"PAPI!!
We want to be hugged too!!!"

Teriakan Samuel dan si kembar membuat Seokmin, Jisoo juga Jiwon kaget.

Ketiga nya lantas berlari lalu memeluk tubuh Seokmin dengan erat membuat Jisoo gemas dengan anak-anak nya dan memilih ikut memeluk Seokmin hingga kini Seokmin dan Jiwon tengah di peluk oleh orang-orang yang mereka sangat sayangi.






Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang