SeokSoo [5]

247 22 0
                                    

~o0o~



"Ha? Yang benar lo?
Lo lagi gak bohong kan, Jay?"

"Astaga, Sam
Sebegitu gak percaya nya lo sama gue?
Emang kapan sih gue pernah bohong sama lo?"

"Ya engga pernah sih,
Cuma gue ragu.

Masa iya Yoshi hyung dengan mudah nya nerima tuh perjodohan?
Iya kali, lo sendiri tau kan sifat Yoshi hyung gimana?"

"Iya gue tau,
Itu dia masalah nya. Gue sendiri aja kaget denger nya waktu papa nunjukin surat undangan nya.

Kok bisa ya Yoshi hyung nerima perjodohan nya?
Secara Yoshi hyung kan keras kepala"

"Ya mana gue tau,
Emang gue adik nya?"

"Bego emang!
Lo kan masih punya hubungan darah sama Yoshi hyung"

"Oh iya, benar juga lo"

"Bodoh!
Tapi btw lo dapat surat undangan nya gak?"

"Gak tau gue,
Coba gue tanya mami gue dulu.

Entar gue hubungi lagi"

"Oh, oke
Gue juga ada urusan ini ama adek gue.

Bye"

"Bye"

Samuel lantas melempar ponsel mahal nya ke sembarangan arah lalu pergi keluar kamar nya meninggalkan ponsel nya yang tergeletak dengan malang.

Poor ponsel mahal.

Senyum Samuel mengembang begitu melihat keluarga nya yang berkumpul bersama di ruang tengah, dia segera menghampiri mereka.

"Mami"

"Ya, Sam?"

"Mami dapat sudah undangan dari bibi Jeonghan gak?"

"Dapat,
Itu lagi dimainin ama adik-adik kamu"

"Aduh,
Padahal kan aku belum baca"

"Memang nya kenapa sih?"

"Gak cuma aku penasaran,
Emang Yoshi hyung di jodohin sama siapa Mi?"

"Sama Shiho"

"WHAT?!

Mami serius?"

"Iya, memang nya mami pernah gak serius ya?
Kalo kamu gak percaya tanya aja itu sama papi"

"Papi!"

"Apa sih, Sam?!
Gak usah teriak gitu,
Papi masih dengar dan lagi jarak kita dekat!"

"Hehehe,
Emang benar ya Yoshi hyung mau di jodohin ama Shiho hyung?"

"Iya,
Dua minggu lagi acara nya"

"Wah,
Jadi benar dong ucapan Jay tadi"

"Kamu tau dari Jay?"

Samuel mengangguk membenarkan karena emang dia tau nya dari Jay cuma Jay gak bilang Yoshi mau di jodohin sama siapa makanya dia nanya mami papi nya.

"Kok nanya lagi?"

"Biar lebih jelas"

"Aneh kamu"

"Ya aneh nya aku kan dari papa—"

"Oppa!"

"Iya, Jian?"

"Jian boleh pinjam ponsel oppa?"

"Boleh tapi ada syaratnya"

"Syarat?
Syarat apa?"

"Cium dulu pipi oppa baru kamu boleh pinjam ponsel oppa"

"Hanya itu?"

Samuel mengangguk.

Chup~

Pipi kanan Samuel di kecup Jian tanpa menunggu lama dan juga aba-aba membuat Samuel hanya tertawa melihat adik bungsu nya tidak sabaran, sungguh menggemaskan.

"Ambil di kamar oppa ya?"

"Oke!"

"Tau sandi ponsel oppa kan?"

"Tau!"

"Dah, sana pergi"

"Oke!

Eonnie, ayo main ke kamar oppa!"

"Eum!
Kajja"

"Heh!
Bukannya tadi bilang nya mau main ponsel oppa kok sekarang jadi main di kamar oppa—Yak!!

Jian! Jihan! Jiwon!"

Samuel berlari menyusul ketiga adik nya karena dia tau jika ketiga adiknya tidak di awasi bermain di kamar nya nanti mereka dalam bahaya karena kamar Samuel itu memiliki balkon kamar, dia takut jika adik-adik nya jatuh jadi dia harus mengawasi nya.

Seokmin dan Jisoo menggeleng kepala melihat Samuel yang mudah sekali di tipu oleh adik-adik nya.

"Ck, dasar anak itu.
Mudah sekali di bohongin adik-adik nya"

"Kkkkk,
Dia kan anak mu.

Wajar saja jika dia memiliki sifat mu yang terlalu polos dan mudah di tipu"

"Tapi dia juga anak mu, sayang"

"Ah! Kamu benar.

Kkkkk,
Habis nya kalian berdua mirip"

"Tentu, dia putra kita
Wajar jika dia mirip dengan ku
Aku ayah nya"

"Sangking miripnya sampai membuat ku sakit kepala melihat tingkah nya yang begitu mirip dengan kelakuan ayah nya"

"Kkkk, benar"










"Kkkk, benar"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang