l. LOL [part three]

425 115 104
                                    

Tokoh di cerita ini hanya khayalan semata. Mohon jangan ada hate mengatasnamakan visualisasi tokoh yang digunakan cerita ini.

 Mohon jangan ada hate mengatasnamakan visualisasi tokoh yang digunakan cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[03] Lips on Lips

Manis, Gio bisa merasakan rasa manis menguar dari pagutan nya dan Lavin, ditemani senja dan sepi nya rooftop, Gio bisa mendengar sendiri degupan jantungnya sedari saat Lavin mengangguk pelan, merespon pelukan nya, dan kini membalas scenting nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manis, Gio bisa merasakan rasa manis menguar dari pagutan nya dan Lavin, ditemani senja dan sepi nya rooftop, Gio bisa mendengar sendiri degupan jantungnya sedari saat Lavin mengangguk pelan, merespon pelukan nya, dan kini membalas scenting nya.

Drtttt...

Gio melepas pagutan keduanya, "Bentar ya.." ucapnya sembari merogoh saku celana dan mengangkat panggilan, ada nama Elina disana.

"Tumben banget," gumam nya sembari menjauh dari Lavin.

"Halo?"

"Halo Kavin, kamu dimana? Aku tadi chat Yemima, tapi katanya kamu nggak di kantor." Gio mengernyit bingung dengan pertanyaan Elina.

"Gue lagi di luar Na, kenapa nyariin?" balas nya sembari menoleh pada Lavin yang tengah membelakangi nya.

"Aku ada perlu mendesak Ka, bisa ketemu nggak? Soal Miko, dia lagi drop." baru saja Gio akan menolak, namun nama Miko yang disebut membuat Gio tak jadi melakukannya.

"Okay, ketemu dimana?"

"Di RS Mandala aja Ka, Miko dirawat inap disana."

"Okay, share loc yang bener ya Na, gue kesana sekarang." Gio segera mematikan telepon setelah meminta alamat yang jelas pada Elina. Pikiran Gio mulai bercabang, ia tau betul sahabatnya itu mudah kelelahan, dan memang belakangan ini Gio tak bertukar pesan dengan nya.

"Vin, kamu masih harus balik kerja?" Tanya Gio sembari menepuk pundak Lavin, membuat gadis yang pipinya kini bersemu merah itu menoleh dan mengangguk kecil.

"Kenapa? Kamu mau nunggu?" Tanya Lavin yang segera dibalas gelengan oleh Gio.

"Saya ada urusan mendadak, nggak apa-apa kan kalo saya tinggal?"

"Urusan apa, kalo aku boleh tau?"

"Sahabat saya ada yang lagi drop di RS Mandala. Saya mau jengukin dia sekarang. Boleh kan?" Jawab Gio sepenuhnya jujur membuat Lavin akhirnya mengangguk dan bergumam boleh.

Dengan cepat Gio mengantar Lavin kembali ke ruangan nya dan bergegas menuju RS Mandala yang alamatnya baru saja diberikan Elina via chat.

Begitu sampai di rumah sakit nya, Gio segera menanyakan kamar Miko pada suster yang bertugas.

"Okay, nomor 204." Gumam Gio sembari mencari nomor yang sesuai di beberapa pintu ruangan.

"Kavin!" baru saja lelaki itu hendak naik ke lantai tiga, seseorang memanggilnya.

"Na, Miko dimana? Dia nggak kenapa-napa kan?" Gio menghampiri dan segera menanyakan pada Elina perihal keadaan sahabat masa kecilnya itu.

Elina menggeleng, "He's fine. But, I'am not."

Gio menatap bingung pada ucapan Elina, "Sebelum Miko drop, kita sempet berantem kecil Ka. Kita sama-sama capek dengan semua persiapan pernikahan ini, sampai akhirnya kita berdua saling marah dan aku bawa-bawa kamu,"

"Apa?"

"Iya, aku nggak sengaja ngebandingin kamu sama Miko, dan itu buat Miko kesel. I don't realize that time, sampai akhirnya Miko nanyain tentang kita, karena emang kebodohan aku juga bawa-bawa kamu. Maaf Ka,"

Gio menggeleng tak percaya, "Bukannya kita udah janji buat nggak ngungkit masa lalu ya Na? Lo sendiri kan yang minta waktu itu? Kenapa malah lo yang bikin semua rumit sih sekarang? Mau lo apa Na?" Tanya Gio bertubi-tubi.

"I'm sorry Ka, it was an accident." Cicit Elina, tangan nya terulur untuk menggenggam jemari Gio, namun lelaki itu mundur.

Dengan tangan masih terulur, dari jarak yang cukup dekat ini, Elina bisa mencium nya, ada aroma lain yang menguar dari Gio.

Feromon bunga? Milik siapa ini?

"Sorry Na, gue mau masuk buat jenguk Miko." Ucapan Gio sontak membuat lamunan singkat Elina hilang, gadis itu melihat Gio berbalik dan hendak membuka pintu saat dengan tiba-tiba muncul keberanian nya untuk melakukan hal yang tak pernah disangka Gio.

Grep!

Gio mematung dengan tangan yang sudah menyentuh gagang pintu.

"Maafin aku dulu Ka." Ucap Elina sembari masih mengeratkan pelukan nya, perbuatan Elina membuat Gio mematung sekejap, namun dengan cepat lelaki itu melepaskan pelukan nya dan berbalik menghadap Elina.

Niat hati Gio ingin menasihati Elina atas apa yang baru saja diperbuatnya. Namun, yang terjadi justru membuat Gio kembali mematung.

"Ka, I'm sorry." Ulang Elina, dengan cepat ia mencuri satu ciuman pada bibir lelaki yang pernah menjadi kekasihnya itu.

Beberapa detik kejadian itu terasa begitu lama.

Dengan kasar Gio mendorong Elina secepat mungkin, "What the heck are you doing?!" Tanya nya nyaris berteriak, membuat gadis yang baru saja tersungkur itu menatap tak percaya.

"Kamu baru aja neriakin aku Ka? Bahkan kamu dorong aku?"

"Gue nggak akan ngelakuin itu kalo lo nggak lebih dulu mancing Na? What are you doing? Calon suami lo didalem lagi drop dan lo malah nyium gue? lo mikir apa sih Na?" tak bisa lagi, Gio benar-benar menampar Elina dengan semua ucapan nya, membuat gadis itu menangis seketika.

"Maaf Ka, aku beneran nggak sengaja." Ucapnya disela tangis. "Aku, aku ngerasa kamu jauh banget belakangan ini, aku tau ini salah. But I can't forget about us, jujur aku masih nggak bisa ngelupain kamu,"

"What? Lo udah mau nikah Na, dan mate lo itu sahabat gue."

"I know. Tapi aku nggak bisa bohongin perasaanku Ka. Aku tau kita nggak mungkin," ada jeda di ucapan Elina, gadis itu nampak menyesal, sangat menyesal dengan kelancangannya mencium Gio. "Maaf Ka, aku tadi kelepasan." Cicitnya lagi.

Huh!

"Gue cabut. Titip salam buat Miko," dengan cepat Gio berjalan meninggalkan Elina yang bahkan belum berdiri. Pikiran kesal sekaligus rasa amarah tengah menyelimuti nya, jika ia terus berada disana, mungkin jiwa alpha nya akan menyakiti Elina dan Gio tak ingin hal itu terjadi.

••tbc.••

Hai, taraaaa! This is the last updates for LOL part. Asli part ini aku pikirin udah dari pas mau nulis part i don't know. Judul nya ini aku sengaja bagi 3 karena bingung mau pake yang mana antara less than three you and lips on lips. Hehe

So, gimana triple updatenya? Udah berasa naik roller coaster? Belum lah ya..

By the way, adakah amarah yang mau diluapkan? Buat siapapun. Silahkan gunakan nama tokoh yang ingin diluapkan segala kekesalannya. Hehe

Next part minggu depan ya, see youu🐣

And last, Give me some feedback please💜

LavenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang