[ON-HOLD]
Ketika Lavina, seorang gadis Omega yang diujung masalah tanpa sengaja bertemu Giorgani si lelaki Alpha yang misterius.
• Jungri Area
• 100% Fiksi Fantasi
• Don't expect too much
[09.02.22 - ??]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gio tetap mengekori Lavin kemanapun omega itu berjalan, biarpun nyata nya ia sendiri mulai lelah.
Nih cewek kuat jalan ya. Dari tadi muterin rak nggak berhenti-berhenti loh, batin Gio yang terus menatap punggung Lavin tanpa henti.
"Gio, kamu tadi bilang suka baca novel kan? Rekomendasi dong. Aku bingung nih milih nya," lelaki Alpha itu agaknya tersentak dengan perubahan nada bicara Lavin yang didengar nya. Sedikit berbeda, menurutnya.
"Eum, saya nggak suka novel lokal."
"Yah.. padahal novel lokal bagus loh," gumam Lavin menyikapi, ia menoleh dan menemukan Gio ikut mendekat ke arah rak didepan nya. Setelah itu, Lavin melanjutkan ucapan nya, memberi alibi untuk Gio, agar setidaknya lelaki itu tau bahwa bacaan dalan negeri juga bagus-bagus.
Gio, entah mengapa mendengar Lavin bicara cukup banyak seperti saat ini membuat Gio ingin tersenyum sampai pipi nya sakit. Bagi nya Lavin mendadak berubah menggemaskan jika sudah siap dengan argumen nya. Ia jadi teringat beberapa argumen yang kedua nya lakukan sebelum berada di toko buku ini.
Argumen tentang rasa latte yang tadi diminum Gio di cafe,
Argumen tentang Gio yang ingin ikut dengan nya ke toko buku, bagian ini lebih tepatnya Lavin sempat menolak.
Argumen tentang toko buku keduanya datangi ini, dari jauh nya hingga kelengkapan buku nya.
"Aw!" Gio tersentak sadar saat pekikan Lavin terdengar. Ia mengedarkan pandang dan tak menemukan Lavin di lorong rak itu.
"Vin?" Suara Gio agak mengeras, aroma feromon Lavin mulai tercium kuat di hidung nya.
"Lavin?" Gio tak menemukan nya di beberapa lorong, namun feromon Lavin sepertinya menjauhi area rak di toko buku itu dan tercium ke arah toilet.
Toilet lagi? Batin Gio mengikuti feromon itu dan teringat kejadian kemarin sore, saat ia pertama kali bertemu Lavin.
Salah satu dari tiga bilik toilet itu terkunci, Gio yakin Lavin lah yang ada di dalam sana. Ia segera mendekat dan mengetuk pintu nya.
"Vin? Kamu nggak apa-apa?"
Baru saja Gio mau mengetuk lagi pintu itu, seorang lelaki asing masuk ke dalam toilet dan bilik sebelah Lavin. Pikiran Gio kalut, Gio sempat melirik sekilas lelaki itu, tatapan nya, apakah ia tertarik oleh feromon Lavin yang memang menguar di udara.
"Vin?! Buka dulu pintu nya!" Gio yang agaknya panik segera mengetuk kembali pintu bilik itu dengan sedikit mengeras.
"Vin-..." Gio yang baru saja akan kembali memanggil Lavin terdiam saat pintu dibuka sedikit oleh Lavin. Dengan cepat Gio mendorong pintu itu dan menemukan Lavin masih terduduk di atas kloset dengan wajah pucat dan aroma feromon yang pekat.
Gio mendekat, tatapan nya menggelap dan dengan segera ia merangkul Lavin yang hanya memilih diam. Sayang sekali Gio tidak membawa jaket har ini.