r. Remedy love

328 68 32
                                    

"Kenapa?" Bukan jawaban, justru pertanyaan Lavin dibalas oleh tanya yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa?" Bukan jawaban, justru pertanyaan Lavin dibalas oleh tanya yang lain. "Kalo kamu nggak menghindar kenapa minta nggak ketemu?" Lanjut Gio, suaranya seolah menahan amarah. Lebih tepatnya rasa kesal.

Tanpa diminta, feromon Gio menguar sangat pekat memenuhi sekitaran ruangan, membuat Lavin sendiri tercekat, aroma papermintnya terasa menyesakkan.

"Gio," cicit Lavin tak tahan dengan feromon alpha disebelahnya ini.

"Vin, kita kenapa?" Tanya Gio memelan, ia nampak berusaha lebih tenang. Wajah Lavin hampir memucat karena aroma feromonnya yang memenuhi ruangan sehingga ia mau tak mau harus mengontrol emosinya.

"Nggak apa-apa, kita cuma- eum, terlalu cepat, mungkin," Lavin terbata, jujur ia pun tak memahami apa yang terjadi diantara keduanya, namun yang pasti Lavin ingin berjarak lebih dulu.

"Cih! Terlalu cepat gimana?" Gio menghela nafas pelan menyadari dirinya masih menahan emosi dan mengeluarkan feromon menyengat yang dapat membuat Lavin bahkan tak mampu menatapnya, takut mungkin. "Vin, apa yang salah dengan kita?" Cicit Gio, kali ini suaranya mengecil nyaris berbisik.

"Gio maaf, aku janji nggak akan lama. Seminggu aja, aku mohon." Lavin membalas, dengan cepat ia membereskan makanannya dan pamit undur, meninggalkan Gio yang masih terdiam disana.

"Aku pernah ngasih kamu waktu untuk sadar akan perasaan kamu. Sekaranga giliran aku ya Gio." Tambah Lavin sebelum akhirnya benar pergi. Jam makan siangnya telah usai.

---

Lavin berjalan agak pelan memasuki kantornya. Ia bahkan tak sadar melewati Vincent yang menatapnya bingung.Ya, Lavin melamun.

Pikiran Lavin terfokus pada apa yang baru saja dilaluinya, tentang keputusannya menjaga jarak. Jujur semua tak semata-mata karena pemikiran pendek Lavin namun juga karena apa yang dilaluinya beberapa saat belakangan. Lavin hanya mencoba berpikir rasional.

Tidak salah kan?

"Vin, abis lunch ya?" Lamunan Lavin buyar kala Vincent menepuk pundaknya. Lelaki itu berjalan santai menyamai langkah Lavin yang juga memelan.

Lavin hanya mengangguk dan tak berminat sedikitpun melanjutkan percakapan.

"Lunch sendiri? Gak bareng Joela atau Chris?" Tanya Vincent lagi.

Lavin mengangguk lagi. Oh ayolah Vincent, Lavin tak ingin diganggu.

"Mau langsung balik ke ruang-.."

"Pak maaf, saya permisi." Belum juga Vincent melanjutkan ucapannya Lavin lebih dulu menginterupsi dan segera meninggalkan Vincent untuk berbelok ke ruangannya.

Entahlah, Lavin tengah malas berkomunikasi. Atau mungkin ia tengah butuh waktu untuk sendiri.

Drtttt

Vincent menatap ponselnya, nama Giong muncul di bar notifikasi.

Tumben sekali.

"Halo?" Ucap Vincent sembari kembali melangkah, membiarkan pikiran tentang Lavinnya meluap.

LavenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang