p. POV [part two]

359 108 209
                                        

Tokoh di cerita ini hanya khayalan semata. Mohon jangan ada hate mengatasnamakan visualisasi tokoh yang digunakan cerita ini.
(Kalo puasa mending baca pas buka aja gak sih?)
---

(Kalo puasa mending baca pas buka aja gak sih?)---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[02] Only you

Lavin tetap pada mode diamnya, bahkan setelah semua yang terjadi. Sejak Gio mengantarnya pulang malam itu setelah kejadian, saat Gio masih mengantar jemput keesokan harinya, hingga kini saat keduanya berdiri beriringan di ambang pintu besar sebuah ballroom mewah.

Ya, hari ini ialah hari penting bagi Elina dan Miko, pernikahan keduanya.

Lavin memang masih enggan berbicara pada Gio, namun gadis itu tak kalah oleh egonya dan tetap menepati janji untuk jadi gandengan Gio di acara ini. Walau tetap dalam mode diam.

"Vin, aku kesana dulu ya. Kamu mau es krim kan? Tunggu sini dulu ya, aku ambilin es krim vanilanya 2 scoop." Ucap Gio yang bisa dibilang hampir menyerah dengan mode diam Lavin. Namun, ia menyadari memang ini murni kesalahannya. Wajar bagi Lavin untuk mendiaminya, asal gadis itu tetap ada disampingnya, Gio tak masalah.

Gio dengan cepat berlalu setelah mengusap lembut surai Lavin, biarpun omeganya ini sedang dalam mode diam, Gio tak pernah absen memberikan afeksi padanya. Entah mengapa, mungkin Gio nyaman melakukannya pada Lavin.

Lavin tetap duduk terdiam, ia sebenarnya sudah tak marah, kesal, atau apalah itu. Ia sudah biasa saja. Kemarin pagi, setelah ia sampai dikantor ia akhirnya bercerita pada Joela tentang hubungannya.

Saat itu sahabat Lavin ini justru tertawa, "Ya lo ngapain marah? Toh juga itu masa lalunya kan? Salah Gio? Enggak kan Vin, dia udah jujur kan kalo dia pernah pacaran sama siapa tadi? Elina?"

"Lagian, bukannya waktu itu lo keliatan acuh ke Gio? Kok sekarang lo ngambek gini?" Tanya Joela lagi.

"Udahlah Vin, yang udah terjadi biarin aja. Mending lo fokus sama apa yang sedang dan akan terjadi. Mau si Elina itu mantannya Gio, atau apalah, toh juga yang sama Gio sekarang kan lo. Udah, biarin aja dia. Lagian ya, mau sekeras apa usaha Elina, kalo emang dia bukan matenya Gio ya mau gimana lagi? Nggak akan bisa kan."

Jujur, setelah itu Lavin banyak diam, ia memang tak menceritakan soal ciuman Gio dan Elina, ia hanya menceritakan tentang ia dan Gio yang baru memulai hubungan dan kehadiran Elina, si mantan pacar Gio secara tiba-tiba.

Coba aja kalo kamu tau La, yang bikin aku kesel tuh soal ciuman. Ngapain coba Gio nyium calon istri temennya yang ternyata juga mantan pacarnya. Batin Lavin mendadak kembali kesal, ia masih teduduk di ballroom mewah itu sendiri, Gio belum kembali.

"Ehem," Lavin reflek menoleh saat deheman seseorang terdengar. Ada Elina disana, berdiri tak jauh dari Lavin, membuat omega Gio itu menatap tanpa ekspresi.

LavenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang