m. Make it right

480 118 94
                                    

Gio melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, membelah malam yang mulai ramai dengan para pekerja pulang kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gio melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, membelah malam yang mulai ramai dengan para pekerja pulang kerja. Pikiran nya menelisik jauh pada apa yang baru saja terjadi.

Ia marah, karena Elina melakukan hal itu.

Ia kecewa, karena ia merasa telah menyakiti hati Miko lebih lagi.

Ia takut, sedari tadi perasaan nya tak nyaman, jantung nya berdebar cukup keras, entah menandakan apa.

Ia kesal, toh pada akhirnya ia tak bisa berbuat apa-apa selain meninggalkan Elina disana. Ya, Gio masih tau batas pembalasan, terlebih Elina seorang perempuan dan calon istri sahabatnya.

Ting

Suara ponsel yang memang sudah beberapa kali berbunyi itu kembali diabaikan Gio, ia memilih terus melajukan mobilnya. Entah, ia sedang tak punya tujuan.

Drtt...

Huh!

Baru juga diabaikan, ponselnya kembali berbunyi, kali ini nama Vincent tertera di layar. Dengan segera Gio menepikan mobil dan mengangkat panggilan dari sahabatnya itu.

"Halo?" ucap Gio pelan sembari mengusap surainya sendiri, sepening apapun dirinya tak bisa mengabaikan Vincent.

"Oh, Iya, ini gue baru balik jenguk. Kenapa? Lo mau kesana juga?" balas Gio lagi, ternyata Vincent menelepon nya untuk memastikan keadaan Miko.

"Mau sekarang? Gue udah jauh sih, mau sampe apart ini,"

Damn!

Gio ingin menolak saat Vincent yang memang belum tau insiden Elina justru mengajak Gio kembali menjenguk Miko. Sungguh, ia sedang tak ingin bertemu Elina lagi.

"Oh ya udah, liat besok ya Vin. Gue tutup." Dan Gio, sepertinya harus mencari alasan untuk batal menemani Vincent ke rumah sakit besok.

"Sumpah ya Elina bikin ribet aja." Gumam Gio kesal setelah melempar ponselnya asal ke kursi sebelah pengemudi.

---

"Vin, yakin nggak apa-apa?" Tanya Joela memastikan, ia menurunkan Lavin tepat didepan gedung apartemen nya, namun Joela masih khawatir dengan sahabatnya itu.

Lavin menggeleng pelan sembari tersenyum. Ia sebenarnya masih bingung dengan rasa nyeri yang tiba-tiba menyerangnya itu, namun Ia juga belum siap menceritakan nya pada Joela.

"Udah sana balik La, keburu malem." Ucap Lavin yang dengan cepat melambaikan tangannya. Ia tak mau berlama-lama, takut Joela akan curiga.

Lavin segera melangkahkan kakinya memasuki apartemen setelah Joela pulang. Ia lelah, terlalu banyak hal terjadi hari ini, ada takut, penasaran dan senangnya juga sih.

"Ini Gio nggak ada kabarin aku apa ya?" gumam Lavin mengeluarkan ponselnya dari tas. Ia menatap nomor Gio yang baru didapatnya tadi sore sebelum Gio izin menjenguk sahabatnya.

LavenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang