b. Bagiku, petaka.

528 136 19
                                    

Huh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huh!

Lavin kembali nampak kesal. Hari ini mood nya sedang tidak baik, naik turun sejak tadi pagi.

"Lu beneran nggak apa-apa Vin?" Tanya Joela entah yang ke tiga atau empat kali nya. Ia sedang menemani Lavin merevisi beberapa berkas yang memang menjadi masalah utama dirinya lembur hari ini.

Tidak, ini bukan kesalahan Lavin. Maka dari itu Joela ada disana, untuk memberi semangat Lavin tentunya.

"Asli ya aku sebenernya capek La. Dari kemarin nih file masih aja ada salahnya." Balas Lavin kesal, ia kembali menyelesaikan beberapa input data terakhir nya.

Joela menatap sungkan, memang ini lah alasan sebenarnya Chris menerima Lavin tanpa interview. Ya, semata untuk membantu Chris menyelesaikan berkas terbengkalai yang ditinggalkan pekerja sebelum Lavin.

Jika bukan karena pekerja malas yang baru dipecat Chris tiga hari sebelum Lavin masuk, mungkin kini Lavin tak akan lembur.

"Argh! Data nya nggak sinkron La," ucap Lavin geram. Sudah tiga kali dirinya mencoba dan tetap tak sinkron.

"Ya udah, lanjut besok aja Vin, udah mau jam delapan ini." Akhirnya Joela meminta Lavin berhenti dan pulang. "Nanti lu kemaleman lagi sampe apart." Tambah Joela yang berhasil membuat Lavin menutup file di komputer dan bersiap pulang. Sungguh Lavin memang sudah lelah karena seharian duduk dihadapan komputer ini.

---

"Astaga, ini beneran?" Gumam Lavin, kali ini lebih terdengar pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga, ini beneran?" Gumam Lavin, kali ini lebih terdengar pasrah. Ia baru sampai di apart dan menerima pesan Joela tentang wawancara ulang dengan narasumber. Ya, Lavin serasa ingin mencari mantan pekerja Chris dan mencekik nya karena kesal.

"Ini aku baru kerja 3 hari dan udah langsung disuruh kerja gini? Pengen nangis." Ucapnya lagi sembari membaringkan diri di atas tempat tidur.

Entahlah, urusan besok. Ia sudah terlalu lelah jika harus dipikir malam ini. Dan akhirnya Lavin tertidur tanpa berganti pakaian.

Ddrttt... Drrttt....

"Halo?"

"Vin, lu masih tidur? Nggak ngantor?" Lavin tersentak mendengar suara di ujung ponsel, ia mengusap mata pelan dan menguap, membuat suara kembali terdengar di ujung ponsel.

LavenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang