Lavender

o. Orang asing

Semua berlalu cukup cepat. Tanpa terasa hampir lima hari setelah scenting dan membaiknya hubungan Gio dengan Lavin sudah terlewati.

Segala sesuatunya nampak mudah bagi Gio. Lelaki itu senang karena hubungannya memang semenyenangkan itu, tak ada pertengkaran maupun masalah dan Lavin selalu bisa membuatnya tersenyum senang.

Begitupun bagi Lavin, gadis itu juga merasa hubungan ini mulai bisa dijalani. Ya, walau nyatanya tak ada perbandingan karena memang ini hubungan pertama Lavin, namun kesan yang tercetak jelas masih menyenangkan baginya.

Masih jelas diingatan Lavin bagaimana Gio beberapa kali mampu membuatnya nyaman dan berpikir Apa memang seperti ini rasanya punya hubungan? Karena ya memang tak dipungkiri Gio berhasil membuat Lavin senyaman itu.

Drtt...

"Halo? Iya nanti aku tunggu di lobi lagi ya." Balas Lavin pada Gio tepat sesaat setelah pertanyaan seputar pulang terdengar dari lelaki diujung panggilan itu.

Sudah menjadi kebiasaan baru bagi Gio untuk mengantar jemput Lavin, menurutnya itu hal yang memang harus dilakukan agar hubungan keduanya semakin dekat.

"Vin," Lavin tersentak, ia segera mematikan panggilan saat suara Joela terdengar dari balik pintu. Tak sampai semenit gadis omega itu benar muncul dengan seorang lelaki yang jelas dikenalnya.

"Eh, Pak Vincent?"

"Yuk makan siang, diajak bareng sama Vincent." Ucap Joela yang kemudian dengan cepat menarik pergelangan tangan Lavin, membuat gadis itu bingung namun tak bersuara.

"Kok dia bisa ada disini?" Bisik Lavin pada Joela yang berjalan beriringan dengannya. Keduanya berjalan tepat dibelakang Chris dan Vincent.

"Dia mau meeting sama Chris, tapi lunch dulu." Balas Joela sembari balik berbisik, setelahnya baik Lavin maupun Joela hanya mengekor dalam diam.

---

Lavin, Vincent, Joela dan Chris sampai di sebuah restoran yang nampak familiar bagi Lavin dan Joela.

"Eh, makan disini?" Tanya Lavin menatap ulang restoran itu.

"Iya, gue dikasih tau Gio makanan nya enak."

Lavin terdiam setelahnya, seketika ia teringat pula pertemuan pertamanya dengan Gio yang terjadi di tempat ini.

"Gue sama Lavin pernah ketemu klien disini juga. Lumayan sih makanannya." Joela ikut berbicara, "Ya kan Vin?" Kata Joela lagi, kali ini ia menepuk pelan pundak Lavin membuat gadis itu tersadar dari lamunan singkatnya.

"Eh, iya. Enak kok."

---

Suasana restoran siang ini cukup ramai, hal yang cukup membuat Elina bertambah badmood. Setelah satu jam lalu ia dikabari bagian cathering pernikahannya bahwa ada beberapa kendala yang harus diselesaikan hari ini, akhirnya Elina datang.