🥀__🥀
"Tumben kesini?? Biasanya disuruh main pas weekend ada aja alasannya" Hanin terkekeh, kakinya melangkah dengan tergesa dan masuk kedalam dekapan wanita pertengahan lima puluh tersebut. Ibu adalah tempat pulang paling nyaman, valid.
"Anaknya main bersyukur, bukannya malah ngeroasting" Hanin melepaskan pelukkannya, lalu berjalan menuju dapur, ditangannya sudah ada sekantong besar bahan makanan. Semenjak Hanin bekerja, ialah yang menafkahi orang tuanya. Papanya sudah lumayan tua dan Mamanya pun sudah memasuki usia yang tidak memungkinkan untuk bekerja lagi.
"Anak kamu mana?? Tumben sendirian??"
Hanin terkekeh, "Anak siapa?? Aku belum punya anak ah!" Lengannya dipukul mama dua kali, Hanin terbahak. Sedari awal ia memang sudah dinasehati oleh mamanya, kalau ia mau menikahi Jevaro, itu artinya dia juga harus bisa menerima anak-anak Jevaro.
"Bercanda mama, ya sekolah lah mereka jam segini. Ini aku juga abis dari kampus, karena gak ada kelas lagi dan kalo pulang kerumah pun sepi, jadi kesini aja sekalian" Mama menggeleng pelan, tangannya sibuk menyendokkan sup ayam yang tadi ia masak.
"Kamu gak ada masalah kan??" Mama meletakkan semangkuk sup itu didepan Hanin yang disambut dengan penuh suka cita oleh Hanin, tidak ada restoran yang bisa mengalahkan keenakan sup ayam buatan mama.
"Gak ada, biasa aja. Please dah maaa, aku kesini tuh bukan karena ada masalah doang"
"Agak sedikit tidak memungkinkan tapi, okedeh kalau memang gak mau cerita. Nanti kapan-kapan ajak keluarga liburan kesini lah, sepi tau mama sama papa" Hanin mengangguk, bersyukur banyak karena orangtuanya bukan tipe yang akan banyak bertanya, mereka akan faham kapan anaknya ingin bercerita, meminta pendapat, atau bahkan yang hanya ingin didengarkan saja.
"Mama nih paling best!!" Hanin mengangkat dua jempolnya yang dibalas dua jempol juga oleh mamanya.
"Anak mama juga harus jadi ibu yang hebat!!" Hanin senyum, hatinya meragu. Sebenarnya definisi ibu yang hebat itu bagaimana?? Hanin tidak bisa berpatokan kepada mamanya, karena mamanya lah yang melahirkan Hanin. Tapi Hanin?? Dia punya punya anak tapi tidak melahirkan, apakah kalau dia bisa mendidik anak-anak itu dengan baik, dia bisa masuk kategori ibu yang hebat??
🥀__🥀
"Cell kayaknya dompet gue ketinggalan deh"
"Pake duit gue aja dulu, santai lah" Cella berjalan ditengah, seperti ketua geng. Ia dan teman-temannya sedang berkeliling ke mall, masih lengkap dengan atribut sekolah mereka.
"Eh Cell, kayaknya kalo kita couple barang lucu deh, iya kan guys??" Teman-temannya yang lain mengangguk setuju, Cella pun jadi berfikir demikian. Ia dan teman-temannya selalu berbelanja bersama tapi belum ada satupun barang mereka yang samaan.
"Mumpung disini, kenapa gak cari disini aja?? Yuk miniso" Teman-temannya menggeleng, membuat Cella mau tidak mau menghentikan langkahnya.
"Barang di miniso tuh banyak stock Cell, nanti kalo anak disekolah beli juga gimana?? Gak lucu dong"
"Yaudah, apa dong??" Teman-temannya saling kode, menyuruh yang paling berani untuk bicara.
"Kalo hp aja mau gak Cell?? Kebetulan hp nya Livia, Fira, sama Tata udah retak juga, jadi sekalian aja?? Mau gak??" Cella mengangguk, padahal gadis itu baru saja ganti ponsel satu bulan yang lalu. Kelimanya masuk ke salah satu store yang menjual ponsel mahal, setelah berdiskusi sebentar akhirnya mereka sepakat untuk membeli ponsel dengan kamera boba berwarna pink.
"Satu bill ya mbak, pake ini" Cella menyerahkan kartu debitnya ke pelayan, gadis itu seperti tidak ada beban sama sekali.
"Dek, ada kartu yang lain tidak?? Kayaknya yang ini diblokir" Cella mengernyit, dia belum menggunakan kartu itu untuk pengeluaran besar, bagaimana bisa diblokir?? Tidak mau pelayan tersebut menunggu lama, Cella langsung mengeluarkan kartunya yang lain tapi nihil, sepertinya semuanya diblokir.
"Guys, ada yang bisa nalangin dulu gak??" Teman-temannya semua cemberut, mungkin malu karena mereka seperti remaja yang pengen ponsel mahal tapi tidak mampu.
"Aduh dek, makanya kalau gak mampu tuh jangan banyak gaya. Gegayaan doang, ini kalo gini siapa yang mau bayar?? Mau nyuri ya?? Mau bohongin saya?? Udah pergi deh, nanti saya panggilin security ya?? Heran banget, masih SMA gayanya udah selangit" Kepalang malu, akhirnya mereka berenam keluar dari store tersebut dengan bonus malu karena diperhatikan oleh pelanggan lain di store yang sama.
"Gimana sih Cell??! Malu-maluin aja!!" Bahkan Cella belum sempat menjelaskan keadaannya, teman-temannya sudah pergi meninggalkannya sendirian. Gadis itu juga kesal, kenapa ia harus ditinggalkan??
"Lo kenapa diblokir segala sih anjir!!!!" Cella menatap dua kartu debitnya dengan kesal. "Ini pasti gara-gara tante Hanin!!!"
🥀__🥀
aku sebenarnya tiap ngedraft book ini enjoy banget kayak waktu ngedraft Behind. tapi kalo pas dibaca kesannya "ih apaan sih ini" maaf yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Castle
Fanfiction"Mom, do you know?? I love you. So much!" NoHyuck ft Chenle Cover by Pinterest